Suluk.di, Jakarta – Guru pendidikan agama lslam (PAl) yang mampu mempublikasikan artikelnya di jurnal ilmiah jumlahnya sedikit. Terlebih sampai tembus di jurnal terindeks Scopus Q1.
Tentu perlu perjuangan berliku bisa sampai dipublikasikan jurnal bereputasi internasional. Ini yang dilakukan Abdul Kholik.
Artikel guru PAl di SDN 2 Jagapura Wetan Cirebon ini dimuat di Journal of Posthumanism. “Edisi tahun 2025 ini untuk volume 5 nomer 4,” ujarnya memulai pembicaraan.
Bapak satu putri ini menambahkan, jurnal itu diterbitkan Transnational Press Ltd di London. Prestasi ini yang membawanya dianugerahi juara pertama kategori jurnal ilmiah PAl.
Penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Agama Rl itu diberikan saat Puncak Hari Guru di Gedung Sasana Kriya TMII Jakarta, Sabtu (6/11). “Yang menyerahkan langsung Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar,” imbuhnya.
Doktor UIN Sunan Gunung Jati Bandung ini mengakui berjuang liku-liku sebelum artikelnya lolos. “Meski keterbatasan sumber daya dan standar jurnal Q1 memang ketat,” jelasnya.
“Ini melelahkan karena banyak koreksi oleh tim reviewer, saya tetap terus berusaha memperbaikinya,” imbuhnya. Kondisi ini juga ditambah dengan masih minimnya kolaborasi dengan sesama penulis.
Tantangan itu dihadapi dengan tekun. Pria kelahiran 3 Maret 1983 ini terkenal sebagai sosok dengan tantangan baru. Baik terkait kompetensi, teknologi, lingkungan kelas dan perkembangan murid.
Berbagai tantangan itu bisa dilalui karena keyakinan tulisannya berdampak kepada perkembangan siswa. “Juga dukungan eksternal dari semua pihak,” imbuhnya.
Dia merasa senang menerima penghargaan itu. “Bercampur antara rasa dan syukur mendalam haru yang tidak terlukiskan dan tanggung jawab yang semakin besar untuk berkobtribusi bagi dunia pendidikan anak bangsa,” ungkapnya.
Dirinya berharap integrasi ilmu dan iman dalam pembelajaran relevan yang memanusiakan siswa makin dikuatkan. “Terutama memperkuat karakter murid dan daya saing,” imbuhnya.
Kolaborasi lintas iman dan lembaga, lanjutnya, juga dipandang penting untuk menanamkan nilai kemanusiaan serta kebangsaan. “Sehingga generasi emas lndonesia bisa benar-benar terwujud,” pungkasnya. (muk)
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan







