Suluk.id, Tulungagung – Kegiatan Pendampingan Edukasi Seni dan Kreativitas, Teknik Tie Dye & Pembuatan Bros Hijab berlanjut hingga pada hari ke-3 Jum’at (25/4), di Lapas Kelas IIB Tulungagung. Pendampingan yang dilaksanakan pada hari ke-3 berfokus pada asesmen oleh psikolog klinis, Yeni Rofiqoh M.Psi. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kondisi para warga binaan sebagai pendataan profil warga binaan sebagai dasar tindak lanjut program pendampingan.
“Asesmen ini merupakan pendataan profil warga binaan sehingga seluruh program tindak lanjut dari tim kolaborasi mendatang dapat lebih tepat sasaran melalui prinsip-prinsip berbasis gender,” terang Yeni.
Setelah melakukan asesmen psikolog klinis, rangkaian program kegiatan pendampingan dilakukan pada sektor sosial ekonomi oleh pemilik UMKM MyAsta Craft Shop, Nailul Muna. Partisipasi UMKM MyAsta Craft Shop yang konsen pada bidang pemberdayaan perempuan diharapkan dapat menjadi inspirasi dari komunitas serupa untuk selalu mendukung peran perempuan dalam keluarga.
“MyAsta sebagai bagian dari masyarakat dapat menjadi pemicu dari komunitas serupa untuk saling mendukung sesama perempuan, terutama sebagai penyokong utama keluarga,” ucap Nailul saat ditemui di lokasi Lapas pasca melakukan pembinaan.
Warga binaan sendiri mengikuti dengan seksama seluruh rangkaian kegiatan. Salah satunya terbukti dengan hasil kreasi bros yang mereka hasilkan. Kasi Binadik Giatja Lapas Tulungagung, Rizal Arbi Fanani selaku pembimbing narapidana mengharapkan agar kolaborasi antar lembaga terus berlanjut mengingat upaya pemberdayaan meningkatkan semangat para warga binaan.
“(semoga agenda pendampingan) untuk terus berlanjut karena ini sangat istimewa programnya dan memang jarang ada. Kemudian untuk dari warga binaan sendiri sangat termotivasi, sangat antusias, dan berguna nanti ilmunya di kemudian hari,” jelas Rizal.
Rizal menambahkan harapan khusus pada UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung selaku salah satu tim yang berkolaborasi agar terus bekerja sama dengan Lapas Tulungagung. Ia mengakui bahwa instansi kerjasama sudah terjalin dengan baik di berbagai sektor, termasuk sektor pembinaan keagamaan.
“Jadi harapan dari kami selaku pembimbing narapidana agar terus menjalin silaturahmi, berkolaborasi, terus memberikan pendidikan-pendidikan warga binaan khususnya perempuan di Lapas Tulungagung,” harapnya.
Sehingga, menurut Rizal, pembinaan kepribadian dengan agenda asesmen psikologis dan pemberdayaan ekonomi kreatif, khususnya anggota perempuan Lapas Tulungagung lebih produktif ketika kembali ke masyarakat.
“Memang kegiatan ini sangat membantu dalam rangka mewujudkan pembinaan kepribadian untuk warga binaan khususnya perempuan di Lapas Tulungagung untuk menjadi warga binaan yang lebih produktif ketika nanti sudah memasyarakat,” terangnya.
Sebagai informasi, pendampingan yang dilakukan mulai dari hari Rabu 23/04 hingga Jum’at 25 April 2025 dilakukan oleh tim kolaborasi dari UIN SATU Tulungagung, Universitas Kristen Maranatha Bandung, NGO Kediri Bersama Rakyat, Turi Foundation Blitar, UMKM MyAsta Craft Shop dan didukung penuh oleh Lapas Kelas IIB Tulungagung. (dev/mrc).
Penulis : Devi Oktaviani Wulandari, Mahasiswi KPI UIN SATU
Penyunting : M Rudi Cahyono
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan