Suluk.ID
Saturday, December 2, 2023
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pepanggen

Inilah Maqam Mbah Sanusi, Guru Mbah Jabbar

by Joyo Juwoto
December 5, 2019
in Pepanggen
Inilah Maqam Mbah Sanusi, Guru Mbah Jabbar
Share on Facebook

Masyarakat Tuban Selatan mungkin sudah sangat akrab berziarah dan berwisata rohani di maqom Mbah Jabbar. Beliau adalah seorang waliyullah keturunan dari Keraton Pajang yang maqomnya berada di atas bukit Nglirip dekat tempat wisata alam air terjun Nglirip yang berada di desa Mulyoagung Kec. Singgahan. Mungkin tidak banyak yang mengetahui Petilasan kedung Banteng yang sebenarnya juga masih memiliki hubungan historis dengan Mbah Jabbar.

Menurut beberapa sumber, Petilasan Kedung Banteng adalah markas perlawanan Mbah Jabbar ketika dahulu melawan pemerintah Belanda. Konon di petilasan itulah Mbah Jabbar menyimpan benda-benda pusaka keraton dan perlengkapan persenjataan beliau. Namun menurut sumber yang lain mengatakan di petilasan Kedung Banteng bersemayam jasad seorang waliyullah dari Yaman, Mbah Sanusi Al Yamani yang tidak lain adalah salah satu guru dari Mbah Jabbar itu sendiri. Selain Mbah Sanusi, Mbah Jabbar juga memiliki seorang guru yang masyhur diceritakan masyarakat sekitar. Namanya Mbah Ganyong.

Dalam buku “Mbah Jabbar Leluhur dan Dzurriyahnya” disebutkan bahwasanya maqom Mbah Sanusi bersifat ghaib dan tidak ada yang mengetahuinya. Mbah Sholeh Ngerong Rengel pernah berziarah bersama seseorang, namun setelah wafatnya Mbah Sholeh tidak ada lagi yang mengetahui maqom Mbah Sanusi. Konon maqom Mbah Sanusi berada di tengah-tengah perkebunan pohon jeruk yang asri.

Di petilasan kedung Banteng memang terdapat sebuah cungkup yang di dalamnya terdapat dua maqom, yang satu kemungkinan maqom Mbah Sanusi dan satunya lagi entah maqom siapa. Menurut mbah juru kunci Kedung Banteng, sebenarnya kata Sanusi berasal dari kata Jawa “Rasukannipun dipun unusi” maksudnya adalah pakaiannya dilepas, dan ditaruh ditempat itu.

Di depan cungkup terdapat sebuah langgar panggung dari kayu yang juga digunakan oleh orang-orang yang ketepatan waktu sholat masih bekerja di ladang. Selain itu juga dipakai penginapan orang-orang yang datang dari jauh untuk berkhalwat di petilasan Mbah Sanusi.

Untuk menuju petilasan Kedung Banteng relatif mudah, kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat bisa menjangkau hingga di tepi sungai walau jalannya masih makadam. Rute yang bisa diambil dari sebelah utara sumber mata air Krawak ada jalan makadam ke arah kanan hingga tiba di tepi sungai.

Pemandangan menuju lokasi petilasan cukup sejuk, karena berada di kawasan hutan wilayah Kec. Montong Kab. Tuban. Walau pohon-pohon jatinya sudah banyak ditebang, pohon-pohon gerumbul masih banyak menghijaukan sepanjang perjalanan menuju lokasi. Dinding-dinding batu tampak menjulang tinggi sepanjang aliran sungai menambah indahnya panorama menuju petilasan. Sekian.

Joyo Juwoto
Joyo Juwoto

Santri Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban Indonesia.

Tags: Makam Wali
Previous Post

Antara Intelektualitas, Spiritualitas, dan Mahabbah

Next Post

Sayyid Abdullah Mliwang dan Tradisi di Desa Mliwang

Related Posts

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
0

Suluk.id - Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Mengunjungi Pesarean Kiai Shiddiq, Penyebar Islam di Jember

by Dwi Khoirotun Nisa
November 13, 2020
0

Sudah satu tahun enam bulan saya tinggal di Jember. Namun baru seminggu yang lalu saya berhasil melangsungkan agenda ziarah ke...

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

Kisah Ramadan: Belajar Adat Baru di Pondok Pesantren Langitan

by Muhammad N. Hassan
May 8, 2020
0

Setiap memasuki bulan suci Ramadan, saya selalu teringat Ramadhan pada tahun 2009 atau Ramadhan 1430 H. Saat itu saya diberi...

Next Post
Sayyid Abdullah Mliwang dan Tradisi di Desa Mliwang

Sayyid Abdullah Mliwang dan Tradisi di Desa Mliwang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terkait

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

November 29, 2023
Pilot Project Penguatan SPI sebagai Jembatan Implementasi Nilai Budaya Kementerian Agama RI

Pilot Project Penguatan SPI sebagai Jembatan Implementasi Nilai Budaya Kementerian Agama RI

November 29, 2023
Penguatan Moderasi Beragama, Dosen UIN SATU Launching Komunitas Milenial Peduli Literasi Digital

Penguatan Moderasi Beragama, Dosen UIN SATU Launching Komunitas Milenial Peduli Literasi Digital

November 27, 2023
Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2023

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2023