Suluk.ID
Thursday, August 28, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Buku Menjerat Gus Dur dan Rasa Marah Kita Semua

by Amrullah Ali Moebin
December 31, 2019
in Ngilmu
Buku Menjerat Gus Dur dan Rasa Marah Kita Semua
Share on Facebook

Awal tulisan Virdika Rizky Utama tentang pelengseran Gus Dur di situs alif.id dan nu.or.id pada akhir Juli dan awal Agustus sudah membuat banyak orang tercengang. Sejak saat itu, link tulisan di dua website tersebut selalu disebarkan di beberapa grup whatsapp dan aplikasi pengiriman pesan lainnya. Bahkan, di media sosial pun turut menyebar.

Ada banyak tulisan yang muncul. Seperti tulisan dengan judul Inilah Dokumen Rahasia Rencana Pelengseran Presiden Gus Dur di alif.id mendapat tempat di hati para pembaca. Begitu juga saat tulisan di nuonline dengan judul Dokumen Pemakzulan Presiden Gus Dur: AR sebagai Operator Lapangan pun turut disambut hangat oleh masyarakat.

Berangkat dari tulisan Virdika seorang jurnalis muda ini, semua orang terbuka matanya atas apa yang terjadi saat Gus Dur dilengserkan sebagai presiden. Data yang diungkapkan pun cukup rinci. Semua yang ada di angan-angan bahkan dugaan-dugaan bahwa Gus Dur dilengserkan oleh para oligarki politik di zaman itu adalah sebuah fakta.

Semua skema penjatuhan Gus Dur ditulis dengan apik. Bagaimana pelibatan aktivis mahasiswa hingga para politisi saat itu. Termasuk orang-orang yang saat ini berada di lingkaran Presiden Jokowi.

Ingatan semua orang lantas terhempas pada perkataan Gus Dur saat di sebuah stasiun televisi ataupun sambutan-sambutannya. Gus Dur berkata sejarah akan membuktikan tentang proses penjatuhannya serta apa yang dituduhkan padanya tidaklah benar. Dan, kini pernyataan itu menjadi kuat dengan tulisan dan paparan data milik Virdika.

Fakta itu semakin menajam setelah Virdika menerbitkan buku yang telah dijanjikan. Buku ini diberi judul Menjerat Gus Dur. Tepat saat haul Gus Dur yakni di Desember 2019 buku itu mulai beredar di pasaran. Dokumen rahasia yang membuat penasaran orang pun terpampang jelas dalam lampirannya.

Seperti ulasan Zunus Muhammad tentang buku Menjerat Gus Dur yang dipublis di nuonline yang berjudul Menjerat Gus Dur: Skenario ‘Semut Merah’ Fuad Bawazier dan Rencana Menikung Megawati. Di tulisan tersebut pun mengulas tentang isi dari dokumen yang ada di lampiran buku Virdika. Yakni, surat yang ditulis oleh Fuad Bawazier saat itu pada Akbar Tanjung.

Fuad, di surat itu menulis secara detail pula tentang apa yang telah dilakukan dan direncanakan.

Seperti melibatkan BEM PTN (Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nasional) dan BEM Perguruan Tinggi Swasta yang telah dikoordinir di Cilosari dan Diponegoro (PB HMI) serta kelompok kanan ormas Islam yang tersentral di tiga titik lainnya yakni; Masjid Sunda Kelapa, Istiqlal dan Al Azhar mulai bergerak masif, bergelombang, dan bersamaan hampir di seluruh Indonesia dengan satu komando isu menuntut Gus Dur Mundur.

Kemudian, dia pun juga menuliskan khusus untuk pengepungan senayan untuk mem-pressure DPR agar menerima hasil kerja pansus yang menyatakan Gus Dur telah menyalahkan kekuasaan (abuse of power) secara langsung dipelopori oleh para alumni ILUNI pro, para rektor serta BEM UI dan UMJ. Mereka ini bergerak di bawah komando langsung Ketua Umum PB HMI, Fakhruddin CS.

Termasuk saat sidang paripurna digelar, dia menyatakan adik-adik mahasiswa ini akan bergabung langsung dengan seluruh massa aksi rekan-rekan Pemuda Partai Keadilan yang langsung di bawah komando saudara Hidayat Nur Wahid, Gerakan Pemuda Ka’bah yang dimobilisir oleh saudara Ali Marwan Hanan, massa PBB di bawah saudara Hamdan Zoelva, massa PAN di bawah saudara Patrialis Akbar, dan massa rakyat dan preman yang diorganisir oleh saudara Yapto dan DPP Pemuda Pancasila.

Nah, dia menyatakan saat itulah komando akan dipegang langsung, sedangkan operator lapangan akan dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI, AMPI, GPK, BM PAN, PB HMI, HAMAS, dan IMM.

Sebuah dokumen secamam surat ini tidak berhenti di dalam buku. Seseorang yang telah memiliki buku lantas memotret dan menyebarkannya. Semua orang melihat. Semua membaca dengan perlahan. Kata perkata. Kalimat perkalimat diresapi, bagaimana skema penjatuhan Gus Dur dari kursi presiden.

Semua ekspresi mereka yang membaca tulisan itu pun meledak. Ada yang mengumpat. Ada yang geram lantas berdiskusi dengan kawannya. Termasuk, mereka yang mengekspresikan kemarahan dengan sederhana yakni sebuah menulis story di whatsapp-nya.

Marah, atas perlakukan tersebut itu normal. Geram juga pasti dirasakan bagi mereka yang benar-benar banyak menyarap ilmu pada Gus Dur.

Namun, kemarahan tidak akan merubah situasi. Begitu juga balas dendam pada mereka yang telah tega melakukan fitnah keji terhadap Gus Dur.

Menurut saya, buku serta dokumen rahasia yang telah diungkap ini dapat menjadi rujukan untuk semua pihak dalam melihat konstalasi politik yang terjadi hari ini dan yang akan datang.

Setiap percikan konflik dan isu-isu yang muncul di layar televisi hingga hal-hal yang viral di media sosial serta gerakan masa yang berkepentingan meski semuanya berjalan seolah-olah natural patut diduga ada orang yang sengaja mendesain gerakan tersebut.

Kita harus tahu, siapa sosok yang memiliki bakat untuk menjadi seperti Fuad Bawazier dan para pemain lainnya. Kita juga harus belajar dari setiap peristiwa yang muncul.

Sekali lagi, buku ini bukan sebagai alat untuk balas dendam dan memupuk kemarahan. Melainkan, bisa menjadi sebuah ilmu yang sangat bermanfaat sekali bagi kita orang-orang awam atas apa yang terjadi di tingkatan elit.  Kita bisa menjadi lebih bijak dalam melihat sebuah isu politik yang berkembang. Termasuk kita tidak akan terlalu fanatik dengan para elit.

Setidaknya, kita bisa lebih selow dan tidak gupuhan terhadap gejolak yang muncul karena kepentingan politik. Kita juga semakin bijak dalam menyikapi setiap apa yang menjadi keputusan para politisi.

Saya meyakini, gaya marah para pecinta Gus Dur akan berbeda dengan mereka golongan sumbu pendek. Sebab, Gus Dur selalu berpesan gitu saja kok repot. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Gus Dur
Previous Post

Pesan KH Kholilurrahman Saat Musker PCNU Tuban, NU Harus Solid

Next Post

Lima Aktivitas yang Rekomended untuk Dilakukan Warga NU di 2020

Related Posts

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

Memahami Tren Wacana Untuk Penyampaian Pesan Dakwah Islam

by Abdur Rohman Assidiis
August 19, 2025
0

Suluk.id, Akhir-akhir ini, dunia jagat maya sedang digencarkan oleh wacana perbincangan filsafat. Hal ini dipicu oleh salah satu sosok yang...

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

Memaknai Tiga Ekspresi Kemerdekaan

by Nur Aziz Muslim
August 9, 2025
0

Kemerdekaan bukan sekadar hanya bebas dari penjajahan secara fisik, akan tetapi harus dimaknai sebagai suatu keadaan yang disitu bebas dari...

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

Merangsang Guru PAI Gairah Berliterasi

by Mukani
July 29, 2025
0

Tradisi literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena masih jauh dibanding negara-negara lainnya. United Nations Education, Scientific and Cultural Organization...

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

AKULTURASI BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI DI LINGKUNGAN SOSIAL

by elhimmah
July 18, 2025
0

Kehidupan masyarakat yang majemuk, perjumpaan budaya dan agama menjadi realitas yang tidak bisa dihindari. Sebut saja di Indonesia. Sebuah negeri...

Next Post
Lima Aktivitas yang Rekomended untuk Dilakukan Warga NU di 2020

Lima Aktivitas yang Rekomended untuk Dilakukan Warga NU di 2020

Comments 2

  1. Fakhruddin says:
    6 years ago

    Orang NU bacaannya banyak. Walaupun secara umum nggak sempat/ suka baca, tapi para kiainya adalah pelahap buku yg rakus. Tentu di jaman kiwari ada Gus Baha yg begitu lancar bercerita ttg bacaan2nya.

    Nah ini menjadikan NU tidak kagetan. Tapi ketidakkagetan NU tsb justru kadang membuat kaget orang di luar NU. Contohnya saat NU biasa saja ketika ada kasus Uighur dan santai saja ketika ada kasus penistaan agama santai juga saat koalisi2 politik berganti-ganti rekan.

    Mereka yg di luar NU akan terkaget2 kok NU kaya gitu. Karena kaget mereka menghujat. Haha.

    Nah isi buku tsb sebenarnya sudah banyak diindikasikan oleh banyak tokoh NU. Beliau-beliau memang tidak menyebutkan nama. Seperti Pak Mahfud MD yg bilang bahwa ini belum 30 tahun jangan dibuka dulu. Tetapi di berbagai kesempatan beliau selalu bilang bahwa pelengseran gus dur adalah peristiwa politik. Dg kata-kata seperti itu saja orang NU sudah memahami kok.

    Jadi saya kira orang NU nggak akan dendam dengan teriak2 atau ambil tindakan keras gitu. Tapi dalam hati pasti “delok wae”. Istilahnya disosotno. Tapi Percayalah Sosotan lebih berbahaya dari tindak kekerasan. 😀

    Reply
  2. Khoirul Huda says:
    6 years ago

    Mantab Ketua…

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025