Suluk.ID
Saturday, May 17, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Ngilmu

Perlukah Ziarah Kubur?

by Nurul Fahmi
July 1, 2019
in Ngilmu
Perlukah Ziarah Kubur
Share on Facebook

Sebagian orang seakan tidak percaya bahwa orang yang sudah meninggal dunia dan telah dikuburkan itu bisa mendengar dan tahu kehidupan manusia-manusia yang ada di atas bumi ini. Mereka juga menganggap bahwa doa-doa yang kita panjatkan untuk orang yang telah dikubur tidak akan sampai dan didengar oleh si mayit. Dan tentu saja doa-doa itu tidak akan mempengaruhi apapun. Alhasil, tidak ada gunanya talqin mayit, ziarah kubur, dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia.

Barangkali sebagian orang itu tidak mau menengok sedikit firman Allah yang artinya “Janganlah kamu menyangka bahwa orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati. Tapi (sebaliknya) mereka hidup. Tetapi kalian tidak merasakan.” Ibnu Katsir berpendapat bahwa sebenarnya tidak hanya orang-orang yang meninggal di jalan Allah saja yang hidup, akan tetapi orang-orang mukmin yang meninggal sebenarnya juga hidup. Sedangkan orang yang jihad fi sabilillah disebutkan dalam ayat tersebut bertujuan untuk memuliakan dan mengagungkan mereka.

Hidup di sini jangan diartikan bisa makan, minum, berjalan dan sebagainya layaknya kita di dunia ini. Hidup di alam kubur lebih bermakna rohani; bisa mendengar, merasa bersedih, gembira dan seterusnya. Mereka hidup tapi tidak mampu melakukan sesuatu. Mereka hidup untuk menunggu hari yang paling akhir. Hari hisab.

Karena mereka sejatinya masih hidup. Maka jika kita mendoakan dan membacakan ayat-ayat suci kepada mereka, mereka pasti mendengar. Bacaan-bacaan kita akan mengurangi siksa kubur mereka (jika disiksa) dan akan menentramkan hati mereka di alam kubur. Karena mereka sejatinya masih hidup, maka mereka harus tetap dimuliakan; tidak diperkenankan buang air di atas kuburan, melangkahi kuburan, duduk di atasnya dan lain-lain.

Semua itu sebenarnya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad yang telah diriwayatkan dalam banyak hadits dan juga para ulama salafus shalih juga mentradisikan ziarah kubur. Kita sebagai umat Nabi Muhammad sudah selayaknya mengikuti jejak mereka. Kalau kita mengaku sebagai umat Muhammad dan tidak mau ziarah kubur dan mendoakan ahli kubur? Lalu sebenarnya umat siapakah kita ini?

Nurul Fahmi

Penulis: Terompah Kiai, Pendidik dan Anggota LTN PC. NU Kab. Tuban

Tags: hadits ziarah kuburziara qubur
Previous Post

Mbok-mbok Pembantu Sebagai Jembatan Kebudayaan Antar Bangsa

Next Post

Sejarah GP Ansor dan Kisah Hamid Rusydi Mengislamkan Cewek Belanda

Related Posts

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

Pandangan NU Tentang Tadabbur Alam

by Redaksi
May 12, 2025
0

Tadabur alam merupakan bentuk perenungan mendalam terhadap ciptaan Allah SWT yang mengajak manusia untuk menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. Dalam tradisi...

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

Menumbuhkan Manusia Merdeka: Menyatukan Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire untuk Pendidikan Indonesia

by suluk
May 4, 2025
0

Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu atau mengisi kepala anak dengan pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia....

Membaca Optimisme Masa Depan Pendidikan Indonesia

Membaca Optimisme Masa Depan Pendidikan Indonesia

by Mukani
May 1, 2025
0

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 ini mengambil tema Partisipasi Semesta, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Sejak era Presiden...

Mbah Canthing Sebagai Lurah Pertama Desa Mlorah

Filosofi Nyadran dan Akulturasi di Desa Mlorah

by Mukani
April 24, 2025
0

Tradisi nyadran di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk tahun ini digelar hari Jumat Pahing, tanggal 25 April 2025. Ini...

Next Post
Sejarah GP Ansor dan Kisah Hamid Rusydi Mengislamkan Cewek Belanda

Sejarah GP Ansor dan Kisah Hamid Rusydi Mengislamkan Cewek Belanda

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

May 15, 2025
Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

May 14, 2025
Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

May 14, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025