Suluk.ID
Monday, December 11, 2023
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

NU Sebagai Pusat Peradaban Islam Dunia, Dari Isyarat Huruf Dlot (ض) yang Melintasi Bola Dunia Pada Lambang NU

by Shofiyul Burhan
February 21, 2020
in Ngilmu
NU Sejati, NU Pedati, dan NU Merpati
Share on Facebook

Tulisan huruf dlot pada kalimat NU yang lengkungnya memanjang lurus bergaris horisontal melintas tepat ditengah bola dunia menunjukkan cita-cita NU kedepan sebagai pusat peradaban islam dunia.

KH. Ridwan Abdullah menggambarkan lambang NU sesuai persis dengan isyarah dalam mimpinya. Penulis meyakini bahwa lambang NU merupakan ilham yang mempunyai makna “sir”, ibarat seperti kode-kode rahasia yang tidak banyak orang memahami maksud dari kode tersebut.

Keterbatasan berfikir seringkali menjadi kelemahan seseorang memahami maksud dari pada kode-kode atau huruf-huruf rahasia yang tercecer dalam manuskrip-manuskrip kuno atau kitab-kitab suci.

Sebagaimana Alquran yang menjadi kitab sucinya orang muslim, didalamnya juga terdapat beberapa huruf rahasia yang tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali Allah.

Seperti ayat الم، كهيعص، طه atau ayat-ayat yang menjadi awal pembuka surat Alquran. Para mufassir ketika melewati ayat-ayat tersebut seringkali melontarkan kalimat “والله اعلم، والله اعلم بمراده” yang artinya Allahlah yang tau, atau hanya Allah yang mengetahui maknanya. Akal manusia terbatas, tidak mampu menjangkau samudra ilmunya Allah.

Menafsiri ayat “sir” dalam pembuka surat Alqur’an dengan keterbatasan akal berarti menciderai hak prerogatif kalam Allah. Akan tetapi itu tidak terjadi disaat seseorang menafsiri huruf-huruf atau kode rahasia hasil buatan manusia, untuk menemukan jawaban dibalik rahasia kode-kode tersebut.

Sebagaimana huruf Dhodh dalam kalimat NU yang sengaja di tulis KH. Ridwan Abdullah melintas tepat ditengah bola dunia lambang NU

Huruf dloth (ض) adalah bagian dari huruf hijaiyah yang berada dalam urutan ke 15 setelah huruf shod (ص). Huruf satu ini memiliki keistimewaan dibanding huruf hijaiyah lainya, dan menjadi satu-satunya huruf hijaiyah yang disebutkan dalam hadits nabi Muhammad SAW” انا افصح من نطق لغة الضاد” saya adalah orang yang sangat fasih mengucapkan huruf dhodh”.

Walaupun hadits ini tdak shohih sebagaimana pernyataan ibnu katsir, dan Ibnu jazari. kenyataanya memang huruf ض sangat sulit diucapkan selain orang Arab.

Fakta orang Jawa, ketika mengaji tepat pada bacaan huruf dloth (ض) biasanya terdengar seperti bacaan ط Dan ظ, sebagaimana bacaan ayat terakhir dari surat alfatihah. Tidak dibaca ولاالضالين akan tetapi terdengar seperti membaca ولاالطالين atau ولاالظالين. Tidak heran, kalau huruf dhodh menjadi bahasa khusus arab, karna memang orang ajam(selain arab) kesulitan membaca huruf ini sesuai dengan makharijul hurufnya.

Bacaan huruf dloth (ض) menjadi identitas kultur dari suatu bangsa, dibaca sesuai dengan konteks kultur dimana ia dibaca, akan tetapi tidak meninggalkan makharijul huruf sebagai kepakeman yang harus di jaga. Tidak bisa dipaksakan bacaan dhodh orang Jawa sama persis dengan bacaan dhodhnya orang arab, karna lisan kedua bangsa ini terdesain sangat berbeda.

Huruf dloth (ض) menunjukkan makna filosofis keberIslaman ala NU yang mengejawantahkan Islam sesuai dengan kultur Jawa sebagaimana yang diajarkan oleh walisongo, tanpa meninggalkan ruh Islam yang dibawa oleh NAbi Muhammad SAW. Seperti halnya huruf dhodh yang harus dipakemkan sesuai mahorijul huruf walaupun loghat membacanya setiap negara berbeda.

Dalam ceramah KH. Ma’ruf Amin mantan Rois Am PBNU juga pernah menyinggung makna huruf dlod ini, bahwa dlod yang melintas di tengah bola dunia sebagai bukti kalau keberIslaman ala NU suatu saat akan menjadi warna di dunia global.

