Suluk.id, Jombang – Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) dari Jakarta melakukan verifikasi faktual ke Pesantren Tebuireng, Kamis (3/7). Rangkaian acara mulai siang hingga malam.
Kegiatan itu terkait usulan gelar pahlawan nasional bagi KH Muhammad Yusuf Hasyim, sekretaris jenderal PBNU periode 1967-1971.
Pengajuan sudah dilakukan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur beberapa bulan lalu. Didahului dengan pengajuan dokumen usulan dari masyarakat ke Dinas Sosial Kabupaten Jombang.
Tim TP2GP yang datang ke Tebuireng terdiri dari Dr M Alfan Alfian dan Dr Pepen Nazaruddin beserta dua staf. Tampak mendampingi tim dari Dinas Sosial Jatim dan tim dari Dinas Sosial Kabupaten Jombang.
Hadir pula Asisten Setda Jatim Dr Akhmad Jazuli. Termasuk perwakilan keluarga KH Riza Yusuf dan tim pengusul.
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) mengakui sosok KH Yusuf Hasyim sebagai pejuang di masa-masa kemerdekaan. “Setelah itu masih banyak hal sudah dilakukan bagi bangsa lndonesia,” ujarnya.
Ketua PWNU Jawa Timur ini menjelaskan sosok KH Yusuf Hasyim tidak hanya pengasuh Pesantren Tebuireng periode 1965-2007. “Tapi juga tokoh NU yang konsisten menentang PKl,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Dr M Alfan Afian. Dosen Pascasarjana Universitas Nasional Jakarta ini menegaskan masalah substansi usulan KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) sebagai pahlawan nasional sudah dibahas TP2GP di Jakarta. “Kami ke sini untuk silaturahmi dan verifikasi faktual terhadap sosok Pak Ud,” ujarnya.
Verifikasi ini, lanjutnya, dilakukan untuk menggali informasi, mengklarifikasi dan melihat kesesuaian dokumen usulan dengan fakta lapangan. “Saya yakin Pak Ud ini bukan tokoh kontroversial,” imbuhnya.
Kontribusi Pak Ud diakuinya sejak berjuang mengangkat senjata melawan penjajah. “Bahkan mampu memperjuangkan garis Van Mook saat Agresi Militer,” jelasnya.
Dia mengapresiasi dokumen usulan Pak Ud ini menjadi contoh model dalam penulisan naskah akademik pengusulan calon pahlawan lainnya. “Sangat lengkap dan didukung dengan sumber-sumber primer,” ujarnya.
Pria berkacamata ini menilai Pak Ud sebagai pelopor persatuan umat lslam. “Terutama saat menggalang gerakan untuk menolak pembubaran organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam, red) tahun 1965 dan konsisten hingga wafatnya untuk menolak PKl,” paparnya.
Kegiatan verifikasi ini, imbuh Dr Pepen Nazaruddin, juga mengkroscek ahli waris Pak Ud. “Karena terkait pewarisan nilai-nilai kepahlawanan ke depan yang pasti akan melibatkan ahli waris,” tambahnya.
Perjuangan dan kepahlawanan Pak Ud juga diakui Prof Ali Mufrodi. Anggota TP2GD Jawa Timur ini meyakini sudah tidak ada persoalan terkait usulan Pak Ud menjadi pahlawan nasional. “Hari ini hanya verifikasi faktual saja, tidak ada substansi yang dipermasalahkan,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan, lanjutnya, kontribusi Pak Ud bagi lndonesia sangat nyata. “Mulai dari mendirikan Banser untuk melawan PKl hingga kiprah di dunia pendidikan,” imbuhnya.
Terkait makam Pak Ud di dalam Pesantren Tebuireng, KH Riza Yusuf mengakui sebagai hasil musyawarah keluarga. “Meski dulu Gubernur lmam Oetomo saat takziyah sempat menawarkan agar dimakamkan di TMP saja,” ujarnya.
Sekretaris tim pengusul Anang Firdaus menambahkan sosok Pak Ud sebagai penggagas haul akbar Bung Karno. “Itu terjadi tahun 1980-an, dimana Pak Ud menginisiasi haul akbar Bung Karno di Blitar, bahkan mencetak buku Yasin bergambar Bung Karno,” ujarnya.
Kegiatan verifikasi lalu dilanjut dengan mengunjungi makam Pak Ud di barat masjid Pesantren Tebuireng. Tampak para tamu melakukan tabur bunga di atas pusara makam Pak Ud. (muk)
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk