Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Tuesday, April 13, 2021
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen
No Result
View All Result
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban
Home Kekabar

Setahun Suluk.id dan Cita-Cita Dakwah Digital

by Amrullah Ali Moebin
May 18, 2020
in Kekabar
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Setahun Suluk.id dan Cita-Cita Dakwah Digital
Share on Facebook

Warung kopi di tengah kebun jagung itu sepi sekali. Sepertinya, warung baru. Jadi masih belum seramai warung-warung kopi pada umumnya. Di warung yang nyaris tidak ada pembeli itu kami berembuk. Mempersiapkan peluncuran website suluk.id.

Sesekali kami saling ledek. Kuat berapa tahun mengelola website semacam Suluk ini. Pertanyaan yang sering keluar itu tak pernah kami respon dengan serius. Selalu kami jawab. Sak mlaku-mlakune.

Namun, setelah gemuruh peluncuran website itu selesai kami tak lagi memiliki rasa pesimis keberlangsungan website ini. Semua tim yang ketemu pun jarang memiliki komitmen masing-masing. Semua bersepakat akan terus memproduksi konten untuk suluk.

Walhasil, setahun sudah suluk berdampingan dengan kita semua. Naskah dari para penulis terus saja datang. Meski tidak sederas media-media senior yang telah lahir dan komplit lebih dulu.

BacaArtikel

Alumni SMAN 1 Tuban Sengkuyungan Membangun Masjid di Desa Prunggahan Kulon

Prof Muwahid, Sosok Ilmuan yang Bersahaja

Membubarkan UKM Pagar Nusa di UIN Malang itu Bukan Solusi

Load More

Suluk memang dikelola oleh para santri yang tinggal di Tuban. Namun kami tidak pernah menjadikan media ini lokal dan terbatas. Kami tetap membuka siapapun yang ingin berkontribusi. Prinsipnya sama-sama memiliki semangat mengabarkan Islam ramah dan menggembirakan. Itu saja.

Mengelola website berasis keislaman tidak mudah. Tidak sembarang konten bisa kita terima dan tayangkan. Kurasi tetap kita lakukan. Agar tidak membuat kegaduhan yang justru menjauhkan dari rasa damai dan gembira.

Ada satu naskah yang sering menjadi jujukan para pembaca. Yakni artikel tentang Gus Baha. Apapun artikel jika menyangkut Gus Baha pasti banyak yang membaca dan membagikannya.

Semua tahu, Gus Baha memang sedang digemari banyak orang. Meski begitu Gus Baha tetap biasa saja. Gus Baha secara tidak langsung telah memberikan suntikan semangat untuk kami yang mengelola situsweb ini. Sebab, kata Gus Baha, ngaji itu memang harus menggembirakan. Sesederhana itu laku Gus Baha saat menebar ilmu pengetahuan.

Suluk pun demikian, kami berharap bisa terus menebarkan Islam yang Menggembirakan. Bukan Islam yang menyeramkan hingga Islam yang justru dianggap orang bebal.

Cita-Cita Dakwah Digital

Sejujurnya berat sekali jika kami dikategorikan sebagai media dakwah. Sebab, bagi kami dakwah itu bukan hanya menyiarkan melainkan juga menjalankan. Kami memilih diksi berbagi saja. Berbagu tentang pengetahuan. Tentang cerita hikmah dan hal-hal unik lainnya. Yang kadang kita tidak menyadari itu memiliki nilai lebih.

Digitalisasi dakwah telah menggema. Mau tidak mau ruang dakwah bukan lagi masjid dan surau. Namun, jagad internet juga telah menjadi medium untuk berdakwah.

Memang, kalangan NU dianggap terlambat memasuki ruang maya dalam menebar dakwahnya. Tapi, sekarang semua telah bergerak. Para santri telah berlomba-lomba memproduksi konten. Di berbagai platfom. Mulai media sosial sudah mulai dipenuhi kajian ala santri. Bahkan, ada orang yang niat sekali mengais dollar dengan menguggah ngajinya Gus Baha. Kondisi ini menunjukkan geliat dakwah digital kader NU mulai nampak.

Berkembangkan dakwah digital ala santri ini perlu terus dikuatkan. Jika perlu saling menguatkan. Situsweb sejenis suluk.id sudah banyak bertebaran. Mulai yang senior maupun para pemain baru. Saya yakin para pengelola punya target yang sama. Yakni menyiarkan tentang Islam yang Rahmatallillalamin.

