Suluk.id, Tulungagung – Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai Role Model dapat menjadikan manusia memberikan kemanfaatan bagi kehidupan di sekitarnya. Pesan tersebut disampaikan Dr. Nur Aziz Muslim, M.H.I dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 MPondok Pesantren Al – Bidayah Tulungagung. Kegiatan peringatan Maulid Nabi dimulai sekitar pukul 19.00 WIB pada tanggal 12 September 2025 di Mushola PP. Al Bidayah Tulungagung. Turut hadir Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc., M.Ag untuk memberikan mauidhoh hasanah sebagai puncak acara. Selain itu, dihadiri dari keluarga ndalem pengasuh, jajaran pengajar (asatidz) dan perwakilan pengurus Pondok Pesantren Putri Nurul Huda.
Nabi Muhammad SAW diutus, tutur Abah Aziz selaku pengasuh PP Al Bidayah Tulungagung, karena untuk menyempurnakan akhlak di zaman yang terang benarang yakni zaman Islamiyah. “dengan satu kata kunci yakni Innama buistu liutammima makarimal akhlak (red – artinya sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia)” jelasnya.
Masih menurut Abah Aziz, penting untuk menanamkan kembali pemahaman bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, khususnya kepada generasi muda. Karena melihat fenomena sekarang banyak pemuda yang kurang paham tentang sirah Nabawiyah atau kisah-kisah kenabian. “mereka lebih tertarik pada model model yang sekarang ini lagi ngetren, misalnya, kiblatnya sudah mengarah ke Korea misalnya” terangnya.
Kemudian, Abah Aziz mengungkapkan bahwa materi tentang sirah nabawiyah yang nanti akan disampaikan ketika mauidhoh hasanah hendaknya tidak hanya disimpan dalam pikiran, tetapi dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ketika mengerjakan sholat subuh dan mengaji di Pondok. Karena yang dikaji merupakan sesuatu berasal dari Nabi Muhammad SAW pula.
“Ini penyakitnya santri ya pak itu biasanya, yang pertama kalau diajak sholat subuh itu sulit pak, kemudian lagi kalau diajak ngaji itu biasanya malas malesan dan lain sebagainya, padahal ketika dikaji itu muatannya adalah muatan yang bersumber dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam” ungkap Abah Aziz.
Sehingga pada akhirnya, Abah Aziz menekankan Nabi Muhammad SAW sebagai pionir yang harus dijadikan sebagai role model atau tauladan. “nanti ketika mauidhoh hasanah, akan diberikan satu bukti ilustrasi bahwa kita patut untuk mempelajari apa yang ada pada Nabiyuna Muhammad SAW sebagai sosok pionir yang harus kita jadikan sebagai role model” pungkasnya.
Pada lain kesempatan Ibu Luluk Zakiyah, M.H.I selaku pengasuh memberikan kesan terhadap acara peringatan Maulid Nabi Pondok Pesantren Al Bidayah tahun 2025 ini. Menurutnya, sebagai agenda wajib tahunan pondok perlu untuk terus dikembangan dan dari tahun ke tahun sudah dilaksanakan lebih baik lagi.
“Alhamdulillah, dari tahun ke tahun peringatan Maulid Nabi walaupun tidak ada kewajiban dari syariat, tapi kita tetap bisa dikatakan sebagai agenda wajib. Karena sebagai ungkapan kegembiraan atas lahirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW” ungkapnya.
Menurut Ibu Luluk juga sebagai penyuluh agama Kemenag Kecamatan Kedungwaru, kegiatan peringatan maulid Nabi dapat melatih rasa gembira yang dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti dengan menggunakan hadroh, makan bersama, tumpengan dan tradisi yang menggantungkan jajan-jajan kemudian diperebutkan sambil melantunkan sholawat.
“Semua itu dapat melatih bagi anak-anak untuk terus ikut dalam acara muludan-muludan pada tahun depan bahkan sampai generasi yang akan datang nanti” terangnya. (mrc).

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat