Suluk.id, Tulungagung – Kolaborasi antara UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Universitas Kristen Maranatha Bandung, NGO Kediri Bersama Rakyat (KIBAR), Turi Foundation Blitar, UMKM MyAsta Craft Shop serta didukung penuh oleh Lapas Kelas IIB Tulungagung, laksanakan Pendampingan Edukasi Seni dan Kreativitas Teknik Tie Dye & Pembuatan Bros Hijab pada Rabu (23/4/2025), bertempat di Lapas Kelas IIB Kabupaten Tulungagung.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Kristen Maranatha Bandung, Dewi Isma Aryani, S.Ds., M.Ds. menyampaikan bahwa pendampingan dan pelatihan bertujuan untuk menciptakan kemandirian ekonomi pada kelompok marginal perempuan di Lapas Kelas IIB Tulungagung. Selain itu sebagai upaya kelembagaan dalam meningkatkan kapasitas perempuan menggunakan asas kekerasan berbasis gender dengan mengedepankan perspektif perempuan.
“Kegiatan ini merupakan upaya kelembagaan dalam meningkatkan kapasitas perempuan menggunakan asas kekerasan berbasis gender, yaitu pendampingan dengan mengedepankan perspektif perempuan,” terang Isma.
Kasubsi Portatib Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulungagung, Danang Eka Bintara menyatakan bahwa Lapas Kelas IIB akan selalu mendukung aktivitas positif dalam rangka pemberdayaan anggota binaan, baik berupa penelitian, pengabdian, maupun pendidikan sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi.
“Lapas Kelas IIB akan selalu mendukung aktivitas positif dalam rangka pemberdayaan anggota binaan, baik berupa penelitian, pengabdian, maupun pendidikan sebagai Tridharma Perguruan Tinggi,” jelas Danang.
Sementara itu, Ucik Ana Fardilla, M.I.Kom Dosen prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam mengajak mahasiswa dan alumni untuk melakukan pendampingan dengan menggunakan asas komunikasi interpersonal dalam setiap kegiatan.
Pendampingan oleh tim kolaborasi ini akan dilaksanakan selama tiga hari dari 23-25 April 2025. Ibu Dian Pratiwi Pribadi, S.P., M.Sc., selaku dosen Prodi Sosiologi Agama UIN SATU sekaligus ketua lembaga Kediri Bersama Rakyat (KIBAR) menyatakan bahwa terselenggaranya kolaborasi luar biasa ini juga mendapatkan dukungan dari Forum Pengada Layanan yang merupakan partner NGO dari Komnas Perempuan Indonesia.
“Terselenggaranya kolaborasi luar biasa ini juga mendapatkan dukungan dari Forum Pengada Layanan yang merupakan partner NGO dari Komnas Perempuan Indonesia,” ujar Dian.
Melalui pantauan reporter, terlihat antusiasme warga binaan turut meramaikan pelatihan dengan aktif. Selain materi penyampaian, terdapat juga diskusi interaktif antara tim pemateri dengan warga binaan.
Dengan adanya pendampingan yang dilaksanakan selama tiga hari dari 23-25 April, diharapkan akan mendorong partisipasi dari berbagai lembaga lain, praktisi, dan akademisi untuk melakukan ikut serta mendampingi warga binaan perempuan dengan menggunakan prinsip dan nilai Kekerasan Berbasis Gender. (dev/mrc)
Penulis : Devi Oktaviani Wulandari, Mahasiswi KPI UIN SATU
Penyunting : M Rudi Cahyono
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan