Suluk.ID
Thursday, May 15, 2025
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID
Home Kekabar

Setahun Suluk.id dan Cita-Cita Dakwah Digital

by Amrullah Ali Moebin
May 18, 2020
in Kekabar
Setahun Suluk.id dan Cita-Cita Dakwah Digital
Share on Facebook

Warung kopi di tengah kebun jagung itu sepi sekali. Sepertinya, warung baru. Jadi masih belum seramai warung-warung kopi pada umumnya. Di warung yang nyaris tidak ada pembeli itu kami berembuk. Mempersiapkan peluncuran website suluk.id.

Sesekali kami saling ledek. Kuat berapa tahun mengelola website semacam Suluk ini. Pertanyaan yang sering keluar itu tak pernah kami respon dengan serius. Selalu kami jawab. Sak mlaku-mlakune.

Namun, setelah gemuruh peluncuran website itu selesai kami tak lagi memiliki rasa pesimis keberlangsungan website ini. Semua tim yang ketemu pun jarang memiliki komitmen masing-masing. Semua bersepakat akan terus memproduksi konten untuk suluk.

Walhasil, setahun sudah suluk berdampingan dengan kita semua. Naskah dari para penulis terus saja datang. Meski tidak sederas media-media senior yang telah lahir dan komplit lebih dulu.

Suluk memang dikelola oleh para santri yang tinggal di Tuban. Namun kami tidak pernah menjadikan media ini lokal dan terbatas. Kami tetap membuka siapapun yang ingin berkontribusi. Prinsipnya sama-sama memiliki semangat mengabarkan Islam ramah dan menggembirakan. Itu saja.

Mengelola website berasis keislaman tidak mudah. Tidak sembarang konten bisa kita terima dan tayangkan. Kurasi tetap kita lakukan. Agar tidak membuat kegaduhan yang justru menjauhkan dari rasa damai dan gembira.

Ada satu naskah yang sering menjadi jujukan para pembaca. Yakni artikel tentang Gus Baha. Apapun artikel jika menyangkut Gus Baha pasti banyak yang membaca dan membagikannya.

Semua tahu, Gus Baha memang sedang digemari banyak orang. Meski begitu Gus Baha tetap biasa saja. Gus Baha secara tidak langsung telah memberikan suntikan semangat untuk kami yang mengelola situsweb ini. Sebab, kata Gus Baha, ngaji itu memang harus menggembirakan. Sesederhana itu laku Gus Baha saat menebar ilmu pengetahuan.

Suluk pun demikian, kami berharap bisa terus menebarkan Islam yang Menggembirakan. Bukan Islam yang menyeramkan hingga Islam yang justru dianggap orang bebal.

Cita-Cita Dakwah Digital

Sejujurnya berat sekali jika kami dikategorikan sebagai media dakwah. Sebab, bagi kami dakwah itu bukan hanya menyiarkan melainkan juga menjalankan. Kami memilih diksi berbagi saja. Berbagu tentang pengetahuan. Tentang cerita hikmah dan hal-hal unik lainnya. Yang kadang kita tidak menyadari itu memiliki nilai lebih.

Digitalisasi dakwah telah menggema. Mau tidak mau ruang dakwah bukan lagi masjid dan surau. Namun, jagad internet juga telah menjadi medium untuk berdakwah.

Memang, kalangan NU dianggap terlambat memasuki ruang maya dalam menebar dakwahnya. Tapi, sekarang semua telah bergerak. Para santri telah berlomba-lomba memproduksi konten. Di berbagai platfom. Mulai media sosial sudah mulai dipenuhi kajian ala santri. Bahkan, ada orang yang niat sekali mengais dollar dengan menguggah ngajinya Gus Baha. Kondisi ini menunjukkan geliat dakwah digital kader NU mulai nampak.

Berkembangkan dakwah digital ala santri ini perlu terus dikuatkan. Jika perlu saling menguatkan. Situsweb sejenis suluk.id sudah banyak bertebaran. Mulai yang senior maupun para pemain baru. Saya yakin para pengelola punya target yang sama. Yakni menyiarkan tentang Islam yang Rahmatallillalamin.

Ada satu hal dalam dakwah digital yang perlu dicermati. Yakni cermat dalam memframing setiap perkataan para kiai NU. Jika, terpeleset sedikit saja. Maka orang-orang yang tidak ingin melihat kedamaian akan menyulut keriuhan. Kondisi ini pernah dialami Gus Muawafiq. Meski semua orang yakin jika seorang Gus Muawafiq tidak mungkin merendahkan Rosulullah Muhammad SAW.

Maka, setiap orang yang punya kebebasan merekam dan mengunggah video di akun media sosialnya perlu berpikir berhati-hati. Kita harus mengedukasi diri kita sendiri. Memilah mana pernyataan yang rawan ribut dan pernyataan yang mendamaikan.

Termasuk mereka-mereka yang gemar memotong cermah dan ngajinya para kiai kemudian diunggah di instagram. Perlu dicermati lagi. Kira-kira, memotong cemarah kiai itu sudah pas atau belum. Jangan-jangan niat kita baik namun akan berbuntut panjang di belakang.

Saya kira semua harus saling mengingatkan. Sesama pengelola situswebsite dan akun medsos bernaga dakwa ala santri perlu berjejaring untuk meneguskan cita-cita dakwah digital. Dengan begitu, di masa depan jika sudah tak ada lagi kertas generasi penerus masih bisa menikmati konten khas pesantren. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: HarlahSuluk
Previous Post

Menggelar Sajadah atau Diterjang Orang Lewat

Next Post

Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Related Posts

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

by Redaksi
May 15, 2025
0

Suluk.id, Tulungagung –  Di tengah derasnya arus modernitas dan tuntutan produktivitas zaman, perbincangan seputar posisi dan pilihan perempuan dalam kehidupan...

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id Tulungagung, – Menjadi wanita karier bukan sekadar tentang ruang kerja, jabatan, atau penghasilan. Bagi Dr. Mutrofin, M.Fil.I, Koordinator Program...

Lailatul Ijtima MWCNU Diwek, Sarana Pererat Tali Silaturahmi Warga NU

Lailatul Ijtima MWCNU Diwek, Sarana Pererat Tali Silaturahmi Warga NU

by Redaksi
May 14, 2025
0

Suluk.id, Jombang - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Diwek menggelar Lailatul Ijtima, Selasa (13/5) malam. Kegiatan ini...

Menjaga Harmoni Peran: Kisah Dr. Luthfi Ulfa Ni’amah dalam Meniti Karier Akademik dan Peran Domestik

Menjaga Harmoni Peran: Kisah Dr. Luthfi Ulfa Ni’amah dalam Meniti Karier Akademik dan Peran Domestik

by Redaksi
May 13, 2025
0

Suluk.id, Tulungagung, — Acara berjudul “Bincang-Bincang Wanita Karir” yang digelar secara live melalui YouTube SATU TV, Jum’at (9/5/2025), Dr. Luthfi...

Next Post
Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sosial Media

Terkait

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

Perspektif Humanis dari Dr. Dzinnun Hadi dalam Bincang-Bincang Wanita Karir

May 15, 2025
Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

Sejauh Kaki Melangkah, Aku Akan Akan Kembali

May 14, 2025
Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

Membangun Komitmen dan Menebar Berkah: Refleksi Dr. Mutrofin tentang Peran Wanita Karier di Era Modern

May 14, 2025
Suluk.id - Merawat Islam yang Ramah

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan.

Suluk.ID © 2025

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2025