Suluk.ID
Monday, December 11, 2023
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

Diskusi Buku Renungan Rektor IAIN Tulungagung tentang Spiritualitas Perkuat Tradisi Kolaborasi Ilmuan

by Redaksi
November 4, 2020
in Kekabar
Diskusi Buku Renungan Rektor IAIN Tulungagung tentang Spiritualitas Perkuat Tradisi Kolaborasi Ilmuan
Share on Facebook

TULUNGAGUNG – Diskusi buku Menggali Spiritualitas Ramadan Syarah Renungan Rektor IAIN Tulungagung berlangsung gayeng. Diskusi yang digelar LP2M IAIN Tulungagung itu digelar secara virtual melalui zoom, Rabu (4/11/2020).

Buku ini lahir dari renungan Rektor IAIN Tulungagung Prof Maftukhin selama Ramadhan. Kemudian, disyarahi oleh Wakil Rektor III Abad Badruzzaman. Renungan itu berupa quotes yang ditulis setiap hari. Selanjutnya, Abad pun mentafsirakan setiap kalimat yang muncul dari renungan rektor tersebut.

Ketua LP2M IAIN Tulungagung Ngainun Naim mengatakan diskusi bedah buku ini bagian dari tradisi keilmuan di lingkungan kampus. Menurutnya, setiap pekan lembaga ini menggelar kegiatan lecture series.

‘’Kegiatan ini merupakan tradisi yang terus kami jaga. Yakni melahirkan karya lantas mendiskusikannya,’’ katanya.

Sementara itu, Rektor IAIN Tulungagung Prof Maftukhin mengungkapkan, tradisi keilmuan di kampus Islam harus terus dijaga. Menurutnya, seorang dosen boleh gagal menjadi rektor ataupun dekan. Namun, jangan sampai gagal sebagai seorang akademisi atau ilmuan.

‘’Maka menurut saya itu penting kita berkolaborasi. Sebagai akademisi kita bisa saling berkolaborasi satu sama lain untuk bekarya. Kita boleh gagal menjadi rektor atau dekan. Tapi kita tidak boleh gagal sebagai akademisi. Sebab, akademisi adalah DNA kita,’’ terang dia.

Prof Maftukhin menambahkan, syarah itu tidak bersifat tunggal. Namun, sifatnya majemuk sehingga bisa ditafsirkan siapa saja. Dengan begitu, renungan ini bisa disyarahkan dari perspektif ilmu lain. Bukan hanya tafsir saja. ‘’Misalkan dari keilmuan fisika ataupun biologi,’’ ujarnya.

Abad Badruzaman sebagai pensyarah mengaku sempat klabakan saat harus menyasarah quote. Namun, dengan perlahan dia berhasil menuntaskan syarah dari setiap quote yang muncul saat Ramadan itu.

‘’Saya berupaya keras untuk menafsirkan apa yang direnungkan Pak Rektor. Menurut saya ada tiga hal yang direnungkan. Salah satunya adalah renungan atas ayat-ayat Alquran,’’ tandasnya.

Ulil Absor Abdala, salah satu intelektual Islam yang menjadi pembahas dalam acara tersebut mengatakan buku yang ditulis oleh dua intelektual dari kampus Tulungagung ini menarik untuk dibaca. Alasannya, buku ini ditulis berlandaskan lelaku penulis. Jadi, akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

‘’Jadi buku ini saya kira masuk dalam ketegori Islam yang sederhana di tengah masyarakat. Sebab, ditulis dari lelaku penulisnya,’’ kata dia.

Menurut Ulil, ada dua model keberagamaan yang saat ini berada di tengah-tengah masyarakat. Yakni berbasis tulisan atau karya-karya keilmuan. Selain itu, ada pula yang berbasis Islam sederhana. Artinya Islam yang dipraktikkan oleh masyarakat yang tidak ndakik-ndakik.

‘’Saya kira dua model keberagamaan ini penting. Namun, saya hanya ingin mengingatkan kita bersama sebagai seorang akademisi yang berada di kampus jangan sombong. Laku sehari-hari itu juga penting. Renungan Prof Maftukhin ini sebenarnya lahir dari Islam sebagai laku. Renungan selama Ramadan dengan kalimat dengan pendek itu Islam lahir dari lelaku. Muncul dari pengalaman yang belaiau alami. Memang kadang di momentum tertentu mengalami pengalaman puitik. Beda dengan pengelaman intlektual,’’ ujarnya.

Ulil mengusulkan, agar untuk memproduksi renungan itu harus matang. Jangan sampai renungan itu diproduksi setiap saat. Ibarat santan, kata dia, jika semakin encer kurang nikmat. Sebaliknya, jika proses produksi renungan itu diendapkan akan semakin kental dan semakin bagus.

‘’Saua kira ini kolaborasi penulis yang baik. Kolaborasi ideal. Jadi saya senang sekali untuk diberikan kesempatan menulis prolong,’’ terangnya.

Selain Ulil, Prof Ahmad Ali Nurdin, Dekan Fisip UIN Bandung mengapresiasi lahirnya buku ini. Menurutnya, di tengah kesibukan sebagai seorang pejabat yakni rektor dan wakil rektor bisa tetap memproduksi karya yang bagus.

‘’Saya kira ini penting untuk ditiru. Dari segela kesibukan kedua penulis sebagai Rektor dan Wakil rektor masih tetap bisa produktif,’’ kata dia.

Menurutnya, adanya tradisi memberikan syarah atas renungan seseorang perlu dilestarikan. Sebab, tradisi ini memang lebih banyak dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu. Banyak kitab-kitab klasik yang lahir dari syarah ulama. Nah, adanya buku model syarah atas renungan ini menambah khasanah keilmuan di lingkungan perguruan tinggi Islam.

Redaksi

Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan

Tags: Bedah Buku
Previous Post

Aswaja Sebagai Cara Berpikir dan Bertindak

Next Post

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Related Posts

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

by Redaksi
December 11, 2023
0

Suluk.id - Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung tengah menjajaki kerjasama yang erat dengan Central China Normal University,...

Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

by Redaksi
December 4, 2023
0

Suluk.id - Sebagai mahasiswa tidak hanya bisa mengandalkan materi hanya ketika di bangku kelas. Perlu kesadaran mahasiswa bahwa untuk meningkatkan...

Pilot Project Penguatan SPI sebagai Jembatan Implementasi Nilai Budaya Kementerian Agama RI

Pilot Project Penguatan SPI sebagai Jembatan Implementasi Nilai Budaya Kementerian Agama RI

by suluk
November 29, 2023
0

Prof. Dr. Abd. Aziz, M. Pd – Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia pada...

Penguatan Moderasi Beragama, Dosen UIN SATU Launching Komunitas Milenial Peduli Literasi Digital

Penguatan Moderasi Beragama, Dosen UIN SATU Launching Komunitas Milenial Peduli Literasi Digital

by Redaksi
November 27, 2023
0

Suluk.id - Sejalan dengan upaya meningkatkan literasi digital di kalangan anak muda dan memperkuat moderasi beragama, Komunitas Milenial Peduli Literasi...

Next Post
Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Andai Kader NU Tak Jadi Bupati atau Wakil Bupati

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terkait

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

UIN SATU Tulungagung Jajaki Kerjasama dengan Central China Normal University, Tiongkok

December 11, 2023
Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

Tahammul wal ada’ : Proses Periwayatan Hadis

December 9, 2023
Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

Ngaji Ngopi : Telaah dan Diskusi Kitab Hadis

December 4, 2023
Suluk.ID

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2023

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2023