Suluk.id, Tulungagung – Kader Komunitas Pengkaji Al – Qur’an, Hadits, Turats dan Wacana Keislaman El Himmah Tulungagung mengadakan kegiatan Diskusi Kajian Tematik Bulan Ramadhan (Kuttab) pada bulan Ramadhan 1446 H lalu. Hasilnya, beberapa poin tentang bulan Ramadhan yang dibahas melalui sudut pandang Al Qur’an, Hadis dan kitab Turats. Berikut penjabarannya:
Dalam sejarah umat Islam tercatat bulan Ramadan merupakan bulan yang di dalamnya penuh dengan keistimewaan. Setiap tahun, umat Islam di dunia menantikannya. Semua umat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Tentu, dengan berpuasa menciptakan kebiasaan mengolah diri secara lahir dan batin. Dengan berpuasa, manusia diajak untuk bersabar, menghindari permusuhan, ikut serta merasakan persaudaraan antar sesama muslim. Tidak hanya itu, secara lahir berpuasa bagus untuk kesehatan tubuh.
Keutamaan lainnya bagi orang-orang yang beriman, pahala pada bulan Ramadhan begitu besar karena semua perbuatan baik akan mendapat ganjaran yang lebih banyak daripada bulan yang lainnya. Begitu pula dibarengi dengan banyaknya rahmat, ampunan serta keberkahan dari Allah Swt.
Sehingga Bulan Ramadhan menjadi kesempatan bagi setiap muslim untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah swt. Ahli sufi mengibarstkan sebagai ladangnya lumbung pangan karena banyaknya keutamaan di dalamnya. Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Durat Al Nasihin terdapat beberapa peristiwa penting di dalam Bulan Ramadan salah satunya adalah bulan di turunkannya Al Qur’an. Peristiwa ini terekam dalam QS. Al Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”(Q.S. Al -Baqarah :185 [2])
Keutamaan lainnya yang ada pada bulan Ramadhan yakni dibukanya pintu surga selebar lebarnya dan ditutupnya pintu neraka. Dalam Kitab Daqaiq Al Akhbar diceritakan bahwa setan dan keturunannya pada saat Bulan Ramadhan dibelenggu dan dikurung agar tidak dapat mengganggu rutinitas ibadah umat muslim.
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya : “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan” (HR Ahmad).
Sejatinya puasa di bulan Ramadhan menjadi pembeda dengan puasa – puasa agama yang lain. Penulis mencoba melacak beberapa literatur kitab klasik dan tidak ada satu pun narasi yang memberikan keterangan persamaan puasa yang dilakukan umat muslim dengan puasa yang dilakukan umat sebelumnya. Bahwa umat nabi sebelum Nabi Muhammad telah disyariatkan berpuasa, namun pada ukuran waktu, cara, dan ganjarannya berbeda dengan yang dilakukan umat Nabi Muhammad SAW.
Misalnya ayat tentang barangsiapa yang berpuasa di bulan suci ini dan dia niatkan ikhlas karena Allah maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni oleh Allah swt.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu peristiwa tahunan yang sangat ditunggu-tunggu hadir di bulan Ramadhan pula. Seperti yang banyak diketahui bahwa di bulan Ramadhan terdapat satu malam yang dalam Al Qur’an disebutkan sebagai malam lebih baik dari seribu bulan yakni malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia karena barangsiapa yang beribadah kepada Allah swt. akan dilipat gandakan pahalanya sebanyak lebih dari seribu bulan. Keutamaan tersebut bisa didapatkan dengan diselingi amalan hasanah misalnya berzikir, tadarus Al Qur’an, dan i’tikaf di Masjid dengan petunjuk malam tersebut merupakan salah satu malam di tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Dengan demikian patut jika umat kaum muslimin selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena dibalik semua perintah pasti ada keutamaan yang jauh lebih nikmat di dunia hingga di akhirat kelak. Wallahu A’lam.
Penulis : Gevira Aulia Febrianti – Kader El Himmah
Penyunting : Muchamad Rudi C
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan