Suluk.id – Kesuksesan menjadi tujuan utama dari semua orang di dunia ini. Sukses bagi setiap orang mempunyai penafsirannya sesuai masing-masing. Kita dapat melihat dari beberapa perspektif orang dikatakan sebagai orang sukses, yakni secara material atau spiritual. Secara material dapat dilihat dari seberapa besar aset yang dimilikinya. Sedangkan secara spiritual dapat kita lihat dalam berbagai pandangan seperti sukses itu ketika dapat menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya, dapat menyalurkan ilmunya ke orang lain, kebermanfaatan untuk orang lain, dan masih banyak lagi. Dengan demikian kata sukses untuk pembahasan ini dapat kita generalisir untuk kedua hal tersebut.
“Kunci Sukses itu ada dua, yaitu pandai membaca dan silaturahim” kurang lebih seperti itu yang didawuhkan Al Maghfurlah KH. Drs. Muzayyin salah satu pendiri sekaligus guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Kabupaten Kediri. Setiap kali beliau berpesan kepada murid-muridnya bahwa untuk meraih kesuksesan dalam segala hal dapat diraih dengan kedua cara tersebut. Memang tidak secara langsung beliau menjelaskan panjang lebar terkait dua hal tersebut, tetapi kita coba bisa menafsirkan ke dalam beberapa konteks.
Pandai membaca, mungkin menjadi cara mutlak untuk meraih kesuksesan. membaca dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Dengan membaca melalui tulisan kita dapat mengambil pengetahuan yang ada di dalamnya.
Ternyata trend minat baca masyarakat Indonesia pada tahun 2022 rata-rata data yang dilansir dari perpusnas ternyata sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni 63,9 persen. Kenaikan sebesar 7,4 persen dari tahun sebelumnya ini tentunya patut dipertahankan dan ditingkatkan.
Walaupun jika melihat sekilas, masih banyak waktu mereka nyecroll reels instagram, youtube short, atau page tiktok. Intermeso, konsep ini berhubungan dengan istilah filter bubble effects dan echo chamber. Filter bubble effects merupakan sebuah sistem hasil dari algoritma media sosial yang mengambil data kecenderungan minat pengguna, kemudian konten relevan dimunculkan kembali. Sedangkan echo chamber menjadi istilah bertemunya pengguna media sosial yang mempunyai kesamaan minat konten sehingga mereka dapat diidentifikasi sebagai anggota ‘komunitas’ yang membangun sebuah ekosistem media sosial baru. Intinya, kenyamanan dari penawaran media sosial memang sangat menggiurkan pengguna sehingga secara tidak sadar pengguna menghabiskan waktu berlama-lama dan lupa membaca.
Terlepas dari itu, membaca memang sangat penting untuk dibudidayakan. Karena banyak sekali manfaat yang langsung kita rasakan. Dikutip dari tulisan Prof. Ngainun Naim, M.H.I akrab disapa Prof. Naim, beliau pada saat tulisan ini ditulis menjabat sebagai ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN SATU, tidak hanya itu kerendahan hati beliau tercerminkan dari sikap dan tulisannya yang mengena di hati karena mudah dipahami semua kalangan, bagi yang memulai membaca mungkin bisa membuka buku karya Prof. Naim berjudul “The Power of Reading”.
Beliau menyebutkan ada beberapa manfaat dari membaca buku atau suatu bacaan. Mulai dari dapat menjawab rasa penasaran akan pengetahuan, memperluas cakrawala dan perspektif, untuk memperbaiki diri, membuat kita unik dari orang lain, dan menyehatkan otak. Kurang lebih beliau menyimpulkan bahwa kegiatan membaca dapat memengaruhi tabiat, karakteristik, perilaku dan segala hal terkait perkembangan intelektual dan kepribadian. Perubahan lebih baik tersebut mempunyai hubungan dengan kesuksesan seseorang. Semakin banyak pengalaman dari membaca cenderung semakin baik untuk membidik tujuan kesuksesannya.
Tentu membaca tidak bisa dimaknai hanya secara tekstual. Sebagai tradisi Islam kita diajarkan memaknai sesuatu secara kontekstual. Begitu pula kegiatan membaca. Membaca secara kontekstual dapat diartikan dengan membaca situasi, kondisi dan domisili (sikondom). Biasanya berdasarkan orang yang sukses dalam hal apapun, mereka mempunyai kemampuan untuk membaca sikondom.
Misalnya para pengusaha. Tentu mereka akan dapat membaca bagaimana situasi dan kondisi barang, jasanya, kebutuhan pasarnya, apa kegemaran pelanggan, domisili perusahaan apakah mudah terjangkau, di kawasan ramai, dan masih banyak lagi instrumen mengukur situasi dan kondisinya. Dengan dapat membaca banyak hal tersebut memungkinkan untuk para pengusaha sukses mendapatkan keuntungan. Begitu pula semua profesi atau kegiatan, menjadi kemampuan wajib tersendiri untuk membaca peluang dari situasi dan kondisi.
Selain membaca, kunci sukses yakni silaturahmi. Silaturahmi dapat diartikan menyambung hubungan dengan baik antara sesama manusia, terlebih kepada orang tua atau keluarga. Lebih luas lagi kepada saudara, teman lama, teman baru, tetangga-tetangga atau orang-orang yang baru kita kenal.
Melalui jalan silaturahim kita berkesempatan memperluas peluang lapangan pekerjaan, kerjasama antar usaha, dan sebagainya. Tentu harus diimbangi dengan membaca diri untuk terus upgrade kemampuan memenuhi kualifikasi tertentu.
Silaturahim juga dapat dijalin dengan cara mengikuti organisasi positif di masyarakat. Semisal ketika di kampus, banyak tersedia organisasi baik intra atau ekstra kampus, ikatan alumni tempat belajar, organisasi keagamaan yang sudah tersebar luas, organisasi pondok pesantren yang juga majemuk, hingga dimanapun kita berada akan menemukan sebuah komunitas, kelompok atau organisasi. Semua itu bisa kita jalin hubungan dengan baik.
Gabungan antara membaca sebagai peningkatan pengetahuan dan skill, melakukan silaturahmi dengan banyak cara tadi, akan berpotensi lebih mudah menemukan rezeki baik secara spiritual maupun materialnya. Banyak yang sudah merasakan dan menguji konsep ini. Akan tetap relevan setiap zaman. Semoga kita mendapatkan jalan menuju kesuksesan melalui kedua cara tersebut ya kids. Wallahu A’lam. (mrc)
Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat