Suluk.ID
Wednesday, August 27, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pitutur

Kata Gus Baha Tentang Seorang Wartawan

by Ahmad Wahyu Rizkiawan
May 27, 2019
in Pitutur
Pesan Gus Baha’ Kepada Para Lelaki yang Tidak Punya Uang
Share on Facebook

Selama mendengar ngaji Gus Baha, saya hanya ndiluk. Menatap wajah Gus Baha hanya sesekali. Rasanya adem dan teduh saat melihat beliau.

Ngaji di kediaman Gus Baha itu baru pertama saya lakukan. Sebelumnya, hanya mendengar melalui youtube dan cerita beberapa kawan.

Namun, siang itu saya benar-benar mengalaminya. Duduk dan mendengar langsung petuah-petuahnya.

Setelah dipembuka menyenggol tentang laki-laki tidak boleh takut jika tidak memiliki uang. Telinga saya kembali tersentak dan terkaget ketika beberapa kali, Gus Baha menyebut kata Ahlul Hadoroh.

Bahkan, betapa Ahlul Hadoroh, kata Gus Baha, sangat penting dalam kehidupan manusia.

Ahlul Hadoroh yang dimaksud Gus Baha adalah orang yang hadir di mana-mana. Selalu tahu peristiwa. Atau orang yang tahu peristiwa. Atau secara mudah, dipahami sebagai orang yang paham informasi dan ilmu. Belajar ilmu agama harus, tapi paham informasi juga sangat penting.

Kenabian Kanjeng Nabi, kata Gus Baha, diketahui masyarakat berkat para Ahlul Hadoroh. Orang yang tahu peristiwa dan memperbincangkannya. Sehingga, pengetahuan itu meluas dan diterima banyak telinga. Tanpa kehadiran Ahlul Hadoroh, bisa jadi, banyak yang tidak tahu kenabian Kanjeng Nabi Muhammad.

“Nabi bisa diketahui karena ada Ahlul Hadoroh,” kata Gus Baha, ” Nabi terkenal karena ada yang membahas,” imbuhnya.

Tidak hanya tahu informasi, Ahlul Hadoroh adalah orang yang paham isu dan mau mencari informasi. Istilah mudahnya, mau membaca informasi maupun membaca peristiwa.

“Kalau jaman sekarang, Ahlul Hadoroh itu orang yang mengabarkan berita,” kata Gus Baha —- entah kenapa, saya merasa wajahnya tiba-tiba menghadap ke sisi kiri, ke arah saya.

Gus Baha menjelaskan jika banyak hal didapat karena jasa para pengabar berita. Di tengah maraknya media abal-abal dan laku media yang tidak baik, masih banyak jurnalis yang berkualitas dan berjasa terhadap kehidupan banyak orang.

“Tidak semuanya buruk, pengabar berita ada yang baik dan sangat berjasa,” katanya di sela-sela pembahasan.

Di tengah banyaknya hoaks, wartawan abal-abal hingga kabar-kabar mencemaskan, masih ada jurnalis yang masih berjasa dengan mengabarkan berita menentramkan. Isu Rohingya hingga kondisi Palestina, kata Gus Baha, bisa diketahui karena jasa jurnalis.

Sejumlah pesan tersirat Gus Baha benar-benar terekam jelas di dada saya. Seolah, Gus Baha mengatakannya secara langsung pada saya. Tentang keberanian-keberanian dan pentingnya mencari ilmu.

Di perjalanan pulang, kawan saya mengatakan,

“Lagek ketemu pisan langsung kesenggol kue” sambil tersenyum cengingisan, menertawakan saya yang baru saja resign dari pekerjaan sebagai seorang jurnalis. (*)

Ahmad Wahyu Rizkiawan
Ahmad Wahyu Rizkiawan
Tags: Gus Baha'NGAJIWartawan
Previous Post

NU dan “Bumerang” Masyarakat Tiongkok-Jepang

Next Post

Pijakan Perjuangan Menuju Satu Abad Nahdlatul ‘Ulama

Related Posts

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

Di Balik Tisu Murah, Ada Harga Sebuah Kehidupan

by Syahrul
August 20, 2025
0

Suluk.id - Lampu merah menyala. Deru kendaraan memenuhi udara, bercampur dengan suara klakson yang bersahut sahutan. Asap knalpot menebal, menusuk...

KKN, Persahabatan, dan Keluarga

KKN, Persahabatan, dan Keluarga

by Ahmad Misbakhul Amin
August 9, 2025
0

Kulon Progo, 09 Agustus 2025_ KKN selayaknya dilakukan dengan riang gembira. Riang gembira itu bisa datang dari dalam diri secara...

Menyejukkan Hati Nurani dengan Pengajian Ahad Pagi

Menyejukkan Hati Nurani dengan Pengajian Ahad Pagi

by Ahmad Misbakhul Amin
July 30, 2025
0

Kulon Progo, 27 Juli 2025. Pagi itu, tidak seperti biasanya aku bangun lebih siang ketimbang beberapa hari lalu. Aku bangun...

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

Mencintai Tuhan Saat Mentadabburi Al-Qur’an

by Araffah
June 17, 2025
0

Mentadabburi Al-Qur'an sebagai sebuah proses merenungkan, memikirkan dengan seksama, atau memperhatikan dengan mendalam tentang apa yang ada dalam sebuah ayat...

Next Post
Pijakan Perjuangan Menuju Satu Abad Nahdlatul ‘Ulama

Pijakan Perjuangan Menuju Satu Abad Nahdlatul ‘Ulama

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

SDN Kayangan 2 Gelar Jalan Sehat, Meriahkan Rangkaian HUT RI ke-80

August 27, 2025
Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

Rutinan Lailatul Ijtima’ MWCNU Diwek Kaji Makna Kemerdekaan

August 26, 2025
Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

Pengurus Ikatan Sarjana NU Jombang Hari Ini Dilantik, Diharap Kolabarasi Demi Kemajuan Jombang

August 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025