Suluk.ID
Tuesday, March 2, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Panutan

Belajar Sabar dari Kiai Aziz Khoiri Lamongan

by Amrullah Ali Moebin
June 7, 2019
in Panutan
Reading Time: 3min read
0 0
0
Belajar Sabar dari Kiai Aziz Khoiri Lamongan
Share on Facebook

Gang Ababil Keluruhan Sidokumpul Lamongan sedikit lenggang. Jalan yang biasanya ramai dengan aktivitas santri ini saat lebaran telah beralih tangan. Kini warga sekitar yang lebih banyak memenuhinya.

Hari itu, hari pertama syawal. Setelah salat idul fitri, masyarakat Lamongan melakukan unjung. Sebuah tradisi berkunjung ke kediaman sanak saudara. Mungkin, unjung diambil dari kata berkunjung. Atau ada makna lain saya kurang paham.

Saya menyusuri lorong yang tak begitu ramai itu. Motor pun berhenti di sebuah rumah sederhana. Tidak megah. Sangat biasa. Di teras, ada dua anak muda bersarung. Dia bersiap menyambut siapapun yang akan menjadi tamu di rumah itu.

Sandal kami lepas. Saya dan kakak ipar masuk. Ruang tamu sudah ada dua orang yang sudah duduk. Mereka sedang menunggu sang tuan rumah.

BacaArtikel

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

Abah Isun, Kyai Kampung

“Abah masih di belakang,” ujar seorang pria yang murah senyum dengan kopyah hitam ala Gus Baha.

Kami menunggu. Menunggu kedatangannya. Tamu perempuan pun berada di ruangan sebelah ruang depan. Sama. Mereka juga menunggu. Menunggu pemilik rumah itu.

Pria dengan rambut yang sudah mulai memutih pun berjalan dari ruang belakang. Saya tak melihat kemewahan pada busana yang dikenakan. Sederhana sekali.

Kami para tamu duduk di bawah. Beliau duduk di atas. Ada kursi khusus yang tengah disiapkan. Sebelum duduk. Para tamu berebut untuk mencium tangannya.

Kiai Aziz. Sosok pria yang sudah tak lagi muda itu. Lebih tepatnya beliau sudah sepuh. Di Lamongan, Kiai Aziz termasuk orang yang disegani. Kiai yang mendirikan Pesantren Al Maruf. Sebuah pesantren yang ada di perkotaan Kota Soto.

Pagi itu, Kiai Aziz tidak banyak dawuh. Dengan tenang bertanya kabar para tamu. Beberapa tamu menjawab. Tak lama kemudian, beliau memanjatkan doa. Doa yang ditujukan pada kita semua para tamu.

Kami mengaminkan. Saya selalu senang. Jika ada seorang kiai sedang berdoa. Lebih-lebih saya berhadapan langsung.

Doa selesai. Kami pamit lantas melanjutkan unjung ke lokasi berikutnya.

Lebaran kali ini mungkin saja menjadi lebaran yang berbeda bagi Kiai Aziz. Sebab, istrinya, Bu Nyai Mariya telah meninggal dunia beberapa bulan lalu. Namun, beliau terlihat tegar.

Melihat sosok yang tegar. Saya ingat betul bagaimana sikap Kiai Aziz saat ada sebuah acara di Masjid Agung Lamongan. Saat itu, pembicara yang telah diundang namun tidak bisa hadir. Sebagai, pemilik hajat. Kiai Aziz pun biasa saja. Beliau dengan tenang menyampaikan ke jamaah yang hadir saat itu.

Pesan sabar, pernah disampaikan ke saya saat sowan usai menikah tahun lalu. Pesannya sama.

“Urip omah-omah kuwi kudu sabar,” kata beliau.

Jadi, hidup berumah tangga itu yang didahulukan adalah kesabaran. Saling pengertian antara satu dengan yang lainnya.

Saya sowan bukan tanpa alasan. Perempuan yang kini menjadi istri saya adalah santri Kiai Aziz. Jadi, saya perlu meminta petuah beliau.

Sebelum pulang pun beliau masih mengingatkan saya lagi. Sekali lagi. Beliau tetap berpesan tentang kesabaran. Begitu juga Bu Nyai Mariya saat disowani istri saya. Pesannya disuruh qonaah.

Sabar dan qonaah bagi saya adalah kunci dalam mengarungi hidup. Seprogresif apapun semangat. Sabar dan qonaah akan tetep menjadi kontrol. Jadi, hidup memang akan terjadi sesuatu yang tak diduga. Maka sabar dan qonaah adalah kuncinya.

Sebelum tulisan ini saya tutup. Saya tanyakan istri saya. Apa pesan Kiai Aziz saat dirinya jadi santri.

“Ya pokok diutus ngaji,” terangnya.

Jadi, kata istri saya mengutip pesan Kiai Aziz. Kelak jika sudah besar santri diminta untuk mengajar. Sebisa mungkin menjadi pendidik

Sehat selalu kiai. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Kiai Aziz KhoiriLamonganPesan Sabar
Previous Post

Sumpah Pemuda(k) dan Pemudi(k)

Next Post

Puasa dan Komunikasi Transendental

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

by suwanto
February 11, 2021
0

Kalau kita telaah sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW telah memberikan keteladanan kepada kita mengenai konsep-konsep dakwah moderat. Bendera yang diusung...

BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

by Wahyu Eka Setyawan
February 11, 2021
0

Bencana yang terjadi akhir-akhir ini sontak semakin menambah beban kehidupan manusia, sudah dikoyak-koyak oleh Pandemi, sebagian saudara kita harus berjibaku...

Abah Isun, Kyai Kampung

by Refki Rusyadi
January 6, 2021
0

Jika dilihat sekilas lewat perawakan fisiknya, siapa yang menyangka Yai Makhsun atau orang biasa memanggilnya dengan nama mbah isun itu...

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

by Amrullah Ali Moebin
November 29, 2020
0

Entah kapan saya pernah membaca kabar dari grup whatsapp tentang meninggalnya kerabat Mbah Imam. Karena saya bangun tidur saya berpikir...

Next Post
Puasa dan Komunikasi Transendental

Puasa dan Komunikasi Transendental

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In