Jalanan sedang memadat. Terminal bus berjubel orang. Pelabuhan pun demikian. Bandara tidak ketinggalan padatnya. Kini orang-orang tengah mudik.
Mudik itu kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran.
Soal urusan mudik, tidak perlu mencari dalil untuk mudik hari raya ke kampung halaman. Tapi, justru kita harus berterimakasih kepada para pendahulu yang telah menciptakan tradisi mudik.
Karena dengan tradisi mudik hari raya. Dengan pulang ke kampung halaman, pulang ke desa. Maka akan terjadi aliran uang dari kota ke desa. Sehingga dapat membantu memutar ekonomi di pedesaan.
Jadi akan ada perputaran uang yang cukup besar, ada uang yang berpindah tangan dari orang orang kota ke perkampungan perkampungan kecil.
Terjadi redistribusi ekonomi dari kota besar ke kampung-kampung sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian desa.
Tradisi mudik dapat meningkatkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Jalan darat, jalur kereta api, pelabuhan, bandara, dan sarana transportasi secara berkala menjadi perhatian pemerintah demi kelancaran dan demi memberi pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan tradisi mudik.
Ada perasaan tidak enak jika pada hari raya tidak melakukan ritual mudik untuk silaturrahim dengan keluarga dan sanak kerabat di tempat kelahiran. Dengan begitu, hubungan tetap selalu terjaga. Minimal setahun sekali bisa bertemu sanak keluarga.
Ada semangat yang luar biasa untuk bekerja dan mencari uang buat ongkos, sangu dan oleh oleh untuk bisa menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman.
Perintah agama untuk bersilaturrahim menjadi lebih mudah dilakukan dengan adanya tradisi mudik. Atau mungkin tradisi mudik adalah sebuah cara yang diciptakan atau ditradisikan dalam rangka membumikan ajaran bersilaturrahim.
Andai tidak ada tradisi mudik orang orang yang berada dikl kota-kota besar sebagai perantau dan mencari penghidupan mungkin tidak akan ada perasaan yang kuat untuk bisa bertemu minimal setiap tahun (pada waktu hari raya) dengan sanak keluarga dan kerabat.
Andai tidak ada tradisi mudik, mungkin akan sangat jarang para perantau untuk menemui sanak keluarga dikampung halamannya. Dehingga hubungan kekeluargaan menjadi kurang hangat.
Sebagai generasi muda penting untuk menjaga ide-ide cerdas para tetua atau nenek moyang dalam berbagai bentuk tradisi. Yang kadangkala bertujuan untuk membumikan ajaran agama. Kadang juga bertujuan untuk kelestarian alam. Kadang juga bertujuan untuk pendidikan bagi generasi selanjutnya.
Ini semua membuktikan bahwa para pendahulu sangat cerdas dan kreatif dalam dakwah, dalam metode pendidikan, dalam membumikan ajaran agama dan juga dalam menjaga kelestarian alam.
Oleh karena itulah, kita ini sebagai generasi setelahnya diharapkan untuk tetap melestarikan tradisi baik yang merupakan hasil kecerdasan dan kreatifitas para pendahulu. Wallahu a’lam.