Sunday, June 1, 2025

Tag: Nganjuk

Gelar Musker, Ranting NU Sukorejo Perkuat Program Kerja

Suluk.id, Nganjuk - Sedikitnya 40 pengurus Ranting NU Sukorejo Kecamatan Rejoso yang terdiri dari para pengurus ranting, banom dan lembaga berkumpul, Minggu (4/5/) di kediaman lmam Hambali, ketua ranting NU Sukorejo untuk memperkuat realisasi program kerja yang sudah disusun sebelumnya ranting NU Desa Sukorejo. Kiai Muhammad Musta'in, selaku Rais Syuriah Ranting NU Sukorejo membuka acara dengan do'a bersama dan tahlil. Pada kesempatan sambutannya, ia menyampaikan ...

Read moreDetails

Teruskan Tradisi, Warga Desa Jintel Gelar Ambengan dan Pengajian Saat Nyadran

Suluk.id, Nganjuk - Ratusan warga berdatangan ke balai Desa Jintel Kecamatan Rejoso, Minggu pagi 04 Mei 2025. Beberapa nampak datang dengan menenteng sebuah ambengan di tangan mereka. Ambengen tersebut dimaksudkan untuk menyambut sebuah tradisi turun temurun yakni nyadran. Seluruh lapisan masyarakat berkumpul menghadiri kegiatan tersebut, diantaranya kepala Desa Jintel bersama jajaran perangkat desa, babinsa, babinkamtibmas, pengurus lembaga desa dan para tokoh masyarakat. Rangkaian acara dibuka ...

Read moreDetails

Revitalisasi Program Kerja,MWCNU Rejoso Gelar Musyawarh Kerja

Suluk.id, Nganjuk - Musyawarah Kerja (Musker) MWCNU Rejoso digelar Minggu (27/4). Acara digelar di balai desa Musir Lor dengan sedikitnya 150 peserta menghadiri agenda tersebut. Kegiatan dihadiri perwakilan ranting NU dari seluruh kecamatan Rejoso. Termasuk pengurus MWCNU Rejoso beserta banom dan lembaga di dalamnya. Tampak hadir pula sebagai tamu undangan Dr H Riduwan, wakil ketua PCNU Nganjuk dan jajaran Forkopimcam Kecamatan Rejoso. Rangkaian kegiatan dibuka ...

Read moreDetails

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini berarti masih masuk dalam kalender bulan Badha (Jawa) atau Syawal (Hijriyah). Biasanya, tradisi nyadran di Desa Mlorah digelar bulan Sela (Jawa) atau Dzulqa’dah (Hijriyah). Menurut penulis, fakta tersebut dikarenakan di dalam bulan Sela (Dzulqa’dah) tahun ini tidak ditemukan hari Jumat Pahing. Sehingga tradisi nyadran sedikit ...

Read moreDetails

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir periode akhir 1700-an. Aslinya memang dari Jawa Tengah. Saat Perang Jawa meletus tahun 1825, dia bergabung dengan laskar Pangeran Diponegoro. Meninggalkan kedudukan dan jabatan yang diemban. Demi memenuhi panggilan “perang sabil” yang saat itu dikobarkan. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang ke Sulawesi tahun 1830, ...

Read moreDetails

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Fakta baru ditemukan dari peta tentang Desa Mlorah masa klasik yang disimpan di Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde (KITLV). Ini adalah lembaga yang didirikan tahun 1851 di Universitas Leiden Belanda. Lembaga ini mengkhususkan pada pengumpulan informasi dan memajukan penelitian mengenai keadaan masa kini dan lampau daerah-daerah bekas koloni Belanda dan wilayah sekitarnya. Tiga Titik Peta ini, menurut Moh Faisol (2025), biasanya dibuat oleh ...

Read moreDetails

Mbah Canthing dan Sejarah Desa Mlorah

Oleh: Mukani - Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan Belanda ke Sulawesi tahun 1830, banyak anggota laskarnya meneruskan perjuangan tidak dengan perjuangan fisik. Namun dengan merubah strategi perlawanan untuk menyebar dan berdiaspora dalam meneruskan kaderisasi. Mereka melakukan perlawanan secara kultural. Menurut Zainul Milal Bizawie dalam buku Jejaring Ulama Diponegoro (2019), mereka melakukan gerakan literasi dan memperkuat pemahaman keagamaan terhadap masyarakat. ...

Read moreDetails

Sosial Media

Terkait