Suluk.id – Islam banyak mempunyai momentum besar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya Hari Raya Idul Adha melalui ibadah kurban. Istilah lain, tidak hanya sebagai bentuk kesalehan pribadi, tetapi juga akan menumbuhkan kesalehan sosial yang lebih nyata. Ibadah kurban bukan sekadar ritus keagamaan yang diulang setiap tahunnya. Namun sebagai sarana pembentukan kepekaan sosial dan solidaritas kemanusiaan. Sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan berikanlah kepada orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)
Qur’an Surat Al-Hajj ayat 28 menegaskan bahwa kurban bukan hanya persembahan spiritual, tetapi juga bentuk distribusi keadilan sosial. Melalui kurban, orang-orang mampu diberi kesempatan untuk berbagi rezeki kepada mereka yang membutuhkan. Sehingga rasa keadilan dan kasih sayang dapat dirasakan bersama. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari raya kurban selain menyembelih hewan kurban.” (HR. Tirmidzi)
Namun, nilai dari kurban bukan terletak pada dagingnya. Allah SWT menegaskan:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.” (QS. Al-Hajj: 37)
Artinya, nilai kurban sejatinya terletak pada keikhlasan dan kepedulian kita. Ibadah kurban mengajarkan kita untuk meruntuhkan egoisme, melepaskan rasa kepemilikan berlebihan terhadap harta, dan menggantinya dengan sikap peduli dan berbagi. Inilah yang dimaksud dengan kesalehan sosial. Tidak berhenti pada fungsi ritual, tetapi berbuah dalam fungsi relasi sosial yang adil dan penuh empati.
Di tengah masyarakat yang terus bergulat dengan kesenjangan dan kemiskinan, ibadah kurban menjadi peluang tahunan untuk mewujudkan aspek spiritual dan sosial dari ajaran Islam. Maka, marilah kita menjadikan momentum Idul Adha sebagai pengingat bahwa beragama kita tidak cukup hanya ditunjukkan dengan ibadah individual. Akan tetapi harus termanifestasi atau sesuatu yang terlihat oleh mata dalam sikap peduli terhadap sesame manusia.
Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga kurban kita diterima sebagai ibadah, juga sebagai bukti nyata dari kesalehan sosial yang semakin kuat di tengah masyarakat.
Referensi:
- Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 28 dan 37.
- Hadis Riwayat Tirmidzi.
- Quraish Shihab. (2012). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
- Nasaruddin Umar. (2003). Argumen Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
Penulis : Elif Ariana Chustiningsih – Guru MIN 1 Jombang
Penyunting : Muchamad Rudi C
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan