Tiap tempat pasti ada Wali-nya. Begitupun Eropa dan Amerika. Melalui wasilah Mbah Nazim Haqqani, ribuan masyarakat Amerika Utara mengenal ajaran Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Suluk.id – Amerika Serikat, negara yang masyhur sebagai kiblat sekularisme barat itu, terdapat waliyullah kharismatik bernama Maulana Syeikh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani atau Syeikh Nazim Al Haqqani (1922 – 2014).
Waliyullah (orang yang dekat dengan Allah) ada di tiap tempat. Bahkan di tempat yang semula terkesan mustahil. Tentu ini bukti lakal hamdu mil us samawati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du yang sering kita baca di dalam sholat.
Mbah Nazim Al Haqqani adalah kiai sekaligus mertua dari Syeikh Hisyam Al Kabbani. Kita tentu lebih mengenal Mbah Hisyam Kabbani daripada Mbah Nazim Al Haqqani. Layaknya ulama Ahlussunah pada umumnya, Mbah Hisyam sering sowan-sowan ke Indonesia.
Mbah Hisyam Kabbani ini, kita tahu, waliyullah dan mursyid thoriqoh di Amerika Serikat dan Eropa yang memiliki kedekatan emosional dengan Gus Dur. Mbah Hisyam Kabbani merupakan guru spiritual dari petinju Mohammad Ali. Serupa tokoh Ahlussunah lainnya, Mbah Hisyam juga sering sowan ke Indonesia.
Kembali ke Mbah Nazim. Syeikh Nazim Al Haqqani lahir di Siprus, sebelah selatan Turki dan barat Suriah. Dari jalur bapak, nasab Mbah Nazim sampai pada Sulthonul Aulia Syeikh Abdul Qodir Jaelani. Sementara dari jalur ibu, nasab beliau sampai pada Maulana Jalaluddin Rumi.
Mbah Nazim punya riwayat nyantri yang cukup kuat. Itu jadi alasan utama beliau punya keramat dan punya kharisma nan ilmiah. Beliau merupakan santri dari Syeikh Sulaiman Arzurumi, seorang mursyid thoriqoh Naqsabandi di Istanbul Turki.
Mbah Nazim juga nyantri pada Syaikh Abdullah Ad-Daghestani, Grandsyeikh thoriqoh Naqsabandi asal Damaskus. Bahkan, Mbah Nazim adalah santri kinasih dari sosok besar Syeikh Abdullah Ad-Daghestani tersebut.
Maka tak heran jika kelak, Mbah Nazim mampu jadi wali papan atas di kawasan yang hampir mustahil mengenal ajaran Kanjeng Nabi SAW — kawasan yang mungkin sangat kering dan tandus dari gerak-gerik sulur ilaihiah.
Beliaulah sosok di balik banyaknya pemeluk Islam Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja) di kawasan Eropa dan Amerika, yang sekarang mulai menampakkan eksistensinya mengibarkan bendera Aswaja.
Ahlussunah di Amerika dan Eropa
Amerika dan Eropa, sejauh ini selalu identik dengan kawasan yang punya sentimen islamophobia cukup tinggi. Itu bukan tanpa alasan. Setidaknya, ada dua alasan yang memicu hal itu terjadi, menurut saya.
Pertama, pasca tragedi bom 9 September di gedung WTC, Islam dikenal sebagai sesuatu nan bengis. Kedua, banyak kaum Islam-khawarij-Wahabi yang mencari nafakoh di Eropa dan Amerika Serikat yang, sialnya, mereka intoleran.
Orang-orang khawarij Wahabi intoleran yang cenderung simbolis dan rajin ngeksis, seolah jadi representasi agama Islam secara umum. Inilah yang jadi penyebab islamophobia. Tentu saja itu salah dan tak bisa dibenarkan.
Sebab, kebencian masyarakat sekitar pada oknum khawarij Wahabi, merembet pada kebencian mereka terhadap Islam secara luas. Padahal itu jelas salah. Itu tak bisa dibenarkan. Karena bagaimanapun, khawarij Wahabi bukan representasi Islam secara umum.
Sampai di titik ini, kita patut bersyukur akan keberadaan Maulana Nazim Al Haqqani. Sosok penyebar agama Islam alusan khas Aswaja. Keberadaan beliau mampu meredam banyak potensi buruk yang mengancam orang-orang Islam di Amerika dan Eropa.
