Suluk.ID
Saturday, May 17, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Panutan

Mengenang Haji Mukhlas

Sosok Istimewa yang Terlahir dari Tempat Istimewa

by Redaksi
July 21, 2021
in Panutan
Mengenang Haji Mukhlas
Share on Facebook

Suluk.id – Mukhlas adalah sosok istimewa yang terlahir dari pasangan Ibu Ngaliyah dan Bapak Hamzah yang berasal dari desa Maibit, kecamatan Rengel. Maibit merupakan desa yang istimewa dan terkenal dengan legendanya, yaitu legenda Lanjar Maibit. 

Konon, Lanjar Maibit merupakan nama yang berasal dari Lanjar artinya seorang janda yang selama menikah belum pernah melakukan hubungan suami istri. Sedangkan kata Maibit berasal dari nama yang diambil dari sesosok orang sakti yang lari dari wilayah kediri dan singgah dirumah Mbah Bibit, sehingga dinamakan Maibit.

Maibit juga terkenal dengan adanya sendang (mata air) yang cukup besar yang menjadi sumber kehidupan masyarakat desa setempat. Banyak cerita yang menyebutkan bahwa sendang ini cukup angker dan sering memakan korban. Konon, sendang ini juga sangat erat berkaitan dengan kisah cinta Sang Lanjar yang berakhir tragis karena mengakhiri hidupnya di sekitar sendang tersebut. 

Selain cerita mistis, Maibit juga istimewa karena pernah melahirkan sosok ulama kharismatik pencipta Shalawat Badar, yaitu KH. Ali Mansyur. Shalawat ini merupakan andalan umat Islam dalam menandingi dan menenggelamkan lagu genjer-genjernya PKI dengan Gerwaninya. Meskipun KH. Ali Mansyur telah lama wafat, yaitu tanggal 24 Maret 1971, akan tetapi Sholawat Badar tidak ikut tenggelam, bahkan terus menggema hingga sekarang. 

*****

Semasa kecil, selain belajar ilmu agama dari kedua orang tuanya, Haji Mukhlas juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah Syi’ar Islam yang berada di lingkungan Pondok Pesantren milik KH. Ali Mansyur. Haji Mukhlas dididik dan ditempa oleh para ulama kharismatik penerus KH. Ali Mansyur, antara lain KH. Masykur, KH. Mukti, dan Kyai Ahmad Syakir yang merupakan salah satu putra KH Ali Mansyur sendiri.

Setelah lulus dari madrasah pesantren tersebut, Haji Mukhlas melanjutkan ke jenjang SLTP (PGA 4 tahun Ma’arif Rengel). Seiring perjalanan waktu, PGA ini kemudian berubah menjadi SMP Islam Rengel, dan terakhir menjadi MTs Ma’arif Rengel sampai sekarang. 

Pada saat itu, PGA 4 Tahun Maarif ini merupakan lembaga pendidikan yang paling bergengsi. Banyak tokoh hebat asli Rengel yang digembleng di madrasah ini, antara lain KH. Saerozi, Kyai Mohammad Thohir, Kyai Muslim, Kyai Abdul Rofiq, dan lainnya. Pada masa menjelang meletusnya Peristiwa G.30.S. PKI, madrasah tersebut difungsikan sebagai markas Gerakan Pemuda Ansor dan Banser. Sudah barang tentu, nama-nama yang saya sebut di atas menjadi aktor utama dalam menggembleng mental spiritual para pemuda yang tergabung dalam Ansor dan Banser. 

