Suluk.ID
Wednesday, August 27, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Panutan

Didi Kempot, Gus Dur, dan Pesan Kemanusian

by Muhammad Makhdum
May 7, 2020
in Panutan
Didi Kempot, Gus Dur, dan Pesan Kemanusian
Share on Facebook

Masih tentang Lord Didi Kempot.

Kepergian Godfather of Broken Heart yang mendadak kemarin masih menyisakan duka bagi semua. Betapa tidak, kapan hari Didi Kempot masih segar bugar dan menggalang konser amal online peduli Covid-19 hingga memperoleh donasi sekitar 7-9 miliar.

Banyak sekali yang merasa kehilangan. Bukan hanya para sobat ambyar, tetapi juga para seniman, pejabat publik, tokoh masyarakat, pegiat kemanusiaan, jurnalis, dan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Berjubelnya para pentakziah yang nekat datang di tengah wabah merupakan bukti bahwa Didi Kempot sangat dicintai banyak orang.

Tak perlu saya mengulas bagaimana perjalanan karir musik Didi Kempot hingga menjadi legenda. Saya justru tertarik membahas spirit yang diusung dalam lagu-lagunya, dan perdebatan para deterjen, eh, netijen sesaat setelah kepergiannya.

Lagu-lagu Didi Kempot sarat dengan ungkapan patah hati, kegalauan tak bertepi, hingga pedihnya dikhianati. Terlebih saat badai Covid-19 melanda dan para jomblo mengalami PSBB (Pernah Sayang Batal Berjodoh). Patah hatinya makin berkeping-keping.

Tapi di tangan Didi Kempot, patah hati disulap menjadi hiburan massal. Patah hati bersama itu ternyata banyak kawannya, bisa dirayakan secara kolosal, dan hanya di panggung konsernya Didi Kempot. Akhirnya, patah hati justru dihayati, dinikmati, dengan ikhlas pula.

Di sinilah asyiknya. Lagu-lagu Didi Kempot digemari seluruh lapisan sosial, menerabas sekat-sekat kehidupan, melintasi perbedaan suku, ras, hingga agama. Saking larutnya dalam kenikmatan, orang tidak ngurusi lagi Didi Kempot agamanya apa. Benar kata Gus Dur, tidak “penting” apapun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”.

Tapi belakangan, entah siapa yang memulai, netijen berdebat mengenai agama Didi Kempot. Lalu menuduh yang bukan bukan, melempar narasi dan provokasi, kemudian menjelek-jelekkan agama tertentu. Di tengah suasana duka, perdebatan seperti ini jelas sangat mencederai rasa kemanusiaan.

Sejak memutuskan menjadi muallaf tahun 1997, Didi Kempot memang tidak banyak berubah, biasa saja, tetap berkiprah di jalur seni. Lord Didi cukup tahu diri, ia menjalani agama barunya tanpa hiruk pikuk publikasi.

Tak perlu pula alih profesi, naik mimbar menjadi penceramah, kemudian ke sana kemari menceritakan kebaikan agama barunya, sambil menjelek-jelekkan agama lamanya. Apakah ada yang begitu? Banyak sekali.

Sejatinya, misi beragama adalah memanusiakan manusia, menebarkan kedamaian bagi sesama. Lalu untuk apa pindah agama jika kemudian malah meniupkan bara permusuhan dan kebencian bagi manusia?

Dalam titik inilah Lord Didi telah menjadi manusia beragama. Ia menebarkan kedamaian dan cinta kasih, mempersatukan semua, melalui lagu-lagunya.

Kagem Lord Didi Kempot, lahul faatihah…

Muhammad Makhdum
Muhammad Makhdum

Anggota Lajnah Ta’lif Wan Nasyr PCNU Kabupeten Tuban

Tags: Didi KempotGus Dur
Previous Post

Ngaji Pasanan di Pondok Pesantren Langitan Tuban

Next Post

Perdebatan Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah

Related Posts

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

Sugeng Tindak KH Muhammad Thoifur Mawardi, Senyumnya Menyejukkan Ucapannya Menenangkan

by Redaksi
August 19, 2025
0

Suluk.id, Tanah Purworejo berduka, langit-langit pesantren bersedih, dan hati ribuan santri ikut menangis ketika kabar wafatnya Syaikhina Abuya KH Muhammad...

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

Keteladanan Etika Dakwah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Dalam Perspektif Qaulan dalam Al-Qur’an

by Abdur Rohman Assidiis
July 1, 2025
0

Kian hari kini, semakin banyak bermunculan pendakwah-pendakwah baru. Dengan berbagai metode dakwah yang mereka gunakan, tentu telah memberikan kesan warna...

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

by Redaksi
May 26, 2025
0

Oleh : Mujahidin Nur, Direktur Peace Literacy Institute Indonesia & Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga BKM (Badan...

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Next Post
Perdebatan Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah

Perdebatan Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025