Suluk.ID
Saturday, May 17, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Mengapa Harus Nabi Muhammad yang Dipilih?

by Nurul Fahmi
November 11, 2019
in Ngilmu
Mengapa Harus Nabi Muhammad yang Dipilih?
Share on Facebook

Jika Anda ditanya seperti pada judul di atas kira-kira apa jawaban Anda? Kenapa Nabi Muhammad itu dari negeri Arab? Tidak dari Jerman, Amerika, Iran, atau bahkan Indonesia. Kalau dari Arab, kenapa dari Suku Quraisy? Tidak dari Suku Shahran, Qahtan, Asir, atau Najjar. Kenapa juga lahir dari keturunan Bani Abd Manaf (Bani Hasyim)? Tidak dari Bani Abd al Dar, Zuhrah, Taym, Abd Syams, Asad, atau Bani Umayyah. Dan seterusnya.

Kalau ingin jawaban yang tokcer dan tidak bisa terbantahkan lagi, maka jawab saja bahwa itu adalah takdir dari Allah yang sudah ada catatannya sejak zaman azali. Beres. Hehe.

Apa kira-kira tidak ada jawaban yang lebih enak didengar ketika diceritakan? Kalau semua urusan dikembalikan pada takdir, ya mandek tidak berkembang. Padahal sejarah terus berjalan, ajaran Nabi terus ada hingga akhir zaman. Untuk itu kita juga harus belajar dan terus berpikir. (Halah, sok ceramah.! Hehe..)

Ingin tahu jawabannya? Begini kisahnya. Zaman dulu, sekitar abad kelima, di bumi ini ada dua adikuasa yang menjadi penguasa jagat dan saling bersaing dalam segala hal. Mereka juga saling berebut wilayah untuk ditaklukkan dan dikuasai. Dua adikuasa itu adalah imperium Romawi dan kekaisaran Persia. Romawi menguasai wilayah bagian Barat bumi ini, sedangkan Persia menguasai wilayah Timur.

Ketika itu, daerah yang menjadi jalur utama untuk menghubungkan kedua wilayah itu adalah daerah Timur Tengah, lebih tepatnya daerah Hijaz. Negeri Hijaz ini tidak menjadi bagian dari Romawi maupun Persia. Hijaz ini, walaupun sudah pernah dijajah oleh kedua adikuasa tersebut, tapi selalu gagal untuk dikuasai (ini mungkin namanya suratan takdir. Hehe.). Di Hijaz ini, masyarakat Timur dan Barat bertemu. Juga dari Utara dan Selatan. Mereka saling bergaul untuk berbagai urusan. Mulai dari jual-beli, seni-budaya, ilmu pengetahuan, percaturan politik dan lain sebagainya.

Ketika seorang Nabi akhir zaman muncul dari daerah Hijaz, maka masyarakat akan segera mendengar dan ajarannya juga akan cepat tersebar ke seantero jagat. Kelak, Rasulullah juga menyurati kepada kedua penguasa daerah Timur dan Barat itu, yakni Raja Qaishar (Romawi) dan Raja Kisra (Persia). Ini artinya, ajaran Nabi juga terdengar di dua negeri adidaya tersebut.

Negeri Hijaz ketika itu berpusat di Makkah. Di Makkah ada banyak suku, dari beberapa suku itu yang paling menonjol dan berpengaruh adalah Suku Quraisy. Orang-orang Suku Quraisy dikenal sebagai orang yang gagah dan pekerja keras. Selain itu, dari segi bahasa (yang selanjutnya menjadi bahasa Alquran dan Hadits), bahasanya orang-orang Quraisy sangat bagus, fasih, dan jelas. Dialeknya juga terkenal sangat indah dan berbeda dengan dialek suku-suku lain.

Di dalam Suku Quraisy ada beberapa bani (keturunan). Dari banyak bani itu ada dua yang paling berpengaruh, yakni Bani Hasyim dan Bani Umayyah. Sebenarnya watak kedua bani ini hampir sama -seperti yang sudah disebut sebelumnya- karena keduanya masih keturunan Quraisy (Fihr). Namun ada sedikit perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Keturunan dari Bani Hasyim dikenal berbudi pekerti luhur dan sangat taat beragama, sedangkan keturunan dari Bani Umayyah banyak yang ambisius dan sombong. Kalau ditimbang, kadar budi pekertinya masih di bawah kebaikan akhlaq Bani Hasyim.

Dari dua bani terakhir ini, menurut Anda, siapakah yang pantas dijadikan utusan Allah? Orang bodoh sekalipun akan memilih Bani Hasyim jika tahu asal muasalnya. Maka dari Bani Hasyim inilah terpilih sosok Nabi Muhammad. Beliau tidak hanya gagah pemberani, pekerja keras, tapi juga berbudi pekerti yang luhur. Juga bahasanya yang sangat indah dan fasih. Kata beliau: انا أفصح من نطق بالضاد aku adalah orang yang paling fasih mengucapkan Dlad (bahasa Arab).
Wallahu a’lam.

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Previous Post

Refleksi Hari Santri; Pesantren dan Kiprahnya di Tengah Masyarakat

Next Post

Antara Intelektualitas, Spiritualitas, dan Mahabbah

Related Posts

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

by Redaksi
May 12, 2025
0

Tadabur alam merupakan bentuk perenungan mendalam terhadap ciptaan Allah SWT yang mengajak manusia untuk menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. Dalam tradisi...

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

by suluk
May 4, 2025
0

Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu atau mengisi kepala anak dengan pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia....

Membaca Optimisme Masa Depan Pendidikan Indonesia

Membaca Optimisme Masa Depan Pendidikan Indonesia

by Mukani
May 1, 2025
0

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 ini mengambil tema Partisipasi Semesta, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Sejak era Presiden...

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

by Mukani
April 24, 2025
0

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini...

Next Post
intelektualitas dan cinta

Antara Intelektualitas, Spiritualitas, dan Mahabbah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

May 15, 2025
Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

May 14, 2025
Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

May 14, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025