Suluk.ID
Saturday, September 13, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

Peringatan Maulid Nabi di PP Al Bidayah Tulungagung, Prof. Abad Badruzzaman: Empat Alasan Bershalawat Kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW

by Muchamad Rudi C
September 13, 2025
in Kekabar
Peringatan Maulid Nabi di PP Al Bidayah Tulungagung, Prof. Abad Badruzzaman: Empat Alasan Bershalawat Kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW
Share on Facebook

Suluk.id, Tulungagung – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H Pondok Pesantren Al Bidayah Tulungagung, Jumat (13/9/2025) malam, menghadirkan Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc., M.Ag. sebagai penceramah. Di hadapan santri, pengasuh dan pengajar (asatidz) yang memadati mushola pondok sejak pukul sekitar 19.00 WIB, guru besar ilmu tafsir tersebut menyampaikan dari urgensi bershalawat, menjawab keraguan atas tradisi peringatan maulid, hingga isyarat-isyarat alam yang menyertai kelahiran Rasulullah SAW. Suasana meriah, khidmat dan kebahagiaan terasa sangat kental dalam rangkaian dari awal hingga acara berakhir.

Prof. Abad menegaskan posisi Rasulullah sebagai figur paling agung dalam sejarah manusia, diakui kawan maupun lawan. Menurutnya sosok Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan manusia paling agung dalam sejarah umat manusia. Juga sebagai manusia paling berpengaruh yang akhlak dan perangainya layak diteladani.

“Mengapa memperingati Maulid dan memperbanyak shalawat? Ada yang bertanya mana dalilnya… katakan kepada mereka, cinta tidak perlu dalil,” ucapnya, disambut tawa dan tepuk tangan. “Nabi memang tidak pernah meminta, tapi untuk sekadar memperingati kelahirannya saja kita keberatan?” terangnya.

Prof. Abad menyebut sedikitnya empat alasan yang meneguhkan tradisi bershalawat terutama di bulan kelahiran Nabi. Pertama, alasanya karena Allah dan para malaikat sendiri bershalawat kepada Nabi, merujuk ayat Innallāha wa malā’ikatahu yuṣallūna ‘alan-nabi. Maka sebagai manusia yang hanya sebagai makhluk biasa kenapa enggan melantunkan sholawat. “sendiri sah, berjemaah juga sah. Kalau sudah sah, mau cari dalil apa lagi?” jelasnya.

Alasan kedua, shalawat sebagai wujud syukur dan terima kasih atas jasa Rasulullah menyalakan obor hidayah. Rasulullah seorang yang paling berjasa dalam membawa agama Islam, menumbuhkan keimanan dan ihsan. “Siapa yang paling berjasa atas keislaman, keimanan, dan mudah-mudahan keihsanan kita hari ini, yakni Kanjeng Nabi dan para sahabat,” tegasnya. 

Ketiga, shalawat menghadirkan limpahan kebaikan kembali kepada pembacanya. Ia mengilustrasikan bagaikan menumpahkan air ke gelas yang sudah penuh akan melimpah ke sekitar. Karena itu, ia menganjurkan mendawamkan shalawat dalam berbagai keadaan, sebelum dan sesudah shalat maupun doa, saat lapang atau terhimpit. “Kebaikan itu akan kembali kepada diri kita,” ujarnya. 

Keempat, shalawat sebagai ikhtiar meraih syafaat di hari kiamat. Karena manusia tidak mempunyai jaminan dari amal perbuatan manusia yang cukup untuk dapat masuk surga. Rajin bershalawat, lanjutnya, adalah pengakuan cinta yang dengan izin Allah dapat memantaskan seorang hamba menjadi bagian dari mereka yang berhak atas syafaat. “Kita tidak punya jaminan amal mencukupi. Jangankan menebus surga, menutupi dosa saja mungkin belum cukup. Maka satu-satunya harapan adalah syafaat Kanjeng Nabi,” jelasnya.

Tentu saja, lanjut Prof. Abad ada yang lebih penting sebagai ekspresi cinta yaitu berupaya sekuat tenaga untuk menumbuhkan, menghidupkan, menginternalisasi dalam diri berupa sunnah-sunnah Kanjeng Nabi. Sehingga dengan demikian “di hari yang besar (kiamat) kelak diakui oleh Nabi sebagai saudara-saudaranya Kanjeng Nabi” terangnya. 

Adapun hadits yang menyebutkan bahwa ada orang-orang yang akan diakui sebagai saudara-saudara yang Nabi rindukan. Mereka adalah umat yang datang jauh ribuan tahun setelah Nabi, berada di negeri yang jauh ribuan kilo dari Nabi. “Mereka tidak pernah mendengar langsung kata-kata, tidak pernah melihat langsung wujud fisik, tetapi mereka memilih beriman kepada-Ku (Nabi).” tegas Prof Abad. (mrc).

Muchamad Rudi C

Islamic digital activist. Mugi Barokah Manfaat

Tags: Al-Bidayah TulungagungMaulid Nabi 2025Tulungagung
Previous Post

Mengusung Tema “Meneladani Rasulullah Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta”, PP. Al Bidayah Tulungagung Peringati Maulid Nabi

Related Posts

Mengusung Tema “Meneladani Rasulullah Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta”, PP. Al Bidayah Tulungagung Peringati Maulid Nabi

Mengusung Tema “Meneladani Rasulullah Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta”, PP. Al Bidayah Tulungagung Peringati Maulid Nabi

by Muchamad Rudi C
September 13, 2025
0

Suluk.id, Tulungagung - Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai Role Model dapat menjadikan manusia memberikan kemanfaatan bagi kehidupan di sekitarnya. Pesan...

Penguatan HAM Mahasiswa UPJB Lewat Tradisi Literasi

Penguatan HAM Mahasiswa UPJB Lewat Tradisi Literasi

by Redaksi
September 11, 2025
0

Suluk.id, JOMBANG - Sebagai kota santri, mahasiswa Jombang diharapkan menunjukkan daya kritisnya terhadap problematika kebangsaan. Gagasan-gagasan itu bisa dituangkan dalam...

SMAN Mojoagung Gelar Peringatan Maulid Nabi, Tekankan Keteladanan Dalam Keseharian

SMAN Mojoagung Gelar Peringatan Maulid Nabi, Tekankan Keteladanan Dalam Keseharian

by Mukani
September 10, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah. Ketokohannya tidak hanya diakui umat lslam saja....

Unik dan Sederhana, Peringatan Maulid Nabi di Desa Kayangan

Unik dan Sederhana, Peringatan Maulid Nabi di Desa Kayangan

by Mukani
September 8, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Ratusan jamaah memadati halaman Mushala Nurus Salam Desa Kayangan Kecamatan Diwek, Senin (8/9) malam. Mereka mengikuti peringatan...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Mengusung Tema “Meneladani Rasulullah Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta”, PP. Al Bidayah Tulungagung Peringati Maulid Nabi

Mengusung Tema “Meneladani Rasulullah Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta”, PP. Al Bidayah Tulungagung Peringati Maulid Nabi

September 13, 2025
Penguatan HAM Mahasiswa UPJB Lewat Tradisi Literasi

Penguatan HAM Mahasiswa UPJB Lewat Tradisi Literasi

September 11, 2025
Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

Bukan Sekedar Perasaan, Tapi Juga Menjaga Kewarasan

September 10, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025