Tuban memiliki banyak ulama perempuan. Beberapa bulan terakhir ini dua ulama perempuan telah dipanggil Allah SWT. Beliau adalah Ibu Nyai Siti Muthoharoh dari Rengel dan Ibu Nyai Hajjah Basyiroh Zawawi atau Nyai Basyiroh Saimuri dari Jenu.
Kedua beliau ini memiliki titik temu sentral di bagi Masyarakat dan Warga NU Tuban. Kenapa demikian, siapa keduanya dan apa perannya di NU Tuban. Berikut penuturan kami.
Ibu Nyai Hajjah Basyiroh Zawawi
Bu Nyai Basyiroh adalah putri Kyai Saimuri. Beliau lahir di Boyolali, 9 Agustus 1934. Sejak di bangku sekolah sudah aktif di organisasi. Beliau bersama ibu Nyai Umroh Mahfudzoh mempelopori berdirinya IPPNU pada tanggal 8 Rajab 1374 H/ 2 Maret 1955 di Solo. Berikutnya keduanyalah yang menjadi ketua umum IPPNU berturut-turut : Ibu Umroh Mahfudzoh pada 1955 – 1956 dan Ibu Basyiroh 1956 – 1960.
Perjalanan selanjutnya gadis yang bernama Basyiroh ini dipinang oleh Pemuda tampan dari Jenu Tuban bernama Zawawi bin Khusen. Keduanya melangsungkan akad nikah pada Hari Selasa 8 Oktober 1957 jam 20.00.
Ketika di Solo meskipun masih muda, selain aktif di IPPNU dan pendidikan beliau juga sudah ikut jadi jurkam Partai NU di Pemilu 1955. Oleh karena itu saat berada di Tuban yang notabene adalah menantu KH Khusen pimpinan Pondok Pesantren Khufadz Jenu yang menjadi sentra para Hafidz di daerah Tuban serta Rois Syuriah PCNU Tuban yang Pertama tahun 1935 -1945, Ibu Hajjah Nyai Basyiroh Zawawi langsung menjadi orang penting di samping menjadi Pendidik di PGA.
Pada Pemilu 1971 juga menjadi Jurkam Partai NU Kabupaten Tuban yang mengantarkan menjadi Anggota DPRD ll Tuban sampai 1977. Di samping itu Ibu Nyai Hajjah Basyiroh Zawawi juga Aktif dakwah pada Pengajian Pengajian. Pada masa Reformasi Beliau bergabung di PKB sebagai Dewan Syuro dan Penasehat PKB serta Anggota Musytasar PKB.
Sedang di rumah beliau selain membina anak ngaji di pondoknya juga membina Sekolah Formal yaitu TK, MTs Al Hidayah dan MA Al Hidayah yang semakin hari semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat sehingga muridnya semakin banyak.
Penulis pernah diminta dan menjadi Kepala MTs Al Hidayah tahun 1996 – 2000, juga ikut membidani berdirinya MA Al Hidayah. Setelah itu Kepala dijabat oleh putra ke 2 yaitu Bapak Zaenal Makarim lalu digantikan oleh Ibu Siti Aniqoh.
Pada Selasa 19 Januari 2021 beliau dipanggil oleh Allah SWT. Beliau memiliki 6 anak yang nantinya bisa meneruskan perjuangannya .
Berikut anak beliau
- Agus Abroham guru di Jenu.
- Zaenal Makarim Kepala M Ts Al Hidayah.
- M.Syaiful Bahri di Jenu.
- Prof. DR. Lutfiyah dosen UNESA Surabaya.
- Mariyatul Kiptiyah di Bojonegoro.
- M. Hisyam Kepala MA Al Hidayah.
Ibu Siti Muthoharoh binti KH Murtadlo
Ibu dari Bapak Kyai Damanhuri Pimpinan Pondok Pesantren Banjararum Rengel ini lahir di Kompleks Pondok Pesantren Maqom Agung Tuban, 1934. Karena beliau putra KH Murtadlo generasi ke lima kepemimpinan Pondok Pesantren Maqom Agung beliau merupakan kamus bejalan untuk Sejarah PP Maqom Agung seperti disampaikan oleh Bapak KH Mujibul Marom Kyai Maqom Agung pada saat Pemberangkatan Jenazah ibu Siti Muthoharoh Jum’at,4 Maret 2021 .
