Thursday, August 28, 2025
Muhammad Makhdum

Muhammad Makhdum

Anggota Lajnah Ta’lif Wan Nasyr PCNU Kabupeten Tuban

Selamat Harlah ke 94, Humor itu Penting Bagi NU

Selamat Harlah ke 94, Humor itu Penting Bagi NU

Tepat di usia 94 tahun ini, Nahdlatul Ulama tidak hanya semakin matang, tetapi juga semakin menegaskan sebagai ormas yang penuh canda tawa. Sebagaimana tahlilan, yasinan, dan shalawatan, humor merupakan tradisi NU yang selalu terjaga kelestariannya. Sepertinya, sel-sel humor dalam tubuh NU aktif membelah, terus bereproduksi tanpa henti, bermutasi, hingga semakin adaptif terhadap perubahan cuaca dan iklim global. Mengapa NU itu lucu? Ya memang sudah dari...

Prasangka, Belajar Kritis dari Putri Imam Ahmad

Ikhtilaf itu Rahmat, Syaratnya Terjadi Di antara Ulama

Dalam suatu kesempatan, Kanjeng Nabi Muhammad pernah memohon empat perkara kepada Allah untuk kebaikan umatnya. Dua permintaan dikabulkan, sedangkan dua yang lain ditolak oleh Allah. Pertama, Nabi memohon agar tidak membinasakan umatnya dengan musim susah (paceklik) yang berkepanjangan dan menghindarkan umatnya dari musibah besar yang membinasakan, sebagaimana umat terdahulu. Kedua permohonan ini dikabulkan oleh Allah SWT. Ke dua, Nabi memohon kepada Allah SWT agar umatnya...

agama dan manusia

Mata Air Keteladanan

Jika kita hitung secara kasar, jarak waktu berdirinya Jam’iyah Nahdlatul Ulama --sejak awal mula perintisannya-- hingga sekarang sudah hampir satu abad. Demikian pula jarak kehidupan para ulama dan kyai sepuh yang mendirikannya pada tempo dulu dengan kehidupan kita pada jaman sekarang. Ibarat air sungai, maka kehidupan kita pada masa kini sudah cukup jauh dari sumber mata airnya, dan hampir mendekati muara. Terlebih dengan lompatan kemajuan...

Memaknai Status Jomblo Berdasarkan Keterangan Gus Baha

Memaknai Status Jomblo Berdasarkan Keterangan Gus Baha

Ungkapan bahwa jodoh itu ada di tangan Tuhan memang berlaku sepanjang masa. Sejak jaman Nabi Adam, Adam Malik, hingga Adam Jordan, urusan jodoh merupakan misteri ilahi. Perihal cinta dan perjodohan, setiap orang punya beragam cerita dengan segala tetek-bengeknya. Ada yang berhasil mendapatkan jodohnya, ada pula yang belum mendapatkan pasangannya. Mereka yang disebut terakhir ini kerap disebut dengan istilah jomblo. Saya tidak tahu sejak kapan istilah...

Mbah Moen dan Caranya Menyambut Tamu

Nasihat KH Maimun Zubair tentang Sikap Guru Terhadap Murid Sebuah Renungan Mendalam

Berpulangnya Mbah Moen menghadap Sang Pencipta menyisakan duka yang sangat mendalam bagi kita semua. Gurat kesedihan, isak tangis dan do'a dari jutaan umat manusia mengiringi kepergian beliau menuju kekasihnya. Ribuan pentakziah masih terus berdatangan ke rumah duka. Di beranda lini masa, ucapan belasungkawa, foto kenangan, cerita, dan obituari Mbah Moen terus mengalir, ditulis oleh banyak orang, memotret kehidupan beliau dari berbagai sudut pandang. Semua merasa...

Membaca Kembali Cara Kiai Hasyim Asy’ari Menghijaukan Daerah Hitam

Membaca Kembali Cara Kiai Hasyim Asy’ari Menghijaukan Daerah Hitam

Sebelum menjadi kawasan pesantren, Tebuireng pada masa-masa awal justru dikenal sebagai daerah hitam. Sebab, daerah itu masih bergelimang dengan dosa dan maksiat. Lokasinya yang berada di antara ladang tebu dan hutan yang jauh dari rumah penduduk semakin mendukung keberadaan warung remang-remang. Para pelacur, pemabuk, penjudi, para begal dan rampok yang datang dari berbagai penjuru makin mempertegas Tebuireng sebagai sarang kemaksiatan. Ketika beranjak senja, gelak tawa...

Kiai Ahmad Mudlor Tak Canggung Cangkruk dengan Santri

Kiai Ahmad Mudlor Tak Canggung Cangkruk dengan Santri

Saat pertama kali bertemu Kiai Mudlor, saya tidak menduga beliau seorang kiai yang alim dan pejuang sejati. Penampilan beliau sehari-hari biasa saja. Pakai baju lengan panjang, bersarung, bersongkok hitam, semuanya sederhana. Tidak ada atribut kekiaian macam jubah panjang maupun surban yang menempel di pundaknya. Lain dari itu, bagaimana saya menduga beliau seorang kiai, lha masa kiai kok "cangkruk" dengan santrinya, ngobrol santai dan bercanda dengan...

Islam, Pancasila dan Keindonesiaan

Islam, Pancasila dan Keindonesiaan

Pasca reformasi, perdebatan antara Pancasila dengan Islam semakin menghangat, bahkan memunculkan ketegangan. Ini dipicu dengan diusungnya gagasan negara khilafah yang menghadap-hadapkan langsung antara Pancasila dengan Islam. Sayangnya, perdebatan ini tidak disertai dengan kesepakatan memaknai nilai-nilai dasar Pancasila. Sehingga yang muncul adalah menegasikan unsur satu dengan yang lainnya. Jika memilih Islam maka dianggap mengkhianati Pancasila, sebaliknya jika memilih Pancasila berarti mengingkari Islam. Dalam konsep khilafah, nilai-nilai...

NU Sejati, NU Pedati, dan NU Merpati

NU Sejati, NU Pedati, dan NU Merpati

Secara kasat mata, jumlah warga NU (nahdliyyin) yang tersebar di seantero nusantara tidak bisa dihitung. Banyak di antara mereka yang tersebar di kota, sedangkan yang tinggal di desa tak terhitung lagi jumlahnya.  Mereka yang tersebut kemudian dipilah lagi menjadi dua bagian, yaitu warga NU kultural dan warga NU struktural. Warga NU kultural menunjuk pada sekelompok masyarakat awam yang secara tradisi mengikuti amaliah-amaliah NU, seperti tahlilan,...

Tawassuth sebagai Jalan Harmoni

Tawassuth sebagai Jalan Harmoni

Salah satu karakter beragama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang paling menonjol adalah tawassuth. Tawassuth atau moderat adalah berada di tengah-tengah, tidak terjebak pada titik-titik ekstrim, tidak condong ke kiri atau cenderung ke kanan. Seimbang antara dalil aqli (akal) dan naqli (teks kitab suci), tidak memihak tetapi lebih lebih bersifat menengahi. Dalam kehidupan sehari-hari, tawassuth terkespresi pada sikap yang seimbang antara pikiran dan tindakan, tidak gegabah dalam...

Page 2 of 2 1 2

POPULAR

MORE ON TWITTER