Suluk.ID
Monday, December 8, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suluk.ID
No Result
View All Result
Home Ngilmu

Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Halimi Zuhdy by Halimi Zuhdy
July 17, 2019
in Ngilmu
Share on Facebook

Kadang kita merasa mulia setelah kita berbuat banyak kebaikan, dan merasa orang lain belum berbuat banyak, apalagi yang mereka lakukan tidak sesuai dengan prasangka kebaikan kita. Seakan-akan mereka hanya melakukan kesia-siakan. Ada suatu kisah yang luar biasa, seorang alim dan anak kecil dengan pandangannya, di luar pengetahuannya.

Suatu hari Imam Syafi’i berkunjung ke kediaman Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ahmad mempunyai Putri Sholehah; Ia sering shalat malam, berpuasa dan senang mendengarkan kisah orang-orang Sholeh dan cendekiawan. Putri itu, ingin sekali melihat Imam Syafi’i yang sering diceritakan ayahnya, karena ayahnya sangat memuliakan sang Imam dan selalu bercerita tentang keilmuan dan ibadahnya.

Ketika Imam Syafi’i berkunjung ke rumahnya, putri Imam Hambal sangat gembira sekali, ia ingin sekali melihat apa yang akan dilakukan Imam Syafi’i di rumahnya dan ingin menyimak kisah dan fatwanya.

Setelah makan malam berlalu, Imam Ahmad beranjak untuk shalat malam dan berdzikir, sedangkan Imam Syafi’i menuju tempat tidur, dan putri Imam Ahmad mengawasi setiap gerik geriknya sampai fajar tiba.

Ketika pagi menyeringai, putri sholehah itu bertanya pada Abahnya (Imam Ahmad),

“Wahai Ayahku, benarkah Ia Asyyafi’ yang engkau selalu ceritakan padaku?”,

“Ia, anakku” jawab Imam Ahmad.

Sang Putri belum puas melihat apa yang terjadi, “Aku selalu mendengar, betapa engkau mengagungkan beliau, tetapi nyatanya, aku tidak melihatnya shalat malam, ia juga tidak wirid dan berdzikir?,”

Sang putri masih tanda tanya besar.
Ia melanjutkan, “Dan, aku perhatikan Imam Syafi’i melakukan tiga hal yang aneh!?”.
Ayahnya menimpali, “Apa itu wahai anakku?,”

Sang Putri menjawab dengan serius “Jika kita suguhkan makanan, beliau memakannya dengan lahap, berbeda dengan yang Ayah ceritakan. Apabila beliau masuk kamar, beliau tidak shalat malam. Dan ketika beliau shalat Shubuh bersama kita, beliau tidak berwudu,”

Matahari mulai meninggi, Imam Ahmad dan Imam Syafi’i duduk-duduk sambil bercerita dan bertukar ilmu, Imam Ahmad membuka pembicaraan tentang Imam Syafi’i yang diamati putrinya.

Imam Syafi’i sepertinya tahu apa yang dikeluhkan putri Imam Ahmad, beliau pun menjawabnya;

“Wahai Aba Muhammad, aku makan makananmu banyak sekali, karena aku tahu, makananmu terbuat dan berasal dari barang halal. Engkau orang dermawan, dan makanan dari dermawan adalah obat, sedangkan makanan dari orang Bakhil adalah penyakit, dan aku makan banyak, agar ia menjadi obat bagiku” jawab Imam Syafi’i.

“Mengapa aku tidak shalat malam?, ketika aku mulai meletakkan kepala untuk tidur, aku melihat Alquran dan Hadis di depanku, kemudian Allah membukakan 72 masalah fiqih padaku, dan aku susun agar nantinya bisa bermanfaat untuk kaum muslimin, maka di sanalah aku di antara menulis dan bangun malam,” jawabnya.

Dan yang ketiga, “Mengapa ketika aku shalat subuh bersama kalian, aku tidak berwudhu’, Demi Allah, mataku tidak bisa terpejam, sehingga aku dapat memperbaharui wudhu’, aku semalaman terjaga, maka aku shalat shubuh bersama kalian dengan wudhu’ shalat isya,”

Setelah itu, beliau berpamitan kepada Imam Ahmad dan melanjutkan perjalanannya.

Beberapa detik berikutnya, Imam Ahmad memanggil putri kesayangannya,

“Anakku, begitulah yang dilakukan beliau (Imam Syafi’i) pada malam hari, beliau tidur (berbaring) lebih utama dari apa yang aku kerjakan, sedangkan aku dalam keadaan bangun (tidurnya lebih baik dari bangunku),”

Begitulah kisah inspiratif Imam Syafi’i yang malamnya adalah karya, menulis ilmu untuk umat, sungguh memetiknya adalah keindahan. (*)

Halimi Zuhdy
Halimi Zuhdy

Alumni Annuqoyah Guluk Guluk Sumenep

Tags: Prasangka
Previous Post

Konten Keislaman Ala NU Perlu Diperbanyak Lagi di Internet

Next Post

Ahli Kubur Selalu Menunggu “Kiriman Doa”

Related Posts

Menyebarkan Cahaya Dakwah Dalam Dunia Serba Digital

Menyebarkan Cahaya Dakwah Dalam Dunia Serba Digital

December 4, 2025
Menjawab Tantangan Zaman Melalui Syair KH. Bukhori Masruri

Menjawab Tantangan Zaman Melalui Syair KH. Bukhori Masruri

November 30, 2025
Guru dan Bayang-Bayang Kritik Orang Tua

Guru dan Bayang-Bayang Kritik Orang Tua

November 24, 2025
seminar pendidikan indonesia

Guru: Arsitek Masa Depan Pendidikan Indonesia

November 23, 2025
Next Post
Alam barzakh, doa kuburan

Ahli Kubur Selalu Menunggu "Kiriman Doa"

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

POPULAR

Artikel Guru PAl SD Tembus Jurnal Scopus Q1

Artikel Guru PAl SD Tembus Jurnal Scopus Q1

December 7, 2025
Khayatun, Sosok Guru Perempuan Tangguh di Perbatasan

Khayatun, Sosok Guru Perempuan Tangguh di Perbatasan

December 7, 2025
Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

Anak Buruh Tani, Fokus Gerakkan Literasi

December 6, 2025
Load More

MORE ON TWITTER

ADVERTISEMENT

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kerjasama
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
  • Kirim Tulisan

Suluk.ID © 2025