Suluk.ID
Sunday, January 24, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Panutan

Romantisme Bung Mahbub

by Edi Eka S
August 27, 2019
in Panutan
Reading Time: 2min read
0 0
0
Romantisme Bung Mahbub
Share on Facebook

Mahbub Djunaidi yang terkenal dengan sebutan Sang Pendekar Pena adalah seorang aktivis yang perannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Seorang aktivis HMI yang kemudian ikut membidani berdirinya PMII sekaligus ketua umum selama dua periode. Aktivis NU juga politikus. Dan juga seorang penulis handal, tulisannya gurih, dan khas.

Tulisan-tulisannya banyak bertebaran di media massa di jaman orde baru yang syarat akan kritik dan humor. Tapi, siapa sangka bahwa dibalik sosoknya yang tegas dank keras dalam pendirian, beliau adalah sosok yang romantis.

Seperti yang kita tahu bersama kisah-kisah romantismu Gus Dur meluluhkan hati Ibu Sinta dengan surat-suratnya, Gus Mus mengekpresikan sisi romantisme dengan syair dan puisi. Kisah-kisah tersebut banyak bertebaran di internet maupun buku. Lain halnya dengan Bung Mahbub, beliau juga sosok yang romantis, tetapi kisahnya tidak banyak diketahui orang. bahkan jarang sekali ada pembahasan tentang sisi romantisme Sang Pendekar Pena itu.

Kisah romantisme Bung Mahbub berawal ketika beliau mampir di rumah KH. Asmawy setelah diajak oleh sahabat karibnya, Kemal Mustafa, yang masih keluarga dari KH. Asmawy. Dari kunjungannya tersebut, ada yang menarik perhatiannya ketika melihat sosok perempuan berkulit putih, tinggi semampai, bertutur halus, juga rapi. Gadis itu bernama Hasni asmawy, putri ke dua dari tujuh bersaudara. Dari perkenalannya dengan Hasni, Mahbub sering berkunjung ke Bandung untuk bertemu dengan gadis tambatan hatinya, dengan dalih rapat PMII atau rapat NU, padahal hanya alasan. Begitu ketengan dari Kemal Mustafa.

BacaArtikel

Abah Isun, Kyai Kampung

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur; Pengembaraan Kang Bejo

Perjuangan Mahbub Diuji ketika pihak keluarga Hj. Fatimah mempunyai permasalahan. Bunda calon mertua Hj. Maryam Masidah tertangkap dengan tuduhan terlibat dalam pemberontakan PRRI-Permesta, sebab menyediakan dapur umum. Mahbub waktu itu yang sudah menjadi intelektual mudanya NU yang juga sudah memiliki kedekatan dengan Bung Karno dan tokoh-tokoh NU, tidak butuh waktu lama untuk hanya sekedar membebaskan Ibu Maryam. Mahbub meminta bantuan KH. Idham Chalid yang menjabat wakil Perdana Menteri, dengan negosiasi tingkat tinggi, bereslah sudah, Ibu Maryam melenggang keluar bui.

Sikap kepahlawanannya langsung senter dibincangkan dikalangan keluarga calon Istrinya. Langkahnya untuk meminang gadis asli Minang tersebut lanjar jaya, tanpa ada halangan. Akhirnya melangsungkan pernikahanya pada 24 September 1960 yang akhirnya dikaruniai 7 orang anak.
Sebelum pernikahannya, Mahbub menulis sebuah wasiat yang sangat indah.

Sebuah hal yang unik memang, bagaimana tidak, wasiat biasanya ditulis ketika seseorang akan meninggal dunia. Tetapi hal tersebut dilakukan Mahbub menjelang hari bahagianya. Wasiat tersebut ditulis pada tanggal 1-2 Djuni 1960 yang isinya

“Andaikata karna suatu hal aku tiada umur, kepada siapa sadja jang menemukan surat ini, tolong sampaikan pada adikku Asni Asymawie. Tolong sampaikan kepadanya bahwa tjintaku abadi, dialah kehidupanku. Diatas njawa dan tjintakuitu aku berharap agar dia dapat mengenangkan aku selama mungkin, memaafkan segala dosaku, supaya dia belajar terus dan memilih orang jang djauh lebih baik dari diriku sendiri. Dia adalah sempoerna bagiku, segala2nja…”

Begituylah surat wasiat yang ditulis oleh Mahbub yang begitu indah. Menunjukkan sisi romantisme Mahbub terhadap pasangannya. Dua sosok yang berbeda, Ibu Hasni yang teliti, rapi, dan memperhitungkan segala resiko, sedangkan Bung Mahbub bebas melenggang meski resiko besar di depan mata. Tetapi tidak ada persoalan. Cinta mereka tetap abadi hingga maut memisahkan keduanya.

*Sumber dari buku “BUNG, Memeoar Tentang mahbub Djunaidi” karya Isfandiari Mahbub Djunaidi dan Iwan rasta.

Edi Eka sejarahwan
Edi Eka S

Ahli sejarah, Alumni UIN Sunan Ampel

Previous Post

NU Lahir Dari Basis Perdesaan, Salah Satunya NU Tuban

Next Post

Saat Nahdliyyin Menjadi Saksi Perkawinan GKI dan HKBP

Related Posts

Abah Isun, Kyai Kampung

by Refki Rusyadi
January 6, 2021
0

Jika dilihat sekilas lewat perawakan fisiknya, siapa yang menyangka Yai Makhsun atau orang biasa memanggilnya dengan nama mbah isun itu...

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

by Amrullah Ali Moebin
November 29, 2020
0

Entah kapan saya pernah membaca kabar dari grup whatsapp tentang meninggalnya kerabat Mbah Imam. Karena saya bangun tidur saya berpikir...

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur

Sosok Kiai Ghazali dan Pondok An-Nur; Pengembaraan Kang Bejo

by Muhammad Rouf
June 20, 2020
0

Di tengah kebingungannnya, Kang Bejo banyak menghabiskan waktu di warung kopi. Ia dengan teman-temannya bercengkerama tentang bagaimana agar dapat menyelesaikan...

Kiai Imam Chambali dan Pesantren Al-Jihad

Kiai Imam Chambali dan Pesantren Al-Jihad

by Muhammad Rouf
June 7, 2020
0

Seorang anak dusun dari Tuban, memberanikan diri keluar dari kampungnya menuju Kota Surabaya, sebut saja namanya Bejo. Ia berangkat ke...

Next Post
Saat Nahdliyyin Menjadi Saksi Perkawinan GKI dan HKBP

Saat Nahdliyyin Menjadi Saksi Perkawinan GKI dan HKBP

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

December 10, 2020
Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

November 29, 2020
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In