Suluk.ID
Tuesday, October 14, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
in Pitutur
Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?
Share on Facebook

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh calon dan Tim Sukses (Timses), baik yang menang maupun yang kalah. Khususnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang telah usai hari ini pada, Rabu (09/12).

Ini merupakan bagian dari proses pendewasaan politik bagi para kader partai politik maupun Organisai Masyarakat (Ormas). Entah latar belakang NU ataupun Muhammadiyah. Semua harus kembali pada ego masing-masing. Ingat, yang menang jangan jumawah, yang kalah jangan memendam amarah. Karena siapapun yang menang tetap akan menjadi pemimpin bagi masyarakat.

Yang paling terpenting adalah mengembalikan marwah bendera masing-masing. Karena itu yang paling terpenting. Belajar dari kekalahan adalah hal yang paling bijak. Sehingga mampu menyiapkan kembali apa yang menjadi tujuan baik. Dalam sebuah istilah mengatakan, sapi tidak mungkin habis rumput satu keranjang dalam satu menit. Karena butuh proses panjang untuk mengunyah, agar bisa tertelan.
Sesuai dengan peraturan dan kesepakatan berbangsa dan bernegara. Mengapa demikian?, karena Nabi Muhammad SAW bersabdah, Sesungguhnya orang beriman, itu terikat dengan konsensus dan kesepakatan dalam kehidupannya.

Kita juga sepakat hidup bergandengan satu bangsa, satu negara, satu nusa, satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati, pancasila dipertahankan, UUD 1945 harus kita amalkan, dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, NU merupakan organisasi yang paling dewasa dalam mengawal segala hal, baik dalam politik maupun yang lainnya. Slogan, jika musuh negara, artinya adalah musuh Nahdlatul Ulama (NU). Ini menjadi ageman NU sejak berdiri. Jangan sampai terhanyut dalam politik, namun lupa subtansi peruangan organisasi. Semua harus kembali pada pendewasan pola pikir dan gerakan yang bijak.

Sekali lagi, marwah NU lebih penting.
Seluruh santri dan kader NU harus siap untuk bela negara. Kita patut bersyukur bila sebuah negara anak mudanya memiliki kepedulian, kepekaan terhadap nasib masa depan negaranya. Hal ini menandakan bahwa sebentar lagi Indonesia akan menjadi negara besar. Negara yang di sifati, baldatun toyibatun warobun ghofur.

Negara yang dipenuhi oleh rahmat Allah, di penuhi dengan maghfiroh Allah, dan dipenuhi nikmat anugerah karunia dari Allah Swt.
Bahwa dalam momen Pilkada 2020 ini sebagai bahan refleksi diri untuk senantiasa menanamkan rasa cinta hubbul waton minal iman di dalam diri kader NU. Khususnya di Pilkada Tuban 2020. Siapapun yang menjadi pemimpin, sudah menjadi kesepakatan.

Kesepahaman menjadi salah satu cara bagaimana membangun ciri khas politik yang baik. Sehingga dengan demikian mampu membangun satu laboratorium tempat kader NU untuk menempa diri. Semua orang yakin, NU satu organisasi besar di Indonesia bahkan di Asean yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik bagi bangsa dan negara.

Semua tokoh NU tahu bahwa, kekuasaan adalah tempatnya napsu. Perebutan kekuasaan baik itu Pilkades, Pilkada, Pilgub dan Pilpres. Disitulah tempat orang bertarung mempertaruhkan hawa napsu.

Kembali bahwa, membela negara lebih penting dari pada segalanya. Sehingga berakhirnya Pilkada Tuban merupakan satu bagian rangkaian untuk kembali menata struktur masyarakat lebih baik.

Semarah apapun santri dan kader NU paling mempunyai sikap bijaksana dalam bermasayarakat dan berpolitik. Karena NU adalah perekat bangsa, Indonesia adalah jangkarnya NKRI. Kalau NU suka bertengkar, maka negara akan terpecah. Oleh sebab itu, semua komponen jamiyah nahdlatul ulama harus merfleksikan kembali apa yang perlu dipersiapkan kembali untuk mempersiapkan kadernya mendatang.

Menjadi demokrat sejati lebih bijaksana dari pada menjadi penjahat. Dan itu lebih tinggi dari dunia dan seisinya. Dari pada berjuang hanya berjuang soal kepentingan kelompok. Hal ini hanya akan menjadikan marwah organisasi tergadaikan. Sehingga atas hal ini, banyak yang harus dikembalikan untuk membuat kepercayaan masyarakat. Jamiyah nahdlatul ulama mempunyai tanggung jawab besar, dari pada hanya terhanyut urusan Pilkada.


Artikel ini ditulis oleh Tirta Adji. Seorang warga Tuban pegiat sosial.

Redaksi
Redaksi

Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan

Tags: nuPilkada
Previous Post

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Next Post

Abah Isun, Kyai Kampung

Related Posts

Sampai Pada Do’a Paling Tulus   Dipanjatkan

Sampai Pada Do’a Paling Tulus Dipanjatkan

by Muchamad Rudi C
September 28, 2025
0

Menghadapi hiruk pikuk dunia ternyata sangat melelahkan. Mungkin tidak bagi sebagian orang. Akan tetapi setiap orang punya waktunya masing-masing menghadapi...

Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

by Annisa Nayla Ichyaiddina
September 10, 2025
0

Tidak melulu hati. Kadang orang kalau sudah suka, sampai menutup semua fakta. Meskipun banyak yang mendefinisikan itulah cinta. Tapi menurut...

Lebih Dulu Menikah atau ke Mekah? 

Lebih Dulu Menikah atau ke Mekah? 

by Muchamad Rudi C
October 7, 2025
0

Ada-ada saja memang pertanyaannya. Memang terlihat sepele, tapi menjadi bahan diskusi menarik bahkan sampai serius. Pertanyaan itu muncul ketika saya...

Mengawal Informasi Demonstrasi di Platform

Mengawal Informasi Demonstrasi di Platform

by Muchamad Rudi C
September 3, 2025
0

Kepedulian masyarakat kepada negara hingga sampai golongan akar rumput. Terbukti dengan salah satunya obrolan tentang wacana demonstrasi bulan Agustus 2025...

Next Post

Abah Isun, Kyai Kampung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

Pengajian Rutinan Selasa Wage: Jamaah Diingatkan Bahaya Su’ul Khotimah dan Pentingnya Menjaga Shalat

October 14, 2025
Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

Bupati Nganjuk Hadiri Lomba Baca Puisi SD: “Semangat Tak Bisa Dibeli!”

October 12, 2025
Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

Gelar Workshop Santri Melek Digital, Cetak Konten Kreator

October 11, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025