Pertanyaan seperti ini sebenarnya sudah tidak perlu adanya jawaban. Hal itu seperti menanyakan apakah Gus Dur orang Jawa atau orang Bugis? Padahal kita tahu kalau Gus Dur lahir di Jombang, ayah dan ibunya orang Jombang. Kakeknya juga orang Jombang dan dimakamkan di Jombang. Berarti ia orang Jawa. Lantas apa maksudnya pertanyaan tersebut? Simak saja catatan ringan saya berikut.
Semua orang memang sudah banyak yang tahu kalau Nabi kita Muhammad Saw. lahir di Makkah. Ibu dan ayahnya, Sayidah Aminah dan Sayid Abdullah juga orang Arab. Nasab keduanya bertemu pada kakek moyang yang bernama Kilab, ia juga orang Arab. Maka dari itu Nabi Muhammad juga orang Arab. Kalau sekarang lebih tepatnya negara Arab Saudi.
Di sisi lain, Nabi Muhammad pernah bersabda:
“أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرءان عربي، وكلام أهل الجنة عربي”
Artinya: “cintailah Arab karena tiga hal; karena aku orang Arab, al-Qur’an bahasa Arab dan perkataan ahli surga berbahasa Arab.”
Sabda Nabi tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah orang Arab. Hal ini sangat mudah dicerna dan tidak usah didebat. Akan tetapi, kalau kita mau menelusuri silsilah Nabi hingga ke atas, kita akan menemukan kisah yang menarik dan lebih luas.
Sependek pengetahuan saya, Bani Israil sebenarnya berharap kalau Nabi terakhir itu dari Bani mereka. Tapi ternyata Nabi terakhir tidak dari keturunan Bani Israil. Lantas siapa saja yang dianggap keturunan Bani Israil? Israil adalah nama lain dari Nabi Ya’qub bin Ishaq. Nabi Ishaq merupakan putra Nabi Ibrahim dari istri Siti Sarah. Kaitannya apa dengan kisah kearaban Nabi Muhammad?
Kalau menyandarkan bahwa Nabi Muhammad bukan keturunan dari Bani Israil, maka yang lebih dekat yaitu mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah keturunan dari Nabi Ismail. Tidak mengatakan bahwa Nabi Muhammad keturunan Bani Hasyim atau Quraisy. Maka, kalau dilihat dari atas ini (Nabi Ismail), kita bisa mengatakan bahwa Nabi Muhammad bukan keturunan orang Arab. Lho kok jadi begini? Begini ceritanya.
Nabi Ismail itu putra Nabi Ibrahim dari istri yang bernama Siti Hajar. Siti Hajar ini adalah hadiah dari Raja Fir’aun Mesir yang diberikan kepada Nabi Ibrahim kemudian dinikah. Dan Siti Hajar adalah orang Mesir. Sedangkan Nabi Ibrahim sendiri berasal dari Babilon atau Irak. Nabi Ibrahim datang ke Makkah sebagai pendatang. Tidak asli dari Makkah atau Arab. Dari sini diketahui bahwa Nabi Ismail merupakan keturunan campuran antara Babilon dan Mesir. Dari Nabi Ismail inilah kelak menurunkan Nabi dan Rasul terakhir yang bernama Muhammad.
Sudah jelas kan sekarang kalau Nabi Muhammad bukan asli keturunan bangsa Arab. Terus bagaimana dengan sabda Nabi di atas? Apakah salah? Tidak ada yang salah dengan sabda Nabi. Karena yang jelas beliau merujuk keturunan dekat, yakni Suku Quraisy atau Bani Hasyim. Beliau tidak merujuk pada keturunan jauh ke atas hingga Nabi Ismail.
Jadi, keduanya benar, baik yang mengatakan Nabi Muhammad berasal dari bangsa Arab atau dari bangsa Babilonia. Tinggal melihat keturunan mana yang dituju. Kita tidak usah terlalu ngotot dan fanatik. Lagipula beliau juga bersabda:
أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى
“Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang Ajam (non Arab) dan sebaliknya, tidak juga orang kulit merah atas kulit hitam dan sebaliknya, kecuali dengan takwa (kepada Allah).”
Alhasil, takwa adalah segalanya. Termasuk puasa Ramadlan ini kan tujuannya takwa itu. La’allakum tattaquun. Supaya kita tidak beda dengan orang Arab. Wallahu a’lam.
Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban