Suluk.ID
Friday, May 23, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Pepanggen

Pondok Pesantren Lirboyo dengan Segala Ceritanya

by Nurul Fahmi
June 15, 2019
in Pepanggen
Pesantren untuk Semua Pencari Lirboyo
Share on Facebook

Sudah tidak asing di telinga tentang beberapa pesantren salaf besar yang dikenal unggul dalam penguasaan kitab kuningnya dan alumninya banyak yang terkenal dengan kualitas ilmunya. Misalnya saja pesantren Langitan, Sidogiri, Sarang, Ploso, Lirboyo dan lainnya.

Saya di sini akan membicarakan tentang Pesantren Lirboyo. Di Lirboyo, saya pernah mendengar (maaf saya tidak tahu kebenarannya) cerita bahwa ada seorang alumni yang terkenal alim, usul agar di Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien (MHM) ada penjurusan fan keilmuan untuk tingkat Aliyah.

Beliau mencontohkan seperti di perguruan tinggi, ada jurusan Tafsir Hadits, Bahasa (Arab), Ahwal Syakhsiyah, Filsafat dan lain sebagainya. Di madrasah juga begitu, ada jurusan Fikih, Tafsir, Qowaid (Nahwu Sharf), Tasawuf, Filsafat atau lainnya.

Ia beralasan, santri Lirboyo tingkat Aliyah mestinya sudah punya kemampuan untuk itu (penjurusan). Lagipula dasar-dasar materi agama sudah kuat pada tingkat Tsanawiyah. Jadi, kalau di tingkat Aliyah ada penjurusan sesuai minat dan bakat, tentu alumninya luar biasa.

Ada yang ahli di bidang Fikih, Tafsir dan seterusnya. Santri tingkat Aliyah tidak perlu mempelajari seabrek materi yang terkadang ada beberapa yang tidak diminati atau tidak kuasai.

Bisa juga penjurusan diaplikasikan di kelas dua Aliyah atau dua tahun terakhir sebelum tamat. Jadi mereka sudah punya dasar dalam penjurusan jika nantinya ingin melanjutkan ke timur tengah misalnya.

Tetapi usulan di atas tidak dipenuhi. Konon yang memberikan jawaban adalah KH. Abd. Aziz Manshur. Beliau memberikan jawaban yang diplomatis dan membuat hampir semua orang “sami’na wa atha’na”. Begini jawabannya.

Di Lirboyo itu tidak hanya memperhatikan yang pintar-pintar saja (dalam hal ini, penjurusan adalah ranah para santri yang pintar dan mempunyai keilmuan yang mapan). Tapi juga mendidik dan memperhatikan mereka yang kemampuannya sedang dan pas-pasan. Alhasil, santri lulusan Lirboyo itu bisa menyebar menjadi tokoh di segala tingkatan dalam kehidupan di masyarakat.

Riilnya, alumni Lirboyo yang keilmuannya sedang dan pas-pasan itu bisa menjadi tokoh di tingkat desa atau RT. Sedangkan yang pintar dan keilmuannya tinggi, mereka akan menjadi tokoh nasional dan bahkan internasional, lihat saja misalnya KH. Maimoen Zubair, KH. A. Mustofa Bisri, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA. dan lain sebagainya.

Dengan jawaban seperti itu membuat semua orang adem dan menyadari misi besar yang diemban oleh pesantren untuk semua kalangan di masyarakat. Karena itulah, Pesantren Lirboyo adalah pesantren untuk semua pencari.

Note: Sekarang model kurikulum di MHM Lirboyo sudah ada perubahan. Ada penambahan Ma’had Aly. Tapi saya belum tahu secara detail materi kurikulum dan aplikasinya. (*)

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Tags: lirboyo
Previous Post

Tenanglah, Ruwetnya Hidup ini Hanya Urusan Dunia

Next Post

Turots Sebuah Tradisi Literasi yang Dimiliki Peradaban Islam

Related Posts

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

by Mukani
April 24, 2025
0

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini...

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

Jejak Laskar Pangeran Diponegoro di Desa Mlorah Rejoso Nganjuk, Mbah Canthing dan Perang Jawa

by Mukani
April 21, 2025
0

Tumenggung Sri Moyo Kusumo adalah salah satu pejabat di Kerajaan Mataram Islam. Tugas utamanya adalah menikahkan masyarakat. Dia diperkirakan lahir...

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

Menikmati Malam Idul Fitri di Makam Asmoroqondi Tuban

by Amrullah Ali Moebin
May 2, 2022
0

Suluk.id - Setelah berbuka puasa dengan gule kambing dan suwiran pepaya bumbu merah, saya leyeh-leyeh di teras rumah. Belum ada...

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

Wisata Krangkeng dan Para Dedemit yang Beradaptasi

by Ahmad Natsir
April 16, 2021
0

Tahun 2014, di tepat di tengah makam itu mulai dipasang sebuah lampu besar untuk menerangi makam. Kegelapan pun menghilang kala...

Next Post
Turots Sebuah Tradisi Literasi yang Dimiliki Peradaban Islam

Turots Sebuah Tradisi Literasi yang Dimiliki Peradaban Islam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Optimis Menuju Masa Depan  Komunitas Pembelajar yang Cemerlang dan Berkemajuan

Optimis Menuju Masa Depan Komunitas Pembelajar yang Cemerlang dan Berkemajuan

May 22, 2025
Feminisme Dalam Bingkai Syariat: Mencari Titik Temu di Tengah Ketegangan

Feminisme Dalam Bingkai Syariat: Mencari Titik Temu di Tengah Ketegangan

May 21, 2025
Gembleng Militansi Mahasiswa, Gelar LKMM

Gembleng Militansi Mahasiswa, Gelar LKMM

May 20, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025