Suluk.id, Jombang – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek menggelar pengajian rutin Seloso Wage. Kegiatan digelar di halaman Mushola Al-Hikmad Dusun Buntel Desa Keras, Selasa (25/11).
Ribuan jamaah menghadiri pengajian rutin ini. Mereka berasal dari pengurus MWCNU Kecamatan Diwek. Termasuk para pengurus ranting NU dan lembaga. Terutama dari badan otonom Muslimat, Fatayat dan GP Ansor-Banser.
Tampak hadir Camat Diwek Agus Sholihuddin, Kapolsek dan Danramil Diwek sebagai undangan. Rais Syuriah MWCNU Diwek KH Nur Hadi (Mbah Bolong) dan KH Hamdi Sholeh (Ketua MWCNU Diwek) juga hadir memberikan mauidzah hasanah.
Di sela pengajian, dilakukan pemberian papan nama mushala dan masjid. Termasuk beberapa tanya jawab dari peserta.
Rais Syuriah Ranting NU Desa Keras, KH Muhammad Sutarwan, mengapresiasi acara ini. “Pahala mencari ilmu jauh lebih besar dari mengkhatamkan baca al-Quran,” ujarnya. Dia berharap kegiatan seperti ini bisa istiqomah diikuti jamaah NU.
Hal senada disampaikan Camat Diwek, Agus Sholihuddin. “Semoga kegiatan rutin pengajian rutin seperti ini menjadikan masyarakat Kecamatan Diwek makin rukun,” pintanya.
Saat memberikan mauidzah hasanah, KH Hamdi Sholeh, menjelaskan pentingnya puasa bagi umat lslam. “Itu sebagai rukun lslam yang harus dilaksanakan oleh orang berakal dan sudah baligh,” ujarnya.
Dia mendorong jamaah bisa istiqomah puasa. “Karena itu akan kita bawa saat sudah meninggal dunia,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Rais Syuriah MWCNU Diwek, KH Nur Hadi. Kiai muda akrab disapa Mbah Bolong ini menegaskan puasa bisa membawa orang makin bahagia.
“Cirinya ada tiga jika seseorang sedang memperoleh kebahagiaan,” ujarnya. Orang bahagia, lanjut Mbah Bolong, akan memperoleh rezeki dari luar dugaan. “Dan, pastinya dia dipuji dari para temannya,” imbuhnya.
Pengasuh Pesantren Falahul Muhibbin Desa Watugaluh ini menambahkan kebahagiaan yang diperoleh harus juga dinikmati anak. “Caranya tidak hanya diberi makan, anak juga harus didoakan dan disekolahkan dari rezeki yang halal,” ujarnya.
Dengan mengutip kitab Kifayatul Atqiya, dia berharap agar jamaah terus mencari ilmu dan mengamalkannya. “Tidak harus jadi guru atau santri, yang penting rutin senang dengan orang berilmu,” pungkasnya. (muk)
Panelis Debat Calon Bupati Nganjuk (2024)








