Suluk.ID
Monday, December 11, 2023
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Tentang Ibadah dan Ilmu dalam Kitab Minhajul ‘Abidin

by Muhammad Makhdum
April 30, 2020
in Ngilmu
Tentang Ibadah dan Ilmu dalam Kitab Minhajul ‘Abidin
Share on Facebook

Dalam kitab Minhajul ‘Abidin, Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa ibadah merupakan buah dari ilmu (العبادة ثمرة العلم). Dengan kata lain, ilmu memiliki kedudukan yang lebih penting dari sekedar ibadah.

Mengapa demikian? Karena amal ibadah yang tidak didasari oleh ilmu, maka ibadahnya akan tertolak atau sia-sia. Hal ini sesuai dengan dhawuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW bahwa satu orang alim (ahli ilmu) lebih ditakuti oleh setan dibandingkan dengan seribu orang yang ahli ibadah, tetapi tidak berilmu.

Hadits lain juga menyebutkan bahwa keutamaan orang alim dibanding dengan ahli ibadah, adalah ibarat perbandingan antara cahaya rembulan dibandingkan dengan sinar bintang-bintang (jika dilihat dari bumi).

Seseorang dapat menguasai ilmu karena dibekali akal oleh Tuhan. Akal hanya dianugerahkan kepada manusia, sementara hewan hanya dibekali naluri, bukan akal. Oleh karena itu hewan tidak ada kewajiban beribadah. Maka nggak ada ceritanya kerbau ngajar ngaji, tikus ngajak shalat, atau kucing berzakat.

Tidak ada pula perintah menikah untuk hewan, pun demikian tidak ada pasal zina bagi hewan. Misal ada anak ayam mengawini ibunya sendiri, atau bapak kambing menghamili anaknya sendiri, ya boleh-boleh saja, tidak berdosa.

Makanya ketika kemarin ada yang berceramah dengan pedenya bahwa hewan bisa jadi ulama’ (asal takut kepada Allah) maka itu jelas ngawur, tidak didasari ilmu. Lha akal dan ilmu aja nggak punya, bagaimana mungkin hewan disebut ulama’?

Di sisi lain, ibadah sendiri tidak mudah, selain harus menguasai ilmunya, ibadah juga banyak hambatannya. Surga itu diselimuti sesuatu yang memberatkan, sementara neraka diselimuti oleh godaan yang menyenangkan.

Seandainya saja meninggalkan shalat itu tidak dosa, maka kebanyakan orang akan lebih memilih tidak shalat. Jika saja mengabaikan puasa Ramadhan itu tidak dosa, maka orang akan cenderung makan seenaknya, kapan saja, di mana saja. Pun demikian jika zina itu tidak berdosa, pasti kita akan biasa saja melakukannya.

Karena sulit, maka balasan ibadah adalah surga. Surga itu mahal. Jika menginap di hotel bintang lima semalam saja harus merogoh kocek beberapa juta, apalagi meningap di surga untuk selama-lamanya?

Amal ibadah kita, sesempurna apapun jelas tidak cukup untuk menebus surga. Dan amal itu juga belum tentu diterima jika tidak ikhlas, salah niat, dan tidak tahu ilmunya. Jangankan surga, untuk ditukar dengan nikmat Allah yang diberikan sehari-hari saja, amal kita sangat njomplang. Di satu sisi dosa kita sangat bejibun dan terus bertambah setiap waktu.

Lalu kita dengan pedenya yakin masuk surga mengandalkan amal ibadah kita? Apalagi yang tidak punya tabungan ibadah apa-apa terus merasa bisa masuk surga karena punya kenalan orang dalam? Hehehe… Sungguh hamba yang tidak tahu diri.

Lalu dengan apa kita bisa masuk surga-Nya?

Untunglah Tuhan Maha Baik. Allah SWT punya sifat Arrahman dan Arrahim, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan sifat itulah, para pendosa yang bertaubat bisa mendapatkan ampunan-Nya, dan para hamba yang kualitas ibadahnya tidak seberapa diijinkan masuk surga-Nya. Aamiin…

(Disarikan dari ngaji online Kitab Minhajul ‘Abidin, oleh Gus KH. Yahya Cholil Staquf)

Muhammad Makhdum
Muhammad Makhdum

Anggota Lajnah Ta’lif Wan Nasyr PCNU Kabupeten Tuban

Tags: NGAJI
Previous Post

Merenungkan Munculnya Wabah Covid-19 dalam Perspektif Fiqh Sosial KH. Sahal Mahfudz

Next Post

Mengenang Romo Kiai Mahsuli Effendi

Related Posts

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

by Redaksi
December 9, 2023
0

Suluk.id - Bukan sembarang orang yang bisa meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW. Hanya orang-orang tertentu yang memenuhi persyaratan dan para...

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

by suluk
November 29, 2023
0

Dr. H. Ahmad Yunus, M.Pd.I. - Kepala SPI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Tim Inspektorat Jenderal Kemenag RI melakukan sekuensi...

Mensyukuri Anugerah Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Mensyukuri Anugerah Lahirnya Nabi Muhammad SAW

by Redaksi
November 27, 2023
0

Suluk.id - Bulan Rabiul Awal, salah satu bulan dalam kalender Hijriah yang memiliki makna istimewa bagi seluruh umat Islam. Bulan...

Islam Rahmatal lil 'Alamiin

Islam, Agama Yang Adaptif

by Redaksi
November 24, 2023
0

Suluk.id - Ziarah kubur, Nabi Muhammad SAW pernah melarangnya. Namun perlu diketahui, pelarangan tersebut mempunyai latar belakang tersendiri. Hingga saat...

Next Post

Mengenang Romo Kiai Mahsuli Effendi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terkait

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

December 11, 2023
Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

December 9, 2023
Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

December 4, 2023
Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2023

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2023