Syeikh Ali Bu Shohr dalam kajian kitabnya “asrarul huruf wal a’dad” menjelaskan rahasia dari pada huruf dlod (ض) yang mempunyai arti “ضل من خالف محمد وال محمد” tersesat orang-orang yang berselisih dengan Nabi Muhammad SAW dan keluarganya(ahlul bait). Mengkaji makna sir dari kitab ini, penulis mengajak pembaca menyelami ajaran NU yang telah di ajarkan oleh para muassis NU.

Bahwa mafhum mukholafah (pemahaman terbalik pada suatu teks) dari makna dlot tersebut adalah mengikuti dan Mencintai Rasulullah, ahlul bait dan Sahabat Nabi yang menjadi ciri khas Islam Ahlus sunnah wal jama’ah, lebih-lebih warga NU, sudah tidak diragukan lagi kecintaannya kepada Rasullullah dan Ahlul Bait.

Makna sir dlot dalam kitab tersebut telah membuka sedikit tabir dlot dalam kalimat NU, sebagai ajaran yang khas dimiliki oleh golongan Ahlus sunnah wal jama’ah yang menjadi ideologi dasar jam’iyah Nahdlatul Ulama.

Kontekstualisasi makna sir dlot kedalam ciri khas NU sebagai penganut Asya’iroh(aliran madzhab asy’ariyah) akan ditemukan benang merahnya jika disandingkan dengan hadits Nabi “عليكم بالسواد الاعظم”.

Hadratus syeikh Hasyim Asy’ari dalam “risalah ahlus sunnah waljamaah” juga menyinggung hadits “sawadul a’dhom” sebagai kelompok yang mengikuti pendapat ulama salaf sholih, dan selalu sepakat dengan pendapatnya ulama’ haramain dan ulama Al-Azhar sebagai panutan umat dan pengikut kebenaran.

Mayoritas ulama menafsirkan “sawadul a’dhom” dengan golongan mayoritas muslim pengikut madzhab asy’ariyah. Sudah diketahui muslim diseluruh penjuru dunia, bahwa golongan asy’ariyah termasuk golongan yang paling besar diantara golongan-golongan islam lainya. Pengikutnya tersebar diseluruh dunia, termasuk di Indonesia dengan menamakan sebagai organisasi Nahdlatul Ulama’.

Menurut catatan LSI, muslim indonesia yang mengikuti organisasi NU berjumlah 60 juta jiwa, kuantitasnya melebihi dari jumlah golongan-golongan Non Sunni yang tersebar di dunia. Tak heran kalau Gus Mus sapaan dari KH. musthofa Bisri mengatakan bahwa “sawadul a’dhom” penafsiran sekarang ya organisasi Nahdlatul Ulama’, secara kuantitas pengikutnya terbanyak di Dunia dibanding organisasi atau golongan islam lain, dan secara kualitas ajaran-ajaran NU sama dengan ajaran Sunni lainya.

Berangkat dari analisa ini, penulis berkeyakinan bahwa NU sebagai organisasi islam Sunni terbesar di dunia, kedepan akan menjadi pusat peradaban islam Dunia.

Shofiyul Burhan
Shofiyul Burhan

Aktivis NU dan pembina BEM Ma’had Aly ponpes MUS sarang tinggal di Tambakboyo Tuban

Tags: Lambang NUnu
Previous Post

Ashabul Kahfi: Sejarah Perlawan Rakyat Pada Pemimpin Dholim

Next Post

Melestarikan Lingkungan, Menjaga Kemanusiaan

Related Posts

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

by Redaksi
December 9, 2023
0

Suluk.id - Bukan sembarang orang yang bisa meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW. Hanya orang-orang tertentu yang memenuhi persyaratan dan para...

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

Pilot Project Penguatan SPI Itjen Kemenag demi terciptanya Good University Governance di UIN SATU Tulungagung

by suluk
November 29, 2023
0

Dr. H. Ahmad Yunus, M.Pd.I. - Kepala SPI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Tim Inspektorat Jenderal Kemenag RI melakukan sekuensi...

Mensyukuri Anugerah Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Mensyukuri Anugerah Lahirnya Nabi Muhammad SAW

by Redaksi
November 27, 2023
0

Suluk.id - Bulan Rabiul Awal, salah satu bulan dalam kalender Hijriah yang memiliki makna istimewa bagi seluruh umat Islam. Bulan...

Islam Rahmatal lil 'Alamiin

Islam, Agama Yang Adaptif

by Redaksi
November 24, 2023
0

Suluk.id - Ziarah kubur, Nabi Muhammad SAW pernah melarangnya. Namun perlu diketahui, pelarangan tersebut mempunyai latar belakang tersendiri. Hingga saat...

Next Post
Melestarikan Lingkungan, Menjaga Kemanusiaan

Melestarikan Lingkungan, Menjaga Kemanusiaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terkait

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

December 11, 2023
Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

December 9, 2023
Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

December 4, 2023
Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2023

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2023