Suluk.id, Jombang – Bangsa lndonesia perlu bersyukur dengan kemerdekaan yang sudah diraih. Caranya dengan saling menghormati dan menghargai. Meski perbedaan agama yang dipeluk.
Pesan berharga itu disampaikan KH Nur Hadi (Mbah Bolong) saat menyampaikan mauidzah hasanah, Selasa (2/9) malam. Acara berlangsung di Dusun Ngepeh Desa Rejoagung Kecamatan Ngoro. Sesi shalawat dipimpin oleh group Irsyadul Awwam.
Desa Rejoagung ini memang sudah ditetapkan Kementerian Agama sebagai Kampung Moderasi di tahun 2024. lni mengingat beragamnya agama yang dipeluk warga Ngepeh. Baik Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha.
Di Dusun Ngepeh berudiri dua gereja, satu masjid dan satu pura. Namun kerukunan warganya terus dijaga sejak dahulu kala.
Begitu juga acara Ngepeh Bershalawat malam itu. Semua warga Ngepeh saling membantu. Meski bukan dari beragama lslam.
“Ada yang menyumbang air mineral dan nasi kotak dari yang non-Islam,” ujar David Syaifullah, Modin Dusun Ngepeh.
Pria berambut gondrong ini menambahkan, acara Ngepeh Bersholawat sudah memasuki tahun kedua. “Tokoh-tokoh agama selain Islam di Dusun Ngepeh memang kita undang semua, baik Kristen, Katholik maupun Hindu,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Ali Imron, perangkat desa Rejoagung. “Kerukunan umat beragama di Ngepeh tidak hanya jadi contoh di Jombang, tapi juga nasional bahkan internasional,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Dirinya berharap agar kerukunan sesama warga harus tetap dijaga. “Meski di sana sini sekarang di lndonesia banyak kerusuhan, kita doakan segera pulih,” imbuhnya.
Wijiono, salah satu pemeluk Hindu, mengapresiasi kegiatan umat lslam yang mengundang komunitas lintas iman. “Terima kasih, kami merasa terhormat dan semoga kerukunan umat beragama di Ngepeh terus dijaga,” ujarnya.
Selama acara berlangsung, dirinya duduk membaur bersama umat beragama lainnya mengikuti rangkaian acara dengan khidmat. Dia dan pemeluk agama non-lslam lainnya juga menikmati makanan dan minuman sama dengan hadirin lainnya.
Hal ini menunjukkan, kata Mbah Bolong, toleransi umat beragama di Ngepeh dijunjung tinggi. “Jangan sampai perbedaan kita menjadi bermusuhan,” ujarnya.
Pengasuh Pesantren Falahul Muhibbin Watugaluh ini menambahkan, berbagai teladan dari Nabi Muhammad Saw harus diwujudkan dalam keseharian. “Karena itu akan menjadi perantara memperoleh syafaat darinya,” imbuhnya.
Dia juga mengajak hadirin terus mendoakan para pahlawan bangsa lndonesia. “Termasuk mensyukuri nikmat kemerdekaan ini harus diisi bagi pembangunan, bukan justru permusuhan,” pungkasnya. (muk)
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk