Suluk.id, JOMBANG – Gebyar Jamiyah Sholawat Nahdlatul Ulama (JASNU) digelar di Dusun Pojok Desa Puton Diwek Jombang, Sabtu (2/8) malam. Sekitar 400 lebih jamaah mengikuti acara rutin malam Ahad Pahing ini.
Para jamaah berasal dari anggota ranting NU se-kecamatan Diwek, perwakilan lembaga dan badan otonom. Termasuk warga NU dari ranting Desa Puton.
Gebyar Jasnu diselenggatakan secara rutin oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek. Khusus malam ini sekaligus untuk memperingati HUT RI yang ke-80.
Acara tersebut dihadiri Rais Syuriah MWCNU Diwek K.H. Nur Hadi dan ketua MWCNU KH Hamdi Sholeh beserta jajaran pengurus.
Tampak hadir pula Minardi, Kepala Desa Puton bersama jajaran perangkatnya. Termasuk para tokoh masyarakat dusun Pojok Puton.
Rangkaian kegiatan dimulai usai shalat Isya. Kegiatan dibuka dengan bacaan tahlil bersama mendoakan ahli kubur dan arwah para pahlawan bangsa. Lalu dilanjutkan dengan acara pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
H Suhari, Ketua Ranting NU Desa Puton, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan acara ini. “Semoga dengan bersholawat yang diselenggarakan oleh JASNU ini, kita bisa mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw,” ujarnya.
Dirinya juga
memohon doa semoga masyarakat Desa Puton dijadikan masyarakat yang gemah ripah serta barokah. “Guyub rukun dalam memajukan pembangunan desanya,” imbuhnya.
Kegiatan juga diisi santunan anak yatim dari ranting NU Desa Puton. Sebagaimana biasa, juga diiringi lantunan sholawat bersama yang penuh semangat dilantukan oleh jamaah dari berbagai kalangan usia.
KH Nur Hadi, saat menyampaikan tausiyah, menegaskan bahwa Indonesia merdeka ini semata-mata berkat rahmat Allah Swt. ” Kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat kemerdekaan ini,” ujarnya.
Kiai akrab disapa Mbah Bolong juga meminta salah satu peserta menyanyikan lagu kebangsaan lndonesia Raya. Setelah usai, dirinya memberikan uang tunai sebagai hadiah kepada sang peserta.
Sedangkan KH Hamdi Sholeh lebih mengajak para jamaah untuk membiasakan shalawat. “Karena shalawat adalah pemecahan segala masalah karena langsung dekengan dari pusat,” ujarnya.
Sesi terakhir dari rangkaian acara adalah penyerahan akta ikrar wakaf (AIW) kepada masjid dan mushala para pengurus masing-masing di Desa Puton. Acara pun ditutup dengan doa setelah pembacaan mahalul qiyam . (sri/muk)
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk