Beberapa alumni pesantren duduk di teras rumah milik seorang kawan. Ditemani air putih dan satu cembung kopi.
Pembicaraan diawali dengan sesuatu yang ringan. Gurauan khas pesantren. Setelah banyak bergurau kami bersepakat. Jika hidup ini sebenarnya mung mampir ngguyu. Sebentar saja. Lamanya itu nanti.
Peremenungan itu pun berlanjut. Malam makin larut akhirnya kami bersepakat untuk melakukan sesuatu bersama. Khas santri pastinya. Sederhana tapi mengena.
Kami pun membuat rumah bersama. Kami beri nama suluk.id, sebuah rumah yang dilahirkan karena kegelisihan kami para santri.
Rumah ini akan kita bangun dengan semangat kedamaian. Serta membahagiakan. Beragama tidak perlu marah-marah. Tapi harus menerbar senyum ramah.
Tak perlu dengan kekerasan tapi dengan cara yang mengesankan. Ruang-ruang digital memang akan menjadi referensi penting di masa kelak. Jadi, kami harus berbuat. Meski kata orang sudah terlambat.
Suluk.id ingin menjadi penyejuk di tengah hiruk pikuk yang saling menyesatkan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin menyajikan khasanah Islam khas pesantren. Khas surau-surau kecil.
Jangan kaget, jika nanti muncul artikel yang hanya berisi doa tidur. Atau semacam doa sebelum makan. Biarkan, esainya nanti dianggap receh. Memang kami berawal dari orang-orang recehan.
Suluk punya makna. Yakni, menempuh. Anggap saja sebuah lelaku. Bisa juga diartikan jalan spiritual.
Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk mengenal diri, memahami inti kehidupan. Termasuk pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah).
Melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Mari kita ber-suluk. Meneduhkan diri.
Launching Suluk.id
Suluk.id pun telah resmi dilaunching, Sabtu 18 Mei 2019. Persis 13 Ramadan. Empat hari lagi Nuzulul Quran. Harapannya suluk.id mendapat keberkahannya.
Tak ada pesta mewah dalam perayaan mengudaranya situs website ini. Hanya deretan tempat duduk dan karpet hijau di aula gedung PCNU Tuban. Disaksikan puluhan anak muda. Kami meminta doa. Agar bisa menjadi media yang bukan mengumbar kebencian. Melainkan kedamaian.
Kami menutup launching ini dengan berbuka bersama. Sebelumnya ada Tadarus Buku yang diampu oleh Gus Fahmi. Tentang kisah menarik khas pesantren.
Semoga rumah baru gagasan santri yang tergabung di Lembaga Ta’lif wan Nasyr bisa terus bermanfaat.
Kami minta doa. Setidaknya, panjatkan Alfatehah usai salat khususkan pada suluk.id.
Suluk.id merawat Islam Ramah serta mengajak beragama yang menggembirakan