Di Amerika dan Eropa, Mbah Nazim jadi sosok kharismatik yang mampu memberi pandangan Islam sejuk, Islam rahmatan lilalamin dan tentu saja, Islam alusan khas Ahlussunah yang esensial dan toleran.
Jangan bayangkan betapa banyak fitnah yang diterima Mbah Nazim. Serupa Kiai-kiai sepuh kita di Indonesia, Mbah Nazim juga kerap menerima tuduhan kafir dan disesat-sesatkan oleh orang khawarij Wahabi. Tapi justru itu tanda kewalian Mbah Nazim Haqqani.
Mbah Nazim serupa para wali yang ada di Nusantara, beliau mengambil ikan tanpa mengeruhkan air kolam. Tak ayal, mereka yang semula atheis, ultra liberal hingga abai pada kepercayaan, mulai masuk Islam Ahlusunnah secara damai dan penuh perasaan cinta.
Perjalanan Mbah Nazim Haqqani
Setelah menjalani suluk cukup panjang di bawah bimbingan dua mahagurunya, Syeikh Sulaiman Arzurumi dan Syeikh Abdullah Ad-Daghestani, Mbah Nazim menempuh perjalanan ke kawasan Eropa pada 1974.
Beliau menemui satu demi satu tokoh Eropa demi mengenalkan ajaran Islam Ahlu Sunnah. Sejak saat itu, banyak warga Eropa, terutama London, yang semula abai pada agama, mulai mau mengucap kalimat tauhid. Senyum dan wajah santun beliau menerangi cakrawala Eropa.
Sepasca dari Eropa, Mbah Nazim melanjutkan perjalanan ke Turki pada 1978. Di Turki, hampir setiap kawasan kota beliau kunjungi. Di manapun beliau pergi, selalu disambut meriah masyarakat. Di Turki, beliau dikenal dengan sebutan Al Qubrusi. Mbah Nazim masyhur sebagai guru spiritual dari Presiden Turki, Turgut Ozal.
Mbah Nazim, juga tercatat pernah melakukan perjalanan ke Timur Jauh yang meliputi Brunei, Malaysia, Singapura, India, Pakistan, hingga Sri Lanka pada 1986. Tak ayal jika negara-negara tersebut punya basis Thoriqoh Naqsabandi cukup besar.
Beliau pertamakali menginjakkan kaki ke Amerika Serikat pada 1991. Lebih dari 15 negara bagian Amerika beliau kunjungi. Dari kunjungan perjalanan itu, membuahkan berdirinya 13 pusat thariqat Naqsabandi di Amerika Utara.
Melalui wasilah beliau pula, pada 1993, sebanyak 10 ribu rakyat Amerika Utara masuk Islam dan berbaiat pada Thariqat Naqsabandiyah. Entah kenapa, saya kerap terharu mendengar informasi ini.
Jika kita bisa melihat geliat Aswaja di Amerika Serikat dan Eropa, tentu itu karomah Mbah Nazim Al Haqqani. Kini, perjuangan beliau dilanjutkan santri sekaligus menantunya: Syeikh Hisyam Kabbani.
Bibarokati Mbah Nazim Haqqani dan Mbah Hisyam Kabbani, kini mulai banyak kampanye Islam ahlussunah di Amerika Serikat dan Eropa. Banyak sekali orang-orang Amerika dan Eropa yang sudah mengenal Aswaja.
Bahkan kini, majelis sholawat Dalailul Khoirot menjadi semacam perbincangan yang umum didengar di Amerika dan Eropa. Berkah Mbah Nazim dan Mbah Hisyam, banyak dari masyarakat Amerika dan Eropa yang mengenal tahlilan dan dibaan dan muludan layaknya kita di Nusantara.
Percayalah, keberadaan ajaran Mbah Nazim dan Mbah Hisyam di Eropa dan Amerika Serikat inilah, yang kelak menghilangkan islamophobia dan menyejukkan tanah Amerika dan Eropa dengan jalan Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Diolah dari bermacam sumber, terutama buku The Naqsyabandi Sufi Way karya Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani (menantu Mbah Nazim Haqqani).