Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Saturday, May 28, 2022
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Buya Syafii, Gus Dur, dan Ucapan Ulang Tahun

by Abdur Rouf Hanif
May 31, 2019
in Panutan
0 0
Buya Syafii, Gus Dur, dan Ucapan Ulang Tahun

Jika ada pertanyaan siapa guru bangsa yang tersisa hari ini?. Tentu pikiran kita mengarah pada salah satu sosok piantun sepuh yang cakrawala keilmuannya ia abdikan untuk kepentingan bangsa dan umat Islam. Kita semua memanggilnya Buya.

Kata Buya, diambil dari bahasa Arab yang berarti bapak-ku. Bukan tanpa sebab panggilan itu disematkan pada pria kelahiran di Sumatra Barat 31 Mei 1935 silam. Dedikasinya dalam dunia pengetahuan tidak diragukan lagi, bahkan almarhum Gus Dur menyebutnya sebagai salah satu pendekar Chicago yang memiliki sumbangsih terhadap wacana keislaman di Indonesia.

Buya Syafii selain dikenal sebagai akademisi juga seorang pengayom umat. Khidmahnya pada Muhammadiyah tidak diragukan lagi, beliau menahkodai organisasi bentukan Kiai Ahmad Dahlan tersebut sejak era reformasi 1998 hingga 2005.

Kecintaan Buya pada Muhammadiyah jauh dari kata citra dan kepentingan pribadi. Bahkan ketika Amien Rais ingin menyeret suara Muhammadiyah pada pemilu 2019, Buya rela pasang badan mengingatkan Muhammadiyah pada khittahnya.

Buya memiliki segi kesamaan dengan sahabatnya Gus Dur. Selain kesederhanaannya yang masyhur, Buya adalah pemikir hebat yang memiliki kesamaan visi dengan Gus Dur dalam ihwal toleransi dan keberagaman di Indonesia.

Saat ramai kasus Al-Maidah Ahok. Buya kerap kali tampil di publik dengan argumentasinya yang dinilai kontroversial hingga mendapat banyak cibiran dan hujatan yang datangnya dari beragam pihak.

Buya hanya membalasnya dengan senyum seraya berpesan “Kebenaran tidak bisa dikalahkan oleh amarah,” Buya memaafkan para pembencinya tanpa ada sakit hati dan dendam. Hal tersebut mengingatkan saya pada laku hidup perjuangan Gus Dur semasa hidupnya yang sering dihujat karena pandanganya melawan arus.

Seperti pembelaanya pada Inul Daratista, Kedekatanya dengan agamawan fatikan, Israil dan banyak kasus lainya. Sepeninggal Gus Dur estafet perjuangan toleransi dan hubungan lintas iman diemban oleh Buya Syafi’i Ma’arif.

Pengaruh sosok Buya Syafii bukan hanya terbatas pada generasi Muhammadiyah semata. Lebih dari itu sosok seperti Gus Dur, Buya Syafi’i adalah uswah bagi generasi muslim lintas batas. Baik kalangan Nahdliyin maupun Muhammadiyah bahkan lintas iman sekalipun.

Bagi saya Buya selaksa Gus Dur-nya Muhammadiyah, dan Gus Dur adalah Buya-nya NU. Bangsa ini beruntung memiliki mereka.

Kini dihari ulang tahun beliau yang ke-84. Tidak berlebihan kiranya jika tulisan ini saya persembahkan untuk beliau sebagai wujud terimakasih pada piantun sepuh yang pemikiranya banyak mengubah cara pandang saya terhadap realitas keagamaan dan kebangsaan.

Selamat ulang tahun buya Syafi’i Ma’arif. Dari santrimu Abdur Rouf Hanif.

Abdur Rouf Hanif

Lakpesdam NU Kabupaten Tanggamus

Tags: Gus DurSyafii Maarif
Previous Post

Ngaji Gus Baha, Mengenal Kekuasaan Allah dari Kecilnya Seekor Nyamuk

Next Post

Islam, Pancasila dan Keindonesiaan

Related Posts

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

by Ahmad Wahyu Rizkiawan
May 8, 2022
0

Suluk.id - Mbah Sabil Padangan merupakan ayah mertua dari Mbah Sambu Lasem dan Mbah Jabbar Jojogan. Ketiga ulama tersebut membentuk...

Kisah Tentang KH Zulfa Mustofa

Kisah Tentang KH Zulfa Mustofa

by Redaksi
May 1, 2022
0

Suluk.id - KH ZULFA MUSTOFA. Nama ini, sebelumnya benar-benar asing bagi saya. Baru belakangan ini begitu familier. Setelah kiai muda...

Ketika Mbah Maimoen Zubair Merasa “Ndrodog” Saat Berkunjung ke Kuncen Padangan

Ketika Mbah Maimoen Zubair Merasa “Ndrodog” Saat Berkunjung ke Kuncen Padangan

by Ahmad Wahyu Rizkiawan
October 21, 2021
0

Syaikhina Maimoen Zubair pernah ndrodog (merasa gemetar), saat berkunjung ke Kuncen Padangan. Itu terjadi kala beliau berusia 17 tahun, tepatnya...

Mengenang Bapak Sudirman dan Ibu Supiah

Mengenang Bapak Sudirman dan Ibu Supiah

by Redaksi
August 1, 2021
0

Suluk.id - Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah nama yang paling populer dan paling akrab di masyarakat kita bangsa Indonesia bahkan...

Next Post
Islam, Pancasila dan Keindonesiaan

Islam, Pancasila dan Keindonesiaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

May 8, 2022
Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

May 8, 2022
Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

May 2, 2022
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In