Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Saturday, May 28, 2022
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Ulil Abshar, Pendekar Barat Bergeser ke Timur

by Refki Rusyadi
June 10, 2019
in Panutan
0 0
Ulil Abshar, Pendekar Barat Bergeser ke Timur

Mungkin terbilang langka, untuk saat ini seorang sarjana muslim asli Nusantara mampu menyerap dengan baik keluhuran dua kutub pemikiran Barat dan Timur di Usia yang masih muda.

Saya sebut Barat, karena frame nalar liberalnya beliau dapati sejak kuliah di Amerika, dan saya ambil diksi Timur, karena Beliau adalah seorang santri pondok salaf tulen, itu terlihat dari lancarnya beliau nyarehi kitab gundul ihya dengan maknanan Pegon Jawiy.

Cak Ulil, begitu nama awal yang saya pertama kali dengar dan kenal lewat tulisan-tulisannya di media massa kala itu. Mungkin sekitar tahun 2004-an, perkenalan saya dengan beliau lewat kolomnya yang saya baca saat masih mondok.

Sebagai seorang santri yang polos, tulisan Cak Ulil terlalu berani dan membahayakan, meskipun diam-diam saya mengamini kejujuran nalar beliau. Corak berpikirnya kala itu dianggap orang ramai telah menabrak nilai-nilai tabu keagamaan yang profan dan sakral.

Lewat tulisannya, Cak Ulil gemar dan berani membakar dinginnya tembok kejumudan nalar sebagian muslim perihal “kontemporer” yang belum di sentuh dan di jawab oleh bijaknya “nilai” keagamaan.

Beliau berkeyakinan, ukuran sebuah agama sebagai rahmat bagi semesta alam haruslah relevan terhadap problem-problem sosial. Satu essainya yang kuat diingatan saya dengan judul “Membakar Rumah Tuhan”, sontak saja, kelancangan berpikirnya di kecam oleh sebagian kalangan dan dianggap sesat.

Hal itu sudah berlangsung lama, sekitar 3 tahunan ini, saya temui beliau aktif kembali berwacana di medsos lewat ngaji live-nya. Tidak gemen-gemen, kitab yang beliau balah adalah “ihya Ulumuddin” masterpiece-nya pemikir Islam termasyhur Imam Ghozali.

Pasti kita akan tepok jidad melihat manuver pilihannya saat ini. Dari bebasnya nalar galak beliau menyoal jumudnya pikiran, kini terjun bebas ke ruang yang lebih terjaga dan hati-hati menyoal agama lewat “rasa dan hati”

Apa yang kita lihat pada sosok Cak Ulil saat ini, tak akan ada yang pernah mampu memprediksi. Mungkin bisa saja kita beranggapan beliau akan istiqomah dengan nalar liberalnya hingga di usia senja, namun siapa yang menyangka prediksi itu justeru tidak “begitu”.

Saya meyakini ini bagian dari perjalanan nalar seorang cendekiawan muslim yang telah merasakan manisnya buah pikiran Barat dan Timur secara “sadar”.

Malam itu saya nderek beliau ngaos di pendopo Islam Nusantarannya IKAPMII Blitar dan disaksikan oleh sejumlah kader dan sahabat yang haus akan ilmu makrifat.

Mumtaz. Istilah Bahasa Arab yang alih padanannya berarti sempurna. Ungkapan ini yang pasti akan disematkan ke seseorang luar biasa keilmuannya.

Matur sembah nuwun kerawuhane “Gus” Ulil.

Refki Rusyadi

Dosen IAIN Tulungagung.

Tags: LiberalSufiUlil Abshar
Previous Post

Makam Guru Menjadi Penanda Identitas Asal Keilmuan

Next Post

Menantu Terbaik itu Seorang Santri

Related Posts

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

by Ahmad Wahyu Rizkiawan
May 8, 2022
0

Suluk.id - Mbah Sabil Padangan merupakan ayah mertua dari Mbah Sambu Lasem dan Mbah Jabbar Jojogan. Ketiga ulama tersebut membentuk...

Kisah Tentang KH Zulfa Mustofa

Kisah Tentang KH Zulfa Mustofa

by Redaksi
May 1, 2022
0

Suluk.id - KH ZULFA MUSTOFA. Nama ini, sebelumnya benar-benar asing bagi saya. Baru belakangan ini begitu familier. Setelah kiai muda...

Ketika Mbah Maimoen Zubair Merasa “Ndrodog” Saat Berkunjung ke Kuncen Padangan

Ketika Mbah Maimoen Zubair Merasa “Ndrodog” Saat Berkunjung ke Kuncen Padangan

by Ahmad Wahyu Rizkiawan
October 21, 2021
0

Syaikhina Maimoen Zubair pernah ndrodog (merasa gemetar), saat berkunjung ke Kuncen Padangan. Itu terjadi kala beliau berusia 17 tahun, tepatnya...

Mengenang Bapak Sudirman dan Ibu Supiah

Mengenang Bapak Sudirman dan Ibu Supiah

by Redaksi
August 1, 2021
0

Suluk.id - Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah nama yang paling populer dan paling akrab di masyarakat kita bangsa Indonesia bahkan...

Next Post
Menantu Terbaik itu Seorang Santri

Menantu Terbaik itu Seorang Santri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

May 8, 2022
Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

May 8, 2022
Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

May 2, 2022
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In