Suluk.ID
Saturday, January 16, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Ngilmu

Kisah Mbah Moen Pilih Barisan Belakang Saat Shalat Jumat

by Edy Purnomo
January 16, 2020
in Ngilmu
Reading Time: 2min read
0 0
0
Kisah Mbah Moen Pilih Barisan Belakang Saat Shalat Jumat
Share on Facebook

Suluk.id – Almarhum KH. Maimoen Zubair, atau lebih sering dipanggil Mbah Moen, semasa hidup adalah seorang kyai kharismatik dari Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Santri-santrinya dari Pondok Pesantren Al Anwar menyebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Sebagai seorang ulama teladan, beliau menjadi tempat konsultasi dan curhat bagi lintas kalangan. Mulai dari petani, nelayan, pedagang, santri, sesama kyai, tokoh politik, budayawan, dan masih banyak lagi.
Sikap yang selalu tawadhu dan keilmuan yang luas membuat beliau disegani banyak orang. Terutama bagi orang-orang yang masih nyantri ataupun pernah nyantri di sana. Sehebat apapun santri itu, kalau sudah diminta membaca dihadapannya pasti akan keluar keringat.

“Saya termasuk orang yang beruntung karena pernah disuruh baca kitab dihadapan Mbah Moen,” kata KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha, di Ponpes asuhannya di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Rabu (15/1/2020).

Tapi kisah yang diceritakan di sela pengajian kita tafsir Al Jalalain ini, tidak bercerita tentang bagaimana Gus Baha membaca kitab di hadapan guru yang sangat beliau hormati . Tetapi tentang seorang temannya yang sama-sama pernah mondok di sana.

BacaArtikel

Pesan Gus Baha, Dalam Rumah Tangga Jangan Membahas Hal Serius

Aswaja Sebagai Cara Berpikir dan Bertindak

Aidil Adha atau Idul Adha

Sahabat Gus Baha, Khusnan namanya, seorang kyai yang sudah terbiasa menjadi khatib dan imam Shalat Jum’at di masjid. Pada suatu Jumat, seperti biasa teman Gus Baha ini memakai pakaian terbaik termasuk jas untuk memberikan khutbah Shalat Jumat.

Saat kutbah itulah, teman Gus Baha baru tahu kalau di barisan shof terdepan ada yang sosok yang sangat dia kenal yakni Mbah Moen. Betapa kaget sang murid ini sehingga dia kutbah dengan perasaan gugup. Bahkan sampai jatuh sakit setelah sholat Jumat karena perasaan tidak enak.
Mendengar temannya sakit Gus Baha kemudian datang menjenguk. Beliau kemudian menemani Khusnan untuk sowan ke Mbah Moen. Mendengar cerita ini, sikap Mbah Moen justru di luar perkiraan.

“Kalau begitu aku di belakang saja,” kata Mbah Moen.

Semenjak saat itu, Gus Baha bercerita Mbah Moen hampir selalu datang di belakang dan tidak pernah berada di bagian shof depan ketika Shalat Jumat. Beliau tidak ingin orang atau muridnya yang menjadi khatib dan imam shalat merasa segan dengan kehadirannya.
Ternyata kyai besar lain, Mbah Sahal, juga melakukan hal yang sama. Pernah hal ini ditanyakan dan jawaban beliau sangat singkat.

“Kalau aku di depan, terus khatib e pie toh le le?”. Maksudnya kurang lebih sama. Bagaimana perasaan khatib itu ketika mengetahui orang yang sangat dihormati atau bahkan menjadi gurunya ada di depannya? Itu sama dengan perasaan diminta baca kitab di depan gurunya.

Edy Purnomo

Tinggal di Tuban, menulis di Suluk.id

Previous Post

Gus Baha, Gus Dur dan Keberpihakan terhadap Rakyat Kecil

Next Post

Ingatlah Pesan Imam Al-Ghazali Bila Temanmu di Grup WA Menjengkelkan

Related Posts

Memaknai Status Jomblo Berdasarkan Keterangan Gus Baha

Pesan Gus Baha, Dalam Rumah Tangga Jangan Membahas Hal Serius

by Mahfudz Muntaha
November 9, 2020
0

KH. Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha selalu punya cara unik untuk menyapaikan tausiyahnya. Salah satunya saat beliau memberikan nasihat pernikahan...

aswaja

Aswaja Sebagai Cara Berpikir dan Bertindak

by Muhammad Rouf
November 2, 2020
0

Ahl al-sunnah wa al-jama’ah atau yang lebih dikenal dalam kalangan NU (Nahdlatul Ulama’) dengan singkatan “aswaja” atau “sunni” adalah salah...

Aidil Adha atau Idul Adha

Aidil Adha atau Idul Adha

by Nurul Fahmi
July 31, 2020
0

Kami sering membaca ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Arab yang tertulis dengan kata "aidul / aidil" dan "idul", baik...

Fenomena Artis Hijrah Jadi Pendakwah, Memotret Islam dan Budaya Populer

Menjemput Kembali Jati Diri Bangsa Melalui Pendidikan Pesantren

by Redaksi
July 20, 2020
0

Keragaman adat, budaya dan keyakinan yang ada di Indonesia hingga saat ini masih lestari dengan segenap kompleksitas permasalahannya. Satu sisi,...

Next Post

Ingatlah Pesan Imam Al-Ghazali Bila Temanmu di Grup WA Menjengkelkan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

December 10, 2020
Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

November 29, 2020
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In