Selain melahirkan para ulama, madrasah ini juga melahirkan para pejabat dengan basis kesantrian yang kuat. Enam putra KH Ali Mansyur juga jebolan madrasah ini, yaitu: Sholahuddin, KH. Ahmad Syakir (yang sekarang menjadi pengasuh pondok di Maibit Rengel), Abdullah Nashih, Mohammad Shiddiq, Siti Latifah, Syaiful Islam, dan Badrul Jamal. Nama yang disebut terakhir pernah menjadi hakim agama dan dosen di IAIN Ar-Raniri Banda Aceh. Ada lagi Sun’an yang pernah jadi Kapolres di beberapa Kabupaten. Tokoh lain jebollan madrasah ini yang masih hidup sampai sekarang yaitu Kyai Fathoni Turmudzi, KH. Roziq, Drs. Mujib, dan sebagainya. 

*****

Haji Mukhlas menempuh pendidikan sarjananya di UNSURI yang kemudian berubah menjadi STITMA, dan sekarang IAINU Tuban. Selama kuliah, Haji Mukhlas juga beraktivitas sebagai guru PNS di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Tuban. Beliau mengakhiri lajangnya setelah menyunting gadis cantik bernama Ainul Inayah dari Maibit, putri Bapak Nadzirun yang merupakan pensiunan guru agama. Selama berumat tangga, Haji Mukhlas menempati rumah di lingkungan Pondok Pesantren Makam Agung Tuban. Perkawinannya dengan Aulal Inayah yang juga guru ini dikaruniai satu anak bernama Hamam Al Rosyid. Kehidupan rumah tangga Haji Mukhlas sangat tenteram, damai, bahagia, dan sejahtera. 

Meskipun hanya menempuh pendidikan di lingkup lokal, akan tetapi Haji Mukhlas berhasil menjadi sosok yang cukup diperhitungkan di Tuban. Hal itu dibuktikan beliau dengan menjadi salah satu Kepala Seksi di Dinas Pariwisata. Selain menjadi pejabat, aktivitas Haji Mukhlas yang paling menonjol adalah pengabdiannya untuk kemajuan Nahdlatul Ulama. Sehari-harinya, Haji Mukhlas aktif di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tuban, pembina Remaja di Masjid Agung dan Masjid Rahmat Tuban. Selain itu, Haji Mukhlas juga aktif mengisi ceramah dan pengajian Al Qur’an terutama pada bulan suci Ramadhan, serta sangat aktif di kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan lainnya. 

Syahdan, perjalanan hidup Haji Mukhlas berakhir pada hari Kamis tanggal 15 Juli 2021. Haji Mukhlas dijemput Malaikat Izroil untuk menghadap Allah SWT.

Inna lillahi wa inna Ilahi Roji’un. Selamat Jalan Pak H. Mukhlas. Pengabdian hidupmu dan perjuanganmu menjadi saksi bahwa engkau adalah orang yang istimewa. Aamiin… 

Ditulis oleh:  H. Kasduri Al Anshori

Tuban, 17 Juli 2021

Redaksi
Redaksi

Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan

Tags: MaibitMuklas
Previous Post

Diperingati Secara Virtual, Dies Natalis UIN Satu Tulungagung Berlangsung Khidmat

Next Post

Tentang Medsos, Perempuan dan Ruang Privat

Related Posts

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Mbah Canthing dan Sejarah Desa Mlorah

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

by Mukani
April 21, 2025
0

Fakta baru ditemukan dari peta tentang Desa Mlorah masa klasik yang disimpan di Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde...

Mbah Canthing dan Sejarah Desa Mlorah

Mbah Canthing dan Sejarah Desa Mlorah

by Mukani
April 21, 2025
0

Oleh: Mukani - Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan Belanda ke Sulawesi tahun 1830, banyak...

Cak Ulung, Penggerak Kader Muda Kini Telah Meninggalkan Kita

Cak Ulung, Penggerak Kader Muda Kini Telah Meninggalkan Kita

by Muchamad Rudi C
May 11, 2024
0

Suluk.id - Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun. Angga Ulung Tranggana kerap disapa cak Ulung dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah...

Next Post
intelektualitas dan cinta

Tentang Medsos, Perempuan dan Ruang Privat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

May 15, 2025
Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

May 14, 2025
Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

May 14, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025