Suluk.ID
Tuesday, July 1, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Mak, Eluhku Netes Ning Ngarep Hape

by Amrullah Ali Moebin
May 25, 2020
in Pitutur
Mak, Eluhku Netes Ning Ngarep Hape
Share on Facebook

Mak, di depan hape tadi aku tak bisa berkata banyak. Aku hanya sesenggukan melihat Emak dan adik-adik di rumah. Eluhku netes ndak karuan Mak. Aku memang bukan anak yang baik. Belum banyak aku lakukan pada Emak. Tapi, doa-doa Emak selalu saja mengalir hingga aku sebejo ini.

Mak, riyaya tahun ini memang tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tak bisa sungkem langsung. Juga tak bisa nyucup tangan dan ndlosor di hadapan Emak. Hanya di hadapan Hape tadi pagi Aku berhadapan dengan Emak. Itupun Aku tak kuat lama. Sebab, kangenku pada keluarga membuat dada ini mbesesek.

Mak, pasti sudah mendengar Corona. Adik-adik di rumah pasti telah banyak cerita. Mak pasti tenang. Sebab, Mak jarang sekali nonton tivi. Corona telah merubah budaya lebaran kita Mak. Mudik dicegah. Salat Ied disarankan di rumah. Salaman pun dianggap salah.

Mak, jika ini terjadi lima tahun saja. Satu generasi bisa menganggap lebaran tanpa silaturahim adalah kewajaran. Tidak bersalaman menjadi kebiasaan. Seolah kita sedang dijauhkan dari rasa kemanusiaan.

Corona telah merubah banyak hal Mak. Bukan hanya lebaran saja. Tapi kebiasaan kita lainnya. Ndekem di rumah yang dulu sering dianggap menyusahkan orang rumah. Sekarang justru jadi solusi untuk menyelamatkan orang lain dari Corona.

Pendapatan teman-temannku nyungsep. Tapi, mereka yang menjual barang-barang untuk kebutuhan peningkatan imun dan alat pelindung diri sugih ndadak. Memang rejeki pun wonten sing ngatur nggeh Mak.

Mak, banyak orang menafikkan Corona. Ada yang bilang ini semacam konspirasi (istilah ini nanti minta penjelasan adik saja). Selain itu ada yang ketakutannya berlebihan. Dua pendapat ini terus saja menggelinding Mak. Aku tak memperdulikan itu semua Mak. Yang jelas aku berharap Corona segera pergi.

Oiya Mak. Jangan terlalu banyak lihat pejabat sambutan kalau pas menonton tivi. Apalagi yang sering mengumunkan corana. Lebih baik lihat iklan saja. Ketimbang melihat orang yang berbicara isuk tempe sore dele. Nanti Mak malah serba repot.

Kata Pakde, saat aku telepon kemarin ada kemungkinan kondisi seperti ini bisa sampai dua tahun. Katanya, belum ada vaksin. Selain itu, tidak ada strategi penyelesaian yang jitu. Semua seolah dibiarkan. Lagi-lagi, masyarakat yang dituding bersalah karena tidak paham dan tidak mengindahkan himbaunnya.

Ya sudahlah Mak. Malah sumpek hati ini. Semoga tulung tinulung masih terus saja ada di desa kita. Seperti biasa. Ater-ater sayur ke tetangga sudah menjadi kebiasaan. Ini sekarang menular di perkotaan. Mereka seperti heboh sendiri saat berhasil menolong. Lha bagi masyarakat desa menolong kan sudah jadi laku hidup.

Pun nggeh Mak.

O enggeh Mak. Masak nopo pagi ini. Pasti ulas-ulas Iwak Pe telah cemepak di meja. Aku kangen dengan sayur andalan keluarga kita itu. Tapi, tidak apa. Aku yakin kelak ulas-ulas iwak pe akan datang di waktu yang tepat. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: coronaDesaEmak
Previous Post

KH Hasyim Jalakan, Ahli Nahwu-Sorof Asal Padangan

Next Post

Suasana Fitri di Kampung Saat Pandemi

Related Posts

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

Permasalahan Mental Bukan Hanya Soal Ibadah

by elhimmah
June 8, 2025
0

Mengalami permasalahan mental adalah hal yang manusiawi dan perlu untuk ditangani. Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental khususnya diri sendiri...

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

Menemukan Tawakal Dibalik Que Sera Sera

by elhimmah
June 8, 2025
0

Rilis pada tahun 1956 Que sera sera merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Jay Livingston dan Rey Evans dengan penyanyi...

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

Mari Bersama Merawat Semangat Kebangsaan dengan Nilai-Nilai Agama dan Budaya

by Redaksi
June 2, 2025
0

Suluk.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk kembali meneguhkan jati diri...

Next Post
Suasana Fitri di Kampung Saat Pandemi

Suasana Fitri di Kampung Saat Pandemi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

July 1, 2025
Bijak Bermedia, Sehat Bermental: Mahasiswa UIN SATU Didorong Jaga Kesehatan Mental Melalui Seminar Nasional

Bijak Bermedia, Sehat Bermental: Mahasiswa UIN SATU Didorong Jaga Kesehatan Mental Melalui Seminar Nasional

July 1, 2025
Biografi R.KH. Muhammad Saiful Anam

Biografi R.KH. Muhammad Saiful Anam

June 29, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025