KH Murtadlo yang masih Cucu KH Ash Shomadiyah Pendiri Pondok Pesantren As Shomadiyah ini adalah Kyai sangat berpengaruh di Tuban dan sekitarnya beliau memimpin PP As Shomadiyah bersama KH Faqih sejak tahun 1925 menggantikan KH Ya’kup yang menggantikan Ayahnya KH Basyar yang sebelumnya KH Basyar bin KH Ma’ruf. Di masa Penjajahan Belanda dan Jepang saat itu Tuban Bupatinya berturut-turut. Yakni Bupati ke 37. R.A.A. Pringgo Digdo/ Kusumo Diningrat ( 1917-1927). Bupati ke 38. R.A.A. Kusumo Broto (1927-1944). Bupati ke 39 R.T. Sudiman Hadiatmojo ( 1944-1946).
Di masa Penjajahan itulah KH Murtadlo memimpin PP As Shomadiyah di samping mengembangkan ilmu juga menampung dan memberi komando masyarakat dalam menentang penjajah dan PP As Shomadiyah seperti Pondok Pesantren yang lain juga menjadi markas pejuang kemerdekaan.
Dengan situasi yang demikian itulah KH Murtadlo memimpin PP As Shomadiyah yang sangat ruwet dan gawat karena pada saat itu santrinya juga berkembang pesat tidak saja datang dari Tuban dan sekitarnya bahkan datang pula dari luar Jawa. Penulis ketika Diklat Pengembangan Masyarakat di Solo Juni 1987 ketemu peserta dari Kalimantan Selatan menceritakan bahwa Ayahnya dulu juga mondok di PP As Shomadiyah Tuban.
Mengingat Problem yang demikian bera itulah sehingga KH Murtadlo ketika awal-awal berdirinya NU, beliau tidak merespon untuk berdirinya NU di Tuban dengan alasan perjuangan Islam cukup melalui Pondok Pesantren dan Pengajian-Pengajian saja.
Dan oleh karena beliau ulama besar sehingga di Tuban tidak ada yang berani mendirikan PCNU dan hal itu direspon oleh KH Khusen di Jenu yang mendirikan PCNU Tuban tetapi hanya meliputi desa Jenu dan Kaliuntu. Sampai pada masa Bupati R.T. Sudiman Atmojo datanglah KH Wahid Hasyim mohon ijin untuk mendirikan PCNU kabupaten Tuba , sebagai Syuriah KH. Abdul Mukti dan Ketua Tanfidziyah KH Muchid Maksum ( 1945 – 1949 ).
Di sinilah titik temu keduanya yaitu Ibu Nyai Siti Muthoharoh yang membawa nama Besar KH Murtadlo dan ibu Nyai Hajjah Basyiroh Zawawi yang membawa nama Besar KH Khusen.
Catatan tambahan. PP As Shomadiyah setelah KH Murtadlo dipimpin oleh KH Ahmad Sholeh (Ayah KH Ahmad Syifa’) , KH Abdul Rahman (Ayah KH Syarif) dan KH Muhdi Dahlan. Pada masa ini PP As Shomadiyah juga mengalami kejayaan, salah satu Santrinya yang masih hidup adalah Doktor KH Isrofil Amar Direktur Pasca sarjana Universitas Islam Darul Ulum Jombang, Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang sekarang Ketua FKUB Jombang.
PP As Shomadiyah mengalami puncak Kejayaan pada masa dipimpin oleh KH Ahmad Syifa yang saat itu menjabat Rois Syuriah PCNU kabupaten Tuban dan Ketua Umum MUl Tuban sehingga berdirilah sekolah2 formal dari RA,M Ts,MA,SMP dan Madrasah Diniyah bahkan setiap mengadakan Haul setiap tanggal 10 Syuro / Muharram sangat ramai selama satu Minggu serta dengan Haul Sunan Bonang setiap Jum’at Wage bulan Syuro / Muharram juga.
Demikian tulisan ini semoga bermanfaat dan memberi semangat berjuang khususnya pada Dzuriyah Beliau berdua.
Tuban 11 Maret 2021/27 Rajab 1442.
Ditulis oleh H. Kasduri Al Anshori.
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan