Saya memang hanya “alumni” semalam di Pondok Sarang Rembang. Menaruh tas dan salat Tarawih di Pondok Al Anwar, tapi tidurnya di Masjid Pondok MIS yang mepet jalan Pantura itu.
Walaupun tidak pernah belajar dan mengaji di lembaga yang ada di Pondok Sarang, tapi saya berusaha mencari ilmu secara langsung kepada para masyayikh Sarang dengan cara sowan. Mendengar dawuh-dawuh mereka dan minta doa. Hal ini sudah berjalan sejak kecil ketika Ayah saya masih hidup.
Saya sudah pernah sowan ke banyak masyayikh Sarang dan yang paling sering, tentu saja, kepada Mbah Kiai Maimoen Zubair. Selain karena beliau yang paling sepuh, juga karena kealimannya yang sudah masyhur di kalangan santri. Tentu saja juga ada beberapa faktor X lainnya yang tidak cukup diceritakan di sini.
Jadi saya merasa seperti alumni Pondok Sarang. Kadang juga dijadikan referensi oleh beberapa teman untuk bertanya tentang seluk beluk Pondok Sarang. Mereka tanya tentang para kiai dan keadaan pondok-pondok yang ada di Sarang. Tapi saya juga harus tahu diri, kalau ada alumni Sarang yang asli, alumni itulah yang lebih layak dijadikan referensi untuk bertanya tentang seluk beluk Pondok Sarang.
Selain sering sowan dan merasa seperti alumni, sebenarnya saya (dan keluarga Jenu lainnya) masih ada hubungan kekeluargaan dengan keluarga Pondok Sarang.
Baca juga
Pondok Pesantren Lirboyo dengan Segala Ceritanya
Punjernya dari Mbah Muhdhor yang makamnya ada di daerah Sidoarjo. Dari Mbah Muhdhor juga lahir seorang kiai multitalenta, yaitu KH. Ali Masyhuri (Gus Ali) Tulangan Sidoarjo. Insyaallah di lain waktu saya akan ceritakan tentang kaitan Mbah Muhdhor, Pondok Sarang Rembang, Pondok Makamagung Tuban, dan Pondok Jenu Tuban. (Tidak janji lho ya.. hehe..)
Dan termasuk yang membuat saya sering ke Sarang yaitu karena saya punya sepupu di sana, juga punya sepupu jauh, dan punya keponakan yang menjadi keluarga Pondok MIS.
Begitulah cerita dari alumni jadi-jadian seperti saya. Hehe.
***
Santri jaman now, selain mendengar petuah kiai dan minta doa, juga barokahan foto dengan kiai. Hehe
Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban