Suluk.ID
Sunday, June 1, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Aidil Adha atau Idul Adha

by Nurul Fahmi
July 31, 2020
in Ngilmu
Aidil Adha atau Idul Adha
Share on Facebook

Kami sering membaca ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Arab yang tertulis dengan kata “aidul / aidil” dan “idul”, baik ketika hari raya adha atau fitri. Manakah dari keduanya itu yang tepat? Mari sejenak kita bahas. Boleh juga sambil menikmati lezatnya sate kambing.

Sebelum terlanjur banyak yang memakai istilah yang kurang tepat, ada baiknya kita sedikit buka- buka kamus. Dalam kamus Al Munawwir, kami tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ”, yang ada yaitu kata “id / ﻋﻴﺪ” yang berarti “hari raya”. Kata “id / ﻋﻴﺪ” sendiri – dalam kamus Al Munawwir- masuk dalam anak kata dari “ﻋﻮﺩ ﻳﻌﻮﺩ، ﻋﺎﺩ،” yang artinya kembali, menjadi, mengunjungi dan lain-lain.

Mari kita tengok dalam kamus yang lain. Dalam kamus Al Munjid tidak jauh beda. Kami tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” dengan ‘ain yang berharakat fathah, adanya yaitu “id / ﻋﻴﺪ” dengan ‘ain berharakat kasrah. Sama dengan kamus Al Munawwir, “id / ﻋﻴﺪ” masuk dalam anak kata dari “ﻋﻮﺩﺍ – ﻋﺎﺩ” dengan. Dijelaskan -dalam Al Munjid- bahwa “Id / ﻋﻴﺪ” berasal dari “iud / ﻋﻮﺩ” yang kemudian -dengan dii’lal- wawunya diganti dengan ya’.

Dikatakan -masih dalam al Munjid- bahwa dinamakan “id / ﻋﻴﺪ” karena ﻋﻴﺪ atau hari raya itu kembali tiap tahun dengan membawa kegembiraan baru. Jadi, asal kata “id / ﻋﻴﺪ” berarti kembali. Idul Fitri, kembali fitri. Idul adha, kembali adha. Membahas soal arti “fitri” dan “adha”, kiranya bisa di kesempatan yang lain.

Selain dalam dua kamus yang telah kami sebut di atas, kami juga membuka kamus Kontemporer Al Ashri dan kamus Al Ma’ani. Hasilnya sama saja. Alias tidak kami temukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” yang digunakan sebagai gandengan “al fitri / ﺍﻟﻔﻄﺮ” maupun “al adha / ﺍﻷﺿﺤﻰ” . Bahkan kami juga tidak menemukan kata “aid / ﻋﻴﺪ” yang bermakna lain. Yang terakhir ini barangkali karena kami kurang lama membuka-buka kamus.

Keburu satenya matang.

Barangkali cukup di sini dulu, intinya tidak ada istilah “aidul atau aidil” untuk digandengkan dengan “fitri” atau “adha”. Adanya yaitu “idul fitri / idil fitri” atau “idul adha / idil adha”. Bagaimana jika Eid Fitri atau Eid Adha? Eid itu cuma salah satu logat Arab saja, sebenarnya kalau ditulis juga sama “ﻋﻴﺪ” (baca: id). Itu seperti Ahmad yang sering ditulis Ahmed. Tapi soal “aidul” dan “aidil” tentu bisa semakin jauh dari asal dan menimbulkan ketidakjelasan penulisan. Soal “dul-dil” itu bukan urusan kamus. Itu urusan i’rab yang dibahas dalam materi Nahwu dasar.
Sekian..

#SELAMAT IDUL ADHA

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Tags: Idul adhaidul Adha dalam bahasa
Previous Post

KKN Virtual IAIN Tulungagung: Desa dan Moderasi Bergama

Next Post

KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

Related Posts

Kelas Akselerasi Mu’allimul Qur’an Metode Hanifa: Upaya Menstandarkan Bacaan Al-Qur’an Secara Komprehensif

Kelas Akselerasi Mu’allimul Qur’an Metode Hanifa: Upaya Menstandarkan Bacaan Al-Qur’an Secara Komprehensif

by Ahmad Misbakhul Amin
May 28, 2025
0

Dalam rangka meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an sekaligus menyiapkan generasi pengajar yang kompeten di bidang tahsin dan tajwid, Komunitas Hanifa Darul...

Feminisme Dalam Bingkai Syariat: Mencari Titik Temu di Tengah Ketegangan

Feminisme Dalam Bingkai Syariat: Mencari Titik Temu di Tengah Ketegangan

by Ahmad Nur Fadhil
May 27, 2025
0

Suluk.id - Narasi feminisme dan agama sering kali bersinggungan di titik yang penuh ketegangan, terutama menyangkut isu-isu terkait hak perempuan...

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

by Redaksi
May 12, 2025
0

Tadabur alam merupakan bentuk perenungan mendalam terhadap ciptaan Allah SWT yang mengajak manusia untuk menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. Dalam tradisi...

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

by suluk
May 4, 2025
0

Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu atau mengisi kepala anak dengan pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia....

Next Post
KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

KH. Masduqi Mahfudz dan Pesannya tentang Pekerjaan PNS

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Dibuka Pendaftaran Graduate Forum: Hadirkan Ilmuan Dalam dan Luar Negeri

Dibuka Pendaftaran Graduate Forum: Hadirkan Ilmuan Dalam dan Luar Negeri

May 29, 2025
Kelas Akselerasi Mu’allimul Qur’an Metode Hanifa: Upaya Menstandarkan Bacaan Al-Qur’an Secara Komprehensif

Kelas Akselerasi Mu’allimul Qur’an Metode Hanifa: Upaya Menstandarkan Bacaan Al-Qur’an Secara Komprehensif

May 28, 2025
Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

Prabowo Subianto Dan Gagasan Kepemimpinan Islam : Dari Salahudin Al Ayubi Hingga Muhammad Al Fatih

May 26, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025