Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Saturday, May 28, 2022
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Makam Guru Menjadi Penanda Identitas Asal Keilmuan

by Rizal Mumazziq
June 9, 2019
in Pepanggen
0 0
Makam Guru Menjadi Penanda Identitas Asal Keilmuan

Agar tidak “kepaten obor”, orang Jawa menyarankan agar menzarahi pusara leluhur: orangtua, kakek, buyut, dan seterusnya. Agar tahu asal dan jatidiri. Bulan perziarahan biasanya digelar pada Sya’ban, atau dalam kalender Jawa disebut Ruwah. Konon, Ruwah berasal dari istilah Arwah, jamaknya Ruh.

Di bulan Ruwah, menjelang Ramadan (Sasi Poso), digelar tradisi Nyadran alias Sadran atau ziarah ke makam leluhur, mendoakan arwah mereka sekaligus membersihkan pusaranya. Soal pusara alias makam, orang Jawa memang nggak bisa dipisahkan dari perkara ini.

Soal makam leluhur, orang Jawa memang sensitif. Di antara sebab musabab Perang Jawa adalah saat kompeni membangun jalan yang bakal melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro. Provokasi terselubung dari kompeni.

Jelas ini penghinaan. Demikian pula para korban pembangunan Waduk Kedungombo di tahun 1980-an. Mereka enggan direlokasi karena, di antara alasannya, nggak mau berpisah dengan makam para leluhurnya.

Ke manapun dan di manapun hidup, manakala pulang ke kampung kelahiran, seorang Jawa bisa langsung menziarahi pusara orangtua dan leluhurnya. Semacam terjadi prinsip bumerang: semakin keras dan jauh dilempar, semakin cepat berbalik. Bahkan, di antara yang dicurhatkan para eksil yang berdiaspora di Eropa pasca 1965, adalah kerinduan mereka terhadap keluarga serta makam leluhurnya.

Di kalangan santri, saya kira sama. Makam guru menjadi penanda identitas asal keilmuan dan awal pembentukan karakter. Jadi, jika ada santri lalu hilang identitas kesantriannya, biasanya salah satu faktornya tidak pernah menziarahi pusara guru-gurunya. Ibarat pasir, dia menjauh dari magnet lalu kehilangan daya tarik. Semakin menjauh, semakin melayang kena hempasan angin.

Jadi, kalau tetap ingin berada di poros yang telah digariskan oleh para guru kita, jangan pernah lupa memfatehahi beliau-beliau, dan pilih waktu terbaik menziarahi pusara beliau. Mendekat dengan magnet kita. Mendekat dengan cahaya, biar tidak kepaten obor.
——
Pusara Kiai Ma’ruf Mursyidi, Pengasuh PP. Darun Najaa, Jalen, Mlarak, Ponorogo;
Makam KH. Masroeri Abdurrahman, Pengasuh PP. Darul Falah, Ngrukem, Mlarak, Ponorogo;
Makam keluarga pengasuh PP. Darul Hikam, Joresan Mlarak Ponorogo.

Rizal Mumazziq

Dosen

Tags: KeilmuanMakamZiarah
Previous Post

Puasa dan Komunikasi Transendental

Next Post

Ulil Abshar, Pendekar Barat Bergeser ke Timur

Related Posts

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
0

Suluk.id - Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Mengunjungi Pesarean Kiai Shiddiq, Penyebar Islam di Jember

by Dwi Khoirotun Nisa
November 13, 2020
0

Sudah satu tahun enam bulan saya tinggal di Jember. Namun baru seminggu yang lalu saya berhasil melangsungkan agenda ziarah ke...

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

by Muhammad N. Hassan
May 8, 2020
0

Setiap memasuki bulan suci Ramadan, saya selalu teringat Ramadhan pada tahun 2009 atau Ramadhan 1430 H. Saat itu saya diberi...

Next Post
Ulil Abshar, Pendekar Barat Bergeser ke Timur

Ulil Abshar, Pendekar Barat Bergeser ke Timur

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

Manakib Mbah Sabil, Mertua Mbah Sambu dan Mbah Jabbar

May 8, 2022
Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

LEBARAN, LABURAN, LUBERAN, LEBURAN, DAN LIBURAN

May 8, 2022
Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

May 2, 2022
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In