Suluk.ID
Sunday, January 17, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Kekabar

Media NU Bersatu Tak Bisa Dikalahkan

by Amrullah Ali Moebin
March 14, 2020
in Kekabar
Reading Time: 4min read
0 0
0
Media NU Bersatu Tak Bisa Dikalahkan
Share on Facebook

Media-media NU dan pesantren di Jawa Timur telah bersinergi. Meminjam istilah Covey tentang sinergitas. Bersinergi itu lebih dari sekedar bekerjasama.

Ruang Salsabila di komplek kantor PWNU Jawa Timur tertutup, Sabtu 14 Maret 2020. Tidak semua orang bisa masuk di ruang itu. Kecuali namanya terdaftar dan telah diverivikasi oleh panitia. Saya yang datang terlambat harus menjawab beberapa pertanyaan serta menunjukkan surat rekomendasi dari lembaga NU yang mendelegasikan. Intinya, di dalam aula itu adalah pertemuan tertutup.

Pertemuan di ruang bertajuk Halaqoh Media NU dan Pesantren di Jawa Timur melibatkan 170 orang. Melihat dari wajahnya rerata adalah anak muda. Mereka tergolong generasi Y dan Z. Untuk generasi X sangat sedikit.

Meski pertemuan itu tertutup. Ada hal-hal yang boleh disampaikan ke publik. Tentu, hal-hal yang penting dan bersifat rahasia organisasi tidak boleh diungkap ke publik. Hanya mereka yang ada di ruangan itu yang tahu.

Generasi muda NU yang hadir itu adalah para pengelola media sosial atau situswebsite di masing-masing pesantren dan lembaga NU di daerahnya.

BacaArtikel

Bedah Buku Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Oleh MWC NU Kecamatan Widang Tuban

Pesan Gus Yaqut untuk Pengurus GP Ansor Tuban

Diskusi Buku Renungan Rektor IAIN Tulungagung tentang Spiritualitas Perkuat Tradisi Kolaborasi Ilmuan

Mereka diberikan kesempatan untuk sharing bersama. Bertemu dengan para punggawa pengelola media NU yang tengah sukses. Sebut saja pengelola TV9 hingga para pegiat media lainnya.

Riadi Ngasiran, Pemred Majalah Aula mengatakan sejak NU berdiri sudah ada media yang terus mengiringinya. Para kiai telah sadar perlu ada medium untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran ulama NU. Jadi, media bukan hal baru bagi NU.

Contohnya, kata Ngasiran, Swara Nahdlatoel Oelama. Kemudian, pada 1934 muncul media Berita Nahdlatoel Oelma. Kemunculan media ini sejak muktamar ke 9 di Banyuwangi. Media ini digawangi oleh KH Mahfoedz Siddiq. Tak hanya beredar di Hindia Belanda BNO juga beredar Tanah Suci Mekah.

Kini, di era revolusi industri 4.0, NU turut mengisi ruang-ruang digital. Hadirnya NUonline sebagai media arus utama milik NU telah menjadi rujukan jutaan warganet.

Selain itu, media sosial yang dikelola NU pun telah banyak meraih simpati. NUonline menyediakan banyak hal. Mulai dari doa makan hingga doa jimak pun tak luput dari media tersebut. Atau dalil-dalil tentang persoalan yang tengah kita hadapi bersama sudah ada.

Forum semakin menarik setelah para perwakilan peserta diberikan kesempatan berbicara. Hati ini berdesir saat mendengar kegigihan para mimin atau admin media sosial pesantren saat memberikan pernyataan. Mereka benar-benar militan. Lengkap dengan berbagai strategi telah disiapkan dalam mengelola medsos pesantrennya masing-masing.

“Kami sudah sering kopdar dengan beberapa admin medsos pesantren,” ujar seorang anak muda yang mengenakan baju mirip tim kreatif sebuah stasiun televisi.

Mereka, para Mimin medsos pesantren, memilki pekerjaan tidak mudah. Mereka dengan tekun menghiasi lini masa instagram ataupun youtube dengan berbagai macam konten pengajian kiai NU. Saya yakin, ini bukan semudah kita mengusap air mata yang menetes di pipi.

Mengedit setiap pidato kiai hingga memilih kalimat yang adem untuk didesain menjadi sebuah quote perlu kreativitas yang tinggi.

Dari para pengurus cabang NU pun tak kalah. Mereka juga telah dengan sukarela menjadi penjaga website dan media sosial. Sekali lagi, ini pekerjaan yang melelahkan. Bahkan harus jeli. Sebab, pesan yang disampaikan adalah mewakili pandangan NU secara umum.

Adanya gerakan para pengelola medsos ataupun website NU dan pesantren menjadi bukti NU telah akrab dengan media. Mereka sedang menerapkan dakwah di medsos.

NU tetap menjadi benteng bagi konten-konten yang justru membuat wajah Islam ini tidak ramah. Kita semua sudah tahu, wajah Islam di jagad maya bukan NU saja yang mewarnai. Namun, ada pihak lain yang kadang bikin onar.

Kini, media-media NU dan pesantren di Jawa Timur telah bersinergi. Meminjam istilah Covey tentang sinergitas. Bersinergi itu lebih dari sekedar bekerjasama. Bersinergi, kata Covey adalah menciptakan solusi atau gagasan yang lebih baik dan inovatif dari sebuah kerjasama, oleh karena itu dinyatakan oleh Covey sebagai creative cooperation.

Para Mimin ini bukan sekedar kerjasama. Mereka telah membuat komitmen bersama untuk memunculkan gagasan dan solusi jika ada persoalan ke depan nanti. Tak berlebihan jika saya menyebut media NU bersatu tak bisa dikalahkan. Mereka akan saling menjaga. Menyemangati satu sama lain. Bertukar konten hingga menghadang ideologi yang akan memecah belah bangsa.

Sinergi ini diawali dari PWNU Jatim yang nantinya akan terkoneksi secara nasional maupun internasional. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: Media NUPWNU Jatim
Previous Post

Kesederhanaan Gus Baha Ditengah Kapitalisasi Pengaruh dan Wibawa yang Oportunis

Next Post

Epidemi Corona dan Teologi Fatalistik yang Fatal

Related Posts

Bedah Buku Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Oleh MWC NU Kecamatan Widang Tuban

Bedah Buku Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Oleh MWC NU Kecamatan Widang Tuban

by Muhammad Makhdum
November 7, 2020
0

TUBAN - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2020 dan menyambut Hari Pahlawan, MWC NU Kecamatan Widang Kabupaten Tuban melaksanakan...

Pesan Gus Yaqut untuk Pengurus GP Ansor Tuban

Pesan Gus Yaqut untuk Pengurus GP Ansor Tuban

by Mutholibin
November 5, 2020
0

‘’Masa depan NU berada di Jawa Timur,  oleh sebab itu sahabat sahabat Ansor Tuban yang baru di lantik ini harus...

Diskusi Buku Renungan Rektor IAIN Tulungagung tentang Spiritualitas Perkuat Tradisi Kolaborasi Ilmuan

Diskusi Buku Renungan Rektor IAIN Tulungagung tentang Spiritualitas Perkuat Tradisi Kolaborasi Ilmuan

by Redaksi
November 4, 2020
0

TULUNGAGUNG – Diskusi buku Menggali Spiritualitas Ramadan Syarah Renungan Rektor IAIN Tulungagung berlangsung gayeng. Diskusi yang digelar LP2M IAIN Tulungagung...

Undangan nulis hudanoor

HudaNoor di Mata Rakyat: Undangan Menulis Antologi Buku

by suluk
November 2, 2020
0

HudaNoor di Mata RakyatUndangan Menulis Antologi Buku Sudah sepuluh tahun kita dipimpin Bupati Fathul Huda bersama wakilnya Noor Nahar. Diakui...

Next Post
Epidemi Corona dan Teologi Fatalistik yang Fatal

Epidemi Corona dan Teologi Fatalistik yang Fatal

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Abah Isun, Kyai Kampung

January 6, 2021
Mengenai Pilkada, Kader NU yang Maju Mewakili Siapa?

Mengembalikan Marwah Nahdlatul Ulama (NU) Pasca Pilkada

December 10, 2020
Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

Mbah Imam, NU dan Segala Guyonannya

November 29, 2020
Load More

MORE ON TWITTER

Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In