Jombang – Jam’iyah Ahlit Thoriqoh al-Mu’tabaroh Qodariyah wan Naqshabandiyah al-Nahdliyah Pusat Cukir menggelar Pengajian Rutin Selasa Wage. Digelar di halaman Mushola Baitul Muttaqien Desa Kayangan, kegiatan ini diikuti setidaknya 500 jamaah, Selasa (5/8).
Tampak hadir sebagai undangan Camat Diwek Agus Sholihuddin. Termasuk kepala desa Kayangan beserta jajaran perangkatnya. Tampak juga para pegengurus Ranting NU Desa Kayangan.
Rangkaian acara dimulai dengan melaksanakan shalat-shalat sunat. Baik shalat taubat, shalat dhuha maupun shalat jajat. Sesi ini diimami oleh Ustadz J Sutadi Effendi.
Acara lalu dilanjutkan dengan istigosah yang dipimpin H Mahfudz. Sedangkan sesi tahlil diimami oleh H Tamhid.
Ketua takmir mushoka Baitul Muttaqien Amin Zein menuturkan merasa senang menjadi tuan rumah. “Semoga kegiatan ini bisa dibawa pulang ilmunya ke rumah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan kepala desa Kayangan Hj Tutik Handayani. Dirinya berharap para jamaah bisa istikomah mengikuti kegiatan seperti ini. “Kalau nanti ada kekurangan dari kegiatan, saya selaku kepala desa meminta maaf,” ujarnya.
Camat Diwek Agus Sholihuddin mendorong jamaah meramaikan kegiatan positif seperti rutinan Selasa Wage ini. “Ilmu yang diperoleh insya Allah akan bermanfaat di dunia dan akhirat kelak,” ujarnya.
Dirinya juga berharap masyarakat Kecamatan Diwek antusias menyambut HUT Rl. “Minta tolong kalau ada bendera merah putih yang berubah warna jadi orange, tolong diganti,” pintanya.
Mursyid Thoriqoh Cukir KH Syamsuddin Ali menegaskan bahwa pengikut thoriqoh pasti mencintai tanah airnya. Sebagai buktinya, sebelum memberikan tausiyah, dirinya mengajak jamaah menyanyikan beberaoa lagu nasional. Seperti Garuda Pancasila, lndonesia Pusaka, Hari Merdeka dan lndonesia Raya.
Para jamaah yang bisa menyanyikan salah satu lagu itu diminta naik ke atas panggung. Diberi hadiah bagi yang hapal dan menyanyikan dengan lengkap.
Pengasuh Pesantren Darul Falah Cukir ini menjabarkan 20 sifat wajib Allah. Sebagai orang lslam, imbuhnya, jamaah harus mengimani dan membuktikannya dalam perbuatan.
Hal ini, lanjutnya, dikarenakan manusia terdiri dari jasad dan ruh. “Mari kita jaga hati kita sehingga menjadi bersih tindakan kita,” pungkasnya.
Selama acara para jamaah mengikutinya secara tertib. Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin KH Abdurrosyad dari Kediri. (muk)
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk