Suluk.id – Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas melantik Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. pada Kamis (19/10/2023) menggantikan Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. yang telah habis masa jabatannya. Abd. Aziz akan memimpin UIN SATU Tulungagung untuk masa jabatan 2023-2027.
Pelantikan ini merupak tahap akhir dari rangkaian proses pemilihan rektor UIN SATU Tulungagung yang diawali dari penjaringan, pemberian pertimbangan kualitatif, oleh senat, hingga wawancara oleh komisi seleksi. Abd. Aziz dilantik setelah melalui proses panjang seleksi yang diikuti bersama empat orang calon lainnya yakni: Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., Prof. Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., Prof. Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Pd., dan Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I.
Sebagaimana yang dilansir kemenag.go.id pelantikan tersebut dilakukan secara serentak dengan 5 pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya, yakni: Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag. sebagai Rektor UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda; Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. sebagai Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta; Prof. Dr. Hepni, S.Ag., M.M. sebagai Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember; Prof. Dr. H. Lukman, M.Ag. Rektor UIN Datokarama Palu, dengan masa jabatan yang sakma yakni mulai tahun 2023 sampai dengan 2027.
Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan berlangsung di Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia, Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat. Hadir menjadi saksi dalam prosesi pelantikan tersebut Sekjen Kemenag, Nizar; dan Dirjen Pendis, Muhammad Ali Ramdhani.
Seusai prosesi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam arahannya mengingatkan kembali khususnya enam Rektor terlantik tentang pentingnya sinergi dan kolaborasi demi suksesnya pembangunan nasional bidang agama dan pendidikan. Tata kelola birokrasi yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel adalah kunci sukses menuju Indonesia Emas 2045.
“Tata kelola birokrasi yang efektif, efisien dan profesional adalah agenda besar Kementerian Agama dalam menyambut RPJPN 2025-2045. Dua puluh tahun ke depan kita akan dihadapkan pada beragam tantangan zaman, memiliki karakter yang berbeda dengan tantangan sebelumnya,” tegas Gus Men.
Dikatakan Gus Men birokrasi harus mampu mengelola sumber daya dengan bijak, memberi pelayanan yang berkualitas, dan mengambil keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan. Tak ada alasan untuk berdiam diri, birokrasi harus terus bergerak menciptakan kebaikan dan memeratakan kesejahteraan.
Gus Men juga menambahkan dua tahun ke depan Kemenag akan memulai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Indonesia Emas 2045 adalah visi besar yang akan dituju di 2045.
Visi ini lanjut Gus Men mencakup pembangunan yang berkelanjutan, kemajuan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan peran Indonesia yang lebih besar di dunia.
“Saya berharap laju pembangunan bidang agama maupun bidang pendidikan terus berkembang. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, membutuhkan kolaborasi dan kerja sama antar elemen masyarakat. Untuk itulah, marilah kita bersatu, bekerja keras, dan berkomitmen untuk menciptakan tata kelola birokrasi yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,” ujarnya.
“Kepada para Rektor yang dilantik, saya mengajak saudara untuk bekerja keras mentransformasi birokrasi menjadi lebih efektif dan efisien. Jadikan amanah ini sebagai kebanggaan keluarga dan bangsa, kelak akan membawa Indonesia ke puncak kejayaannya pada di tahun 2045,” sambung Gus Men.(*)
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan