Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Tuesday, April 13, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Home Pitutur

Bahasa Arab Pesantren dan Nasibnya di Masa Depan

by Refki Rusyadi
June 13, 2020
in Pitutur
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Kenikmatan Membaca Alquran saat Ramadan
Share on Facebook

Rabu siang, gawai saya berdering. Rupanya yang telpon Gus Pete alias Gus Ali syaifullah. Sahabat sejak mondok 2002 lalu. Dalam percakapan via telepon itu beliau bilang hendak mampir ke rumah.

Setiap ketemu, kami selalu membincangkan tentang pesantren dan perkembangannya. Maklum saja, dengan umur yang masih muda, saat ini beliau diamanahi untuk ngopeni (ngurusi) pesantren keluarga di desanya.

Jadi menurut Gus yang satu ini, dia butuh banyak referensi dan teman untuk saling bertukar pikiran soal lembaga endogenusnya Indonesia ini.

Kala itu obrolan kami menyoal tentang bagaimana bahasa Arab di kelola di pesantren. Kami sepakat bahwa pesantren memposisikan bahasa Arab sebagai alat untuk mengupas ilmu agama yang dijabarkan melalui turats atau kitab-kitab kuning pesantren bukan sebagai alat komunikasi seperti yang dilakukan oleh pesantren modern yang konsen kepada praktek berbahasa.

BacaArtikel

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

Tentang Hasil Kongres PMII Dan Hangatnya MU Vs Liverpool

Aku, NU dan Renungan Kala Itu

Load More

Ingat ya, di pesantren tradisional itu bahasa Arab dipelajari sebagai alat menganalisis struktur kata, sampai kalimat. Maka jangan heran jika di pesantren tradisional, dars bahasa Arab lebih banyak disuguhkan dalam bingkai ilmu bahasa bukan praktek berbahasanya. Nah, dari obrolan kami itu saya bertanya ke Gus Pete.

“Gus, lantas jenjang kitab-kitab dasar yang membahas struktur bahasa dalam bentuk bait-bait yang jumlahnya ratusan hingga ribuan itu bagi santri ideal manfaatnya seperti apa?”

“Jurumiyah itu, jenjang bagi santri yang ingin bisa membaca kitab. Sebab dasarnya qoidah dasar struktur bahasa Arab itu ya sudah termaktub di jurumiyah itu. Komplit sudah, (urainya dengan mimik muka menggebu)., kalau Alfiyah, ini berarti santri sudah masuk ke kevel hendak menulis atau menyusun kitab karena bobotnya alfiah itu sudah ke ranah menata bahasa pake rasa dan rima,” jawabnya.

“Lha kalau imrithi gus, Di mana posisinya,” sambung saya.

Gus Te menggeser duduknya. Lantas mengangkat tangannya. Seraya berujar.

“Nah kalo yang itu sebagai penghubung atau konektor gitulah sebelum santri masuk ke ruang alfiyah. Jadi imrithi itu semacam warming up gitu agar santri ga kaget kalau masuk ke alfiyah langsung. Imrithi itu sejatinya mengulas ulang jurumiyah kok, tapi ada pula bab-bab yang isinya sudah mulai menggiring sebagai penghantar menuju Alfiyah.”

“Oooo ngeten nggeh Gus. Sejatinya santri itu kalau PD sama keilmuan yang ada di Pesantren bisa keren ya, kayak Gus Baha itu. Ilmunya kok bisa menyegara gitu.” Saya memberi penekanan atas apa yang telah disampaikan Gus yang makin keren ini.

“Ya itu tantangan hari ini mber (ini nama kondang saya selama sekolah sama beliau dulu. Mber — alias Tember). Santri hari ini belajarnya sepotong sepotong. Belajar diniyyahnya juga cuma sambilan (saya merasa tersindir). Kalah sama urusan-urusan yang lebih formal (mungkin maksudnya sekolah formal). Tapi memang sudah jamannya kok, makane santri saiki ga podo wani dadi Kiai. Karepe kabeh dadi pedagang atau guru atau kerja kerja yang lain. Tapi ya tetap ada status santrinya. Jadi mekikuk kalau kayak gini.” Saya potong keluhannya dengan menawarkan kopi yang sudah saya buatkan.
“Diunjuk Te, kopimu!”

Tanda ba bi bu dia lantas menyruput kopinya. Sama seperti yang sudah sudah, selepas nyeruput kopi yang saya buat, gusPete langsung komentar.

“Kok enak to mber kopimu mesti’an.”

“Yo enak to Te, wong Ra umbas, karek Nyeruput.”

Kami tertawa bersama. (*)

Refki Rusyadi

Dosen IAIN Tulungagung.

Tags: bahasa arabPESANTREN
Previous Post

Dikenal bukan Karena Ceramahnya, Tapi Karena Tulisannya

Next Post

Lagu Anak Murtad dan Fenomena Menyempitnya Panggung Agamawan Dadakan

Related Posts

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

by Wahyu Eka Setyawan
April 13, 2021
0

Sesuatu yang fana pasti akan rusak, harta, tahta dan aneka sifatnya dunia. Sama halnya perilaku eksploitatif lebih dekat dengan kerusakan...

Tentang Hasil Kongres PMII Dan Hangatnya MU Vs Liverpool

Tentang Hasil Kongres PMII Dan Hangatnya MU Vs Liverpool

by Amrullah Ali Moebin
April 8, 2021
0

Degup jantung para kandidat ketua PB PMII pasti tidak karuan malam itu. Setelah ditunda sekian hari barulah pemilihan terjadi. Rabu,...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Aku, NU dan Renungan Kala Itu

by Redaksi
March 16, 2021
0

Saya lahir dan besar di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dengan kultur NU. Kakek, saudara, dan kerabat saya lain banyak yang...

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

by Redaksi
December 10, 2020
0

Setiap momen kontestasi politik pasti ada yang kalah dan menang. Pemandangan seperti ini merupakan hal biasa yang harus dilewati oleh...

Next Post
Lagu Anak Murtad dan Fenomena Menyempitnya Panggung Agamawan Dadakan

Lagu Anak Murtad dan Fenomena Menyempitnya Panggung Agamawan Dadakan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

April 13, 2021
Puasa Ramadan bagi orang kaya

Tentang Puasa Ramadan Bagi Orang yang Mampu

April 13, 2021
Melihat Jejak Gempa Bumi di Tuban dari Prasasti Warunggahan

Melihat Jejak Gempa Bumi di Tuban dari Prasasti Warunggahan

April 11, 2021
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In