Suluk.ID
Friday, February 26, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Panutan

Kiai Misbah Mustofa, Kiai Penulis dan Penerjemah Kitab Paling Produktif di Tuban

by Edi Eka S
May 29, 2019
in Panutan
Reading Time: 3min read
0 0
0
Kiai Misbah Mustofa, Kiai Penulis dan Penerjemah Kitab Paling Produktif di Tuban
Share on Facebook

Sebelum Kiai Nafis Misbah wafat pada 25 November 2016, saya pernah bertemu dengannya. Persis tiga hari sebelum beliau meninggal. Kiai Nafis meninggal saat Jumat. Saya bertemu sekitar selasa.

Pertemuan yang sungguh saya tak menyangka. Jika itu menjadi pertemuan terakhir. Kiai Nafis adalah putra ketiga dari Kiai Misbah Mustofa. Dari Kiai Nafis saya mendapat sedikit cerita tentang abahnya. Ya, kisah tentang Mbah Misbah Bangilan.

Kiai Misbah Mustofa memang lebih kenal dengan sebutan Mbah Misbah. Sosok kharismatik ini pendiri Pondok Pesantren Al-Balagh di ujung selatan Kabupaten Tuban, tepatnya di Dusun Karang Tengah Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban.
Bangilan itu berada di Tuban bagian selatan. Daerah yang dulu menjadi jalur kiai-kiai Bojonegoro saat menempuh perjalanan menuju Lasem.

Mbah Misbah lahir 5 Mei 1916 di Desa Sawahan Gang Palen Kabupaten Rembang dari pasangan K.H. Zainal Mustofa dan Nyai Khotijah.

BacaArtikel

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

Abah Isun, Kyai Kampung

Jadi, Mbah Misbah masih saudara dari K.H. Bisri Mustofa (ayah Gus Mus). Bisa jadi Gus Mus memanggil Mbah Misbah dengan sebutan Pakde ataupun Paklek.

Mbah Misbah termasuk ulama yang paling produktif menulis. Karyanya kurang lebih 200. Baik terjemahan ataupun hasil dari pemikirannya.

Mbah Misbah kecil memulai pendidikannya di Kasingan Rembang diasuh oleh Kiai Kholil. Di bawah asuhan Kiai Kholil, Mbah Misbah sangat tekun dalam belajar ilmu agama hinga terkenal “Nglothok” dalam memahami kitab Alfiyah Ibnu Malik. Kemudian beliau meneruskan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Mbah Misbah yang merupakan santri langsung dari Hadratussyeh K.H Hasyim Asyari sewaktu mondok di Pesantren Tebuireng. Dari pertemuannya sebagai seorang santri dari ulama besar di tanah jawa inilah yang mempengaruhi pemikiran Mbah Misbah dalam menulis dan acap kali dijadikan rujukan dalam menulis.

Setelah itu beliau berangkat menimba ilmu di Mekah untuk memperdalam ilmu agamanya. Kemudian pulang dan pada tahun 1940. Sesampai di Nusantara lantas beliau menikah dengan Nyai Nasihah putri K.H. Ahmad Ridwan dari Bangilan. Hingga kemudian membangun masjid dan pondok pesantren.

Dengan keilmuawan yang mumpuni, pondok pesantren Al-Balagh mengalami perkembangan pesat. Santrinya tidak hanya dari Tuban, melainkan banyak dari luar kota.

Dengan kesibukan mengajar ngaji dan ngurus para santri, beliau tidak pernah meningalkan buku. Tidak ada waktu luang bagi Mbah Misbah. Waktu luang baginya adalah kesempatan untuk menulis.

Karya tulisnya sebagian besar adalah karya terjemahan dalam bahasa Indonesia ataupun arab pegon. Arab pegon adalah tradisi pesantren yang tetap beliau lestarikan sebagai bentuk dari budaya pesantren.

Karya-karya Mbah Misbah yang terkenal diantaranya adalah tafsir Al-Iklil Fi Ma’anit Tanzil, Tafsir Tajul Muslimin, juga terjemaha dari tafsir Jalalain dan lain-lain. Dalam bidang Fiqih beliau menulis Aqimus Sholah, Masailul Janaiz wal Barzah (terjemahan kitab tauhid dan aqidah yang dipelajari santri pemula), terjemahan Safinatun Najah, Al-Muhadhab dan banyak kitab-kitab karangan atau terjemahan beliau yang diterbitkan oleh penerbit Balai Buku Surabaya.

Dari karya-karyanya beliau adalah sosok yang tidak hanya menekuni satu bidang ilmu saja. Namun, segala bidang ilmu dipelajarinya. Sehingga mampu menulis karya hingga sebanyak itu. Yang menggolongkan beliau sebagai satu diantara ulama-ulama di tanah air yang paling produktif. (*)

Sumber:
Misbah Mustofa, Salat dan Tata Krama, Al-Misbah: Tuban, 2006. Sampul belakang.

Perbincangan dengan Alm. Kiai Nafis Misbah (putra ke-3 K.H. Misbah Mustofa) Jumat 25 November 2016. (tiga hari sebelum Kiai Nafis wafat)

Edi Eka sejarahwan
Edi Eka S

Ahli sejarah, Alumni UIN Sunan Ampel

Tags: BangilanGus MusKiai Misbah Mustofa
Previous Post

Ramadan dan Pasca Pemilu di Benak Mahbub Djunaidi

Next Post

Berbagi Ilmu Ala IPNU-IPPNU STITMA

Related Posts

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

by suwanto
February 11, 2021
0

Kalau kita telaah sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW telah memberikan keteladanan kepada kita mengenai konsep-konsep dakwah moderat. Bendera yang diusung...

BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

by Wahyu Eka Setyawan
February 11, 2021
0

Bencana yang terjadi akhir-akhir ini sontak semakin menambah beban kehidupan manusia, sudah dikoyak-koyak oleh Pandemi, sebagian saudara kita harus berjibaku...

Abah Isun, Kyai Kampung

by Refki Rusyadi
January 6, 2021
0

Jika dilihat sekilas lewat perawakan fisiknya, siapa yang menyangka Yai Makhsun atau orang biasa memanggilnya dengan nama mbah isun itu...

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

by Amrullah Ali Moebin
November 29, 2020
0

Entah kapan saya pernah membaca kabar dari grup whatsapp tentang meninggalnya kerabat Mbah Imam. Karena saya bangun tidur saya berpikir...

Next Post
Berbagi Ilmu Ala IPNU-IPPNU STITMA

Berbagi Ilmu Ala IPNU-IPPNU STITMA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Meneguhkan Moderatisme; Agen Dakwah Rahmatan lil ‘Alamin

February 11, 2021
BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

February 11, 2021

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In