Ada satu hal dalam dakwah digital yang perlu dicermati. Yakni cermat dalam memframing setiap perkataan para kiai NU. Jika, terpeleset sedikit saja. Maka orang-orang yang tidak ingin melihat kedamaian akan menyulut keriuhan. Kondisi ini pernah dialami Gus Muawafiq. Meski semua orang yakin jika seorang Gus Muawafiq tidak mungkin merendahkan Rosulullah Muhammad SAW.

Maka, setiap orang yang punya kebebasan merekam dan mengunggah video di akun media sosialnya perlu berpikir berhati-hati. Kita harus mengedukasi diri kita sendiri. Memilah mana pernyataan yang rawan ribut dan pernyataan yang mendamaikan.

Termasuk mereka-mereka yang gemar memotong cermah dan ngajinya para kiai kemudian diunggah di instagram. Perlu dicermati lagi. Kira-kira, memotong cemarah kiai itu sudah pas atau belum. Jangan-jangan niat kita baik namun akan berbuntut panjang di belakang.

Saya kira semua harus saling mengingatkan. Sesama pengelola situswebsite dan akun medsos bernaga dakwa ala santri perlu berjejaring untuk meneguskan cita-cita dakwah digital. Dengan begitu, di masa depan jika sudah tak ada lagi kertas generasi penerus masih bisa menikmati konten khas pesantren. (*)

Amrullah Ali Moebin

Redaktur suluk.id

Tags: HarlahSuluk
Previous Post

Menggelar Sajadah atau Diterjang Orang Lewat

Next Post

Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Related Posts

Alumni SMAN 1 Tuban Sengkuyungan Membangun Masjid di Desa Prunggahan Kulon

Alumni SMAN 1 Tuban Sengkuyungan Membangun Masjid di Desa Prunggahan Kulon

by Redaksi
April 9, 2021
0

Suluk.id - Dakwah Islam ala Ahlu Sunnah Wal Jamaah terus menyebar dengan berbagai metode dan strategi. Ada yang lewat struktural...

Prof Muwahid, Sosok Ilmuan yang Bersahaja

Prof Muwahid, Sosok Ilmuan yang Bersahaja

by Redaksi
March 23, 2021
0

Suluk.id - Prof Muwahid masih bisa melempar senyum saat hadir di pengukuhan guru besar Prof Elfi Muawanah Rabu 17 Maret...

Membubarkan UKM Pagar Nusa di UIN Malang itu Bukan Solusi

Membubarkan UKM Pagar Nusa di UIN Malang itu Bukan Solusi

by Redaksi
March 14, 2021
0

Suluk.id - Grup whatsapp yang isinya alumni UIN Malang tetiba ramai saat sebuah link berita milik kompas diunggah di grup....

BAGANA NU, Gambar nu.or.id

Bencana Alam, Degradasi Lingkungan Hidup dan Peran Serta NU

by Wahyu Eka Setyawan
February 11, 2021
0

Bencana yang terjadi akhir-akhir ini sontak semakin menambah beban kehidupan manusia, sudah dikoyak-koyak oleh Pandemi, sebagian saudara kita harus berjibaku...

Next Post
Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Bibibi di Malam Petoklekoran Sebuah Kenangan Mengasikkan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

ABOUT ME

FOLLOW & SUBSCRIBE

Terkait

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

Ramadan dan Reposisi Orientasi Keimanan Kita

April 13, 2021
Puasa Ramadan bagi orang kaya

Tentang Puasa Ramadan Bagi Orang yang Mampu

April 13, 2021
Melihat Jejak Gempa Bumi di Tuban dari Prasasti Warunggahan

Melihat Jejak Gempa Bumi di Tuban dari Prasasti Warunggahan

April 11, 2021
Suluk.ID Nahdlatul Ulama Tuban

Suluk.id termasuk media alternatif untuk kepentingan dakwah. Dengan slogan Merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan. Media ini dikelola Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Tuban.

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

  • Redaksi
  • Tentang
  • Disclaimer
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ngilmu
  • Pitutur
  • Kekabar
  • Panutan
  • Pepanggen

Suluk.ID © 2020 - Dibuat dengan ♥ LTN NU Tuban.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In