Suluk.ID
Friday, February 26, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Pitutur

Antara Intelektualitas, Spiritualitas, dan Mahabbah

by jamal ghofir
November 11, 2019
in Pitutur
Reading Time: 2min read
0 0
0
intelektualitas dan cinta
Share on Facebook

Kita memahami bahwasanya keberadaan penciptaan manusia diprogram oleh Allah SWT dengan menu program yang sempurna, baik pada dimensi lahiriyah-jasmani dan batiniah-ruhani. Oleh karena itu, manusia dengan kesempurnaan ciptaan seyogianya mampu memanfaatkan dan memberdayakan seluruh aspek komponen tersebut dengan sebaik-baiknya.

Perjalanan menuju yang Tunggal memiliki jalannya sendiri-sendiri. Sebagaimana pengalaman spiritual yang dialami oleh seorang hamba dalam mendekatkan diri dengan Tuhannya. Fenomena kegersangan spiritual dewasa ini, dihadapkan lagi dengan arus globalisasi. Menjadikan manusia lebih jauh bahkan menjauh dari Tuhannya. Inilah yang menyebabkan terjadinya kemerosotan pada hakekat penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi.

Sebagai khalifah di bumi, keberadaan manusia harus mampu memberikan contoh yang terbaik bagi seluruh ciptaan. Penciptaan manusia membutuhkan proses yang panjang, dibandingkan dengan penciptaan Tuhan yang lainnya. Ada nilai kecerdasan mewujud dalam diri manusia, ada juga nilai kesombongan hadir dan mempengaruhi pola pikir perjalanan kehidupannya.

Begitu juga adanya arus globalisasi dan kemajuan zaman, manusia dituntut untuk lebih memahami peta pergerakan perkembangannya, agar keberadaan manusia sebagai khalifah di atas bumi dapat menjalankan amanah yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penguatan diri dalam diri manusia dengan pembekalan intelektual sebagai alat guna menelusuri lorong kehidupan menjadi sebuah keniscayaan. Penguasaan pengetahuan tersebut merupakan keharusan bagi umat manusia, dengan pengetahuan ia dapat memetakan perjalanan kehidupannya. Oleh karena itu, realitas kehidupan yang dijalani inilah membutuhkan pembacaan diri bagi setiap individu dalam menapaki jejak perjalanan kehidupan. Dengan muhassbah ia dapat memahami hakekat kehidupan.

BacaArtikel

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Namun Alexis Carel dalam buku Islam Madzhab Cinta Cara Sufi Memandang Dunia, karya Mukti Ali seorang kader Muda NU menjelaskan, bahwasanya Carel melakukan kritik terhadap manusia modern yang di satu sisi, manusia sangat cepat mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menakjubkan, tetapi di sisi lain sangat lamban dalam hal pengetahuan tentang dirinya sendiri. Memahami dan mengenal hakekat manusia adalah sebuah tantangan. Karena mengenal manusia berarti mengenal diri kita sendiri, kehidupan, lingkungan, alam, dan Tuhan. Menurut para sufi, bila manusia tidak mengenal dirinya sendiri, maka sudah dipastikan ia tidak akan mengenal Tuhannya. Disinilah peranan kekuatan spiritual menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menjalani kehidupan ini.

Intelektualitas sebagai alat dalam menapaki jejak langkah perjalanan kehidupan di dunia, sedangkan spiritualitas berfungsi menjadi pembimbing bahkan penasehat, agar perjalanan kehidupan ini tidak tersesat dalam jurang yang mematikan. Seseorang yang mampu menggabungkan dua unsur ini yaitu antara intelektualitas dan spiritualitas, maka akan terlahir unsur baru yaitu Mahabbah. Dengan kehadiran cinta yang mewujud dalam diri seseorang, ia selalu mengedepankan nilai-nilai ketawadu’an, kearifan, membangun keharmonisan, dan tidak mengedepankan egoisme kediriannya yang akan berdampak pada sifat kesombongan dan keangkuhan.

Berkenaan dengan Mahabbah Suhrawardi pernah mengatakan “Sesungguhnya, Mahabbah (cinta) adalah suatu mata rantai keselarasan yang mengikat Sang Pencipta kepada kekasihnya; suatu ketertarikan kepada kekasih, yang menarik Sang Pecinta kepadanya, dan melenyapkan sesuatu dari wujudnya, sehingga pertama-tama ia menguasai seluruh sifat dalam dirinya, kemudian menangkap zatnya dalam genggaman Qudrah”.

Kalau kita mau merenungi dan memahami firman Allah dalam Qs. Al-Ankabut ayat 45 “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. Dapat kita temukan sebuah pertanyaan ,Kenapa ibadah sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar? Maka jawabanya adalah ketika seorang hamba mencintai Tuhannya, dengan kebenaran cinta dan ketulusan hati. Maka tidak akan pernah terbesit dalam benak dan pikiran manusia untuk melakukan perbuatan yang mencederai bahkan menyakiti saudaranya. Karena mahabbah senantiasa menghadirkan ketulusan jiwa dan kebesaran hati dalam menata keharmonisan kehidupan.

Oleh karena itu, relasi antara intelektualitas, spiritualitas dan mahabbahakan membentuk generasi yang memiliki sudut pandang keilmuan yang luas. Yang dibingkai dengan gerak kehidupan pada nilai-nilai ketawadu’an, andap asor, etika dan estetika yang dapat mewarnai keindahan perjalanan kehidupan ini. Semoga kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam mengukir sejarah perjalanan kehidupan kita. Amin…

jamal ghofir

Wakil Sekretaris PCNU Tuban

Previous Post

Mengapa Harus Nabi Muhammad yang Dipilih?

Next Post

Inilah Maqam Mbah Sanusi, Guru Mbah Jabbar

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
0

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

by Wahyu Eka Setyawan
November 6, 2020
0

Sudah jelas dan gamblang, bagaimana kita diajarkan untuk tidak main-main dalam hal urusan rakyat. Jika kader NU itu serius untuk...

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

by Amrullah Ali Moebin
November 5, 2020
0

Sekali lagi pengandaian ini adalah bentuk antisipasi saja. Jika kelak anda-anda yang telah mengkomodifikasi NU dengan membawa bendara NU untuk...

Ngaji Gus Baha, Mengenal Kekuasaan Allah dari Kecilnya Seekor Nyamuk

Bersikap Tenang Menghadapi Pilkada Ala Gus Baha

by Ahmad Athoillah
September 13, 2020
0

KETENANGAN Gus Baha dalam menghadapi setiap persoalan hidup sudah masyhur kita dengar. Di tangan Gus Baha semua terasa ringan, mudah,...

Next Post
Inilah Maqam Mbah Sanusi, Guru Mbah Jabbar

Inilah Maqam Mbah Sanusi, Guru Mbah Jabbar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In