Suluk.ID
Monday, July 7, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Dikenal bukan Karena Ceramahnya, Tapi Karena Tulisannya

by Nurul Fahmi
June 12, 2020
in Ngilmu
Dikenal bukan Karena Ceramahnya, Tapi Karena Tulisannya
Share on Facebook

Selama di rumah sejak pertengahan Maret hingga pertengahan Juni ini, aku telah khatam membaca buku dan kitab.

Meski begitu, sebenarnya aku tidak termasuk orang yang cepat dalam hal membaca buku. Aku sulit konsentrasi terutama ketika memulai membaca. Dan ketika membaca juga tidak bisa cepat. Soal menulis juga sebenarnya masih sangat jauh di bawah para penulis “beneran”. Aku masih lama dalam hal menulis.

Beberapa waktu yang lalu, Buya Husein Muhammad Cirebon memosting dua buku karyanya yang akan terbit. Dua buku itu ditulis dalam waktu dua bulan jaga rumah, menurut istilah beliau. Prof. Mulyadhi Kartanegara malah sudah sering menyelesaikan satu buku dalam waktu kurang dari satu bulan sebelum masa pandemi covid19. Belum lagi penulis yang lain.

Aku sementara hanya bisa melongo dengan berucap “masya Allah..!” atas produktifitas mereka. Waktu begitu sangat berharga bagi mereka. Para penulis banyak meninggalkan karya agung untuk mengisi waktu luang mereka. Sementara kita yang hanya melamun di tengah kesepian tidak mempunyai karya peninggalan di tengah “libur panjang”. Yang didapat hanya cerita dan dongeng yang akan menguap ditelan zaman ketika tidak dituliskan dalam guratan pena atau ketikan digital.

Bagaimanapun kita harus selalu membudayakan membaca. Tidak ada suatu kaum atau daerah yang peradabannya maju tanpa ada kemajuan dalam bidang membaca. Begitu juga soal menulis. Di negara Indonesia ini, menulis masih menjadi momok yang sangat berat. Alasannya, tidak punya kemampuan. Orang yang ceramahnya saja memukau, hafalan Quran, Hadits dan kitab kuning sangat bagus tapi untuk menulis selalu beralasan tidak mampu. Ini kan aneh. Belum usaha sudah bilang tidak mampu. Ini kelemahan ahli-ahli agama di sekitar kita.

Di al-Azhar Kairo dan banyak perguruan tinggi di Timur Tengah, hampir semua dosen punya karya buku. Minimal buku diktat yang pergunakan sebagai referensi wajib mata kuliah. Belum lagi di negara Barat yang sangat maju literasinya. Lha, sedangkan kita belum melakukan “menulis”, sudah mengatakan tidak punya keahlian untuk itu. Ahlinya cuma ceramah. Bolehlah ahli ceramah, tapi yang perlu dicatat, Imam Ghazali, Imam Syafii, Imam Nawawi dikenal hingga kini bukan karena ceramahnya, tapi karena tulisannya.

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Tags: CeramahMenulis
Previous Post

Sujud: Berbisik di Bumi, Menggema di Langit

Next Post

Bahasa Arab Pesantren dan Nasibnya di Masa Depan

Related Posts

Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

by Muchamad Rudi C
July 4, 2025
0

Suluk.id - Menarik memang untuk membahas tentang fenomena pondok, barokah, dan wacana keislaman yang dibangun saat ini. Ada yang bertanya...

1 Muharram dan 1 Suro:  Harmoni Budaya Jawa dan Islam dalam Refleksi Zaman

1 Muharram dan 1 Suro: Harmoni Budaya Jawa dan Islam dalam Refleksi Zaman

by Redaksi
June 25, 2025
0

Dua warisan besar yang saling merangkul, bukan bertentangan. Setiap datangnya 1 Muharram atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa-Islam, masyarakat di...

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

Tradisi 1 Muharram: Simbol Spiritualitas Islam Dan Budaya Jawa

by Jumari
June 20, 2025
0

1 Muharram diperingati sebagai tahun baru Islam. Tahun baru yang memiliki ragam versi dalam memeringati dan memeriahkannya. Pada kalangan masyarakat...

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

Urgensi Pesantren Bagi Generasi Milenial

by Mukani
June 12, 2025
0

Sejarah pendidikan Islam berkembang seiring perkembangan peradaban Islam itu sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran setempat yang dicetuskan oleh...

Next Post
Kenikmatan Membaca Alquran saat Ramadan

Bahasa Arab Pesantren dan Nasibnya di Masa Depan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Membawa Semangat Indonesia Mini: Delegasi UIN SATU Tulungagung Siap Mengabdi dalam KKN Nusantara 2025

Membawa Semangat Indonesia Mini: Delegasi UIN SATU Tulungagung Siap Mengabdi dalam KKN Nusantara 2025

July 6, 2025
Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik: UAS Mahasiswa KPI UIN Tulungagung Gelar Festival Jurnalistik

Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik: UAS Mahasiswa KPI UIN Tulungagung Gelar Festival Jurnalistik

July 6, 2025
Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

Membahas Tentang Fenomena Pondok, Barokah, dan Wacananya

July 4, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025