Eksistensi dakwah berperan sebagai usaha mewujudkan ajaran Islam pada semua segi kehidupan manusia. Peran ini, menjadi anjuran bagi sesama muslim kepada muslim yang lainnya. Dakwah yang dilakukan pun, oleh setiap muslim harus berkesinambungan, maksudnya seruan yang dilakukan untuk mengubah perilaku manusia berdasarkan pengetahuan dan sikap beragama yang benar. Tujuannya untuk membawa manusia kejalan Allah SWT malalui cara-cara yang baik.
Di balik hal ini, terdapat ciri khas dakwah yakni berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Islam adalah agama yang diajarkan dengan cara damai oleh Rosululloh. Islam tidak memusuhi, tidak menindas unsur-unsur fitrah, mengakui adanya hak dan wujud, jasad, nafsu, akal dan rasa dengan fungsinya masing-masing (Alimuddin, 2007).
Suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sadar mengajak orang lain kejalan yang benar, yaitu berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar. Prinsip dakwah merupakan upaya mengajak, menganjurkan, atau menyerukan manusia agar mau menerima kebaikan dan petunjuk yang termuat dalam Islam. Atau dengan kata lain, agar mereka mau menerima Islam sehingga mereka mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Dakwah dalam pengertian amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup bermasyarakat. Hal ini, merupakan suatu kewajiban fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan ini, perlu direnungkan betapa pentingnya dakwah dalam kehidupan seorang muslim.
Oleh karena itu, tidak tepat bila ada asumsi tentang dakwah yang ditujukan hanya kepada orang non muslim, sedangkan orang muslim sejak lahir hidup dalam keluarga muslim, tidak lagi membutuhkan dakwah. Selain itu, dakwah yang disampaikan dalam bentuk ujaran kebencian, memusuhi, memprofokasi, dan lainnya yang berujung pada tindakan radikal tentu haruslah dihindari.
Perlu dipahami bahwa dakwah harus dimulai dari diri sendiri sebelum berdakwah kepada orang lain. Sehingga, berdakwah secara berkesinambungan, bukan pekerjaan yang mudah. Berdakwah tidak cukup hanya dilakukan dengan lidah, tetapi juga harus praktekkan dalam bentuk perbuatan.
Peran serta masyarakat dalam memahami bentuk-bentuk dakwah sangatlah penting demi tercapainya tujuan dakwah Islam. Dalam hubungan ini, kualitas seorang pendakwah harus benar-benar memiliki akhlak yang terpuji sehingga dapat menjadi panutan bagi orang-orang yang didakwahinya. Agar dakwah berhasil, diperlukan berbagai elemen yang terkait dengan unsur-unsur dakwah yang merupakan satu kesatuan konsep yang utuh. Dan tentunya, konsep dakwah tidak hanya membahas bagaimana pelaksanaan dakwah dilakukan, tentu lebih dari itu. Pasalnya hal ini dilakukan melalui berbagai cara dan berbagai metode dalam pelaksanaannya. Maka dari itu, dalam hal ini dakwah dikemas melalui konsep yang membuatnya menjadi lebih menarik karena adanya konsep-konsep yang membentuk di dalamnya.
Umumnya dakwah dapat dikaji dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang dakwah lebih banyak didasarkan atas pemahaman manusia terhadap sumber ajaran Islam, baik yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Kedua, dengan pengalaman yang berarti adanya peran akal. Akal inilah yang memadukan dua macam dorongan dalam simpul ikatan. Namun akal dalam memberikan pertimbangan dan memadukan dua kekuatan dorongan tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas.
Konsep dakwah banyak dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an. Misalnya, dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran ayat 159 yang berarti bahwa meletakkan dasar-dasar etika dakwah, seperti; semangat dan kebulatan tekad, artinya siap menghadapi tantangan dan hambatan, kemudian menyerahkan hasil akhir kepada Allah, termasuk sopan dan lemah lembut dan santun dalam tindakan dan ucapan, menghindari kekerasan dan pemaksaan kehendak.
Konsep dakwah sesuai dengan hadits yakni melakukan dakwah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan hal ini termaktub dalam hadits yang menyatakan bahwa “Barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak kuasa maka dengan lisannya, jika tidak kuasa dengan lisannya maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Hadits ini pada dasarnya menjadi konsep berdakwah seperti yang sudah dijelaskan diatas. Hal ini, mengajarkan bahwa apapun bentuknya, dakwah harus tetap dilakukan dengan tahapan-tahapan yang artinya, tetap mengarah kepada unsur-unsur kedamaian. Ingat bahwa agama selalu mengajarkan untuk tetap cinta damai.
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedang menempuh studi strata satu, program studi manajemen